We Are Finally Home

4.8K 522 57
                                    

Singto benar-benar menepati janjinya pada Mr. Hwang, membawa Krist mengunjungi pria itu untuk meminta restunya dan sekarang mereka sedang menunggu tuan rumah menemui mereka, sudah 1 jam mereka datang dan tak ada tanda-tanda Mr. Hwang muncul menemui mereka.

Krist berjalan ke arah salah satu pengawal ayahnya, ia sudah tak sanggup lagi menunggu "Hei..." Krist menusuk-nusukan jari telunjuknya ke lengan si pengawal "Antarkan aku ke tempat pria tua itu"

"Maaf tuan muda, anda dan teman anda hanya boleh menunggu tuan besar di ruangan ini sampai dia sendiri yang datang menemui kalian"

"Hhhh.. dasar pria tua menyebalkan, dia pikir aku tak banyak pekerjaan" Gerutu Krist

Singto yang sejak tadi memperhatikan kebosanan Krist, sejujurnya ia juga sangat bosan, tetapi apapun akan ia tempuh demi masa depannya dengan Krist.

"Sayang..." Singto memanggil Krist dengan suara penuh kelembutan.

Krist menolehkan wajahnya, hanya dengan melihat gestur tubuh yang diperlihatkan Singto, Krist tahu Singto menyuruhnya duduk dengan tenang dan sabar menunggu.

"Aku mulai kesal babe, dia pasti mengerjai kita"

"Kit.." Panggil Singto dengan suara semakin lembut untuk kedua kalinya.

"Khap" Krist mendekati Singto dan duduk tepat disebelahnya.

Saat Singto sudah memanggilnya seperti itu, ia seperti terhipnotis dan selalu menurut pada kekasihnya, walau nada suara yang dikeluarkan sangat lembut namun di dalamnya tersirat sebuah perintah dan apalah daya Krist Perawat yang sudah terlalu dalam jatuh pada pesona Singto. Krist tersenyum saat matanya bertatapan dengan Singto, dan Singto dengan lembut mengusap sayang kepala Krist.

"Berakting seperti dua orang yang saling mencintai hah??"

Mendengar kalimat ejekan, keduanya serentak menolehkan ke arah seseorang yang melempar sindiran.

Hwang berjalan menuju anaknya

"Aduuh.. duhh sakit dad, kenapa telingaku kau tarik sih?"

"Little Rascal, aku hanya menyuruhmu menunggu sebentar tetapi kau malah mengganggu pengawalku"

"Dad.. aku dan Singto adalah pria dengan kesibukan kerja yang tinggi, tiap detik waktu yang kami punya itu sangat berharga"

"Kit..."

Krist hanya mengangkat kedua tangannya saat Singto seperti itu lagi dan lagi.

"Cih.. kau apakan anakku sampai membuatnya tak berkutik meski kau hanya memanggil namanya"

Singto hanya tersenyum "Mr. Hwang, aku menepati janjiku untuk mengunjungimu dan secara langsung meminta persetujuanmu mengenai pilihan kami untuk hidup bersama"

"Sampai kapan?"

"Maksud anda?" Tanya Singto bingung.

"Sampai kapan kau akan hidup bersama dengan anak ku?"

Krist dan Singto keduanya saling pandang, sebagai reaksi dari pertanyaan Mr. Hwang.

"Sampai Krist yang memohon padaku untuk meninggalnya, jika seumur hidup ia tak pernah melakukannya, itu berarti aku akan hidup dengan Krist sampai nyawa kami meninggalkan raga"

"Kau terlalu membual nak, dan kau.." Hwang menunjuk tepat ke arah muka anaknya "Kau terlalu bodoh karena percaya omong kosong anak ini"

"Aku tak pernah tahu tentang masa depanku dengan Singto, jika memang pada akhirnya aku tahu Singto hanya membual, aku tetap mencintainya"

The Air I BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang