Sedikit demi sedikit Singto mulai mencerna semua penjelasan yang diungkapkan Krist, pamannya benar-benar sorang iblis berwujud manusia, dia bahkan bukan hanya menghancurkan kebahagiaan keluarganya, tetapi juga membuat seorang anak menyaksikan langsung kematian ibunya secara keji. Ini semakin menikam hatinya saat kebenaran juga mengungkap bahwa Raichan adik perempuan kesayangannya, adik yang ia jaga separuh hidupnya ternyata anak kandung pria iblis itu. Apa yang harus ia lakukan jika suatu saat Rai tahu dia bukan adik kandungnya. Hatinya pilu mendengar Krist, pria yang ia puja, ia cinta, ia janjikan keindahan dunia saat ini menangis dipangkuannya.
"Ma.. maaf.. maafkan atas semua yang terjadi pada ibumu, maaf karena keluargaku penyebab kau kehilangan wanita paling kau cintai.. maaf.. untuk semua yang dilakukan pamanku pada keluargamu Krist.. maaf.." Singto hanya mampu mengucapkan banyak kata maaf pada pria di hadapannya.
"Maaf Krist.. Maafkan aku."
"No.. no ..no" Krist meraih wajah wajah Singto agar ia menatap mata Krist. "Ku mohon lihat aku" Mata Singto perlahan menatap the hazel eyes yang lama ia rindukan. "This is not your fault babe, aku menjelaskan semua kebenaran ini agar kamu tidak dilukai oleh ayahku atau siapapun, semenjak kemunculan ayahku di mansion mu saat itu, aku yakin bahwa ayahku bukan hanya ingin bekerjasama denganmu, dia pasti akan mencari tahu siapa pria yang sedang dekat dengan anaknya, aku tidak mau dia salah paham saat tahu semuanya, untuk itu aku meluruskan semua fakta yang aku tahu, ini bukan pertama kalinya dia melakukan itu padaku, mencari tahu soal hidupku dan orang-orang terdekatku" Krist menatap ayahnya secara tiba-tiba dan membuat sang ayah terkejut dengan apa yang dilakukan anaknya.
"Cihh... aku tahu dad.. setelah aku kembali ke Bangkok, kau selalu memata-mataiku, kau menyuruh beberapa anak buahmu untuk memantau semua yang aku lakukan setiap hari, kau tahu dad, aku tidak pernah masuk secara sembarangan ke ruang kerja Singto apalagi ketika ia sedang mengadakan pertemuan penting. Tetapi hari itu saat aku mampir ke mansion Singto, aku melihat beberapa anak buahmu yang sering mengikutiku, dan feeling ku benar jika kau ingin memasuki kehidupanku lagi."
Hwang tidak menyangka, anak laki-lakinya yang terkesan selalu bergantung dan manja pada istrinya akan menjadi pria seperti sekarang, ia bahkan kalah telak dari putranya dalam mengungkap kematian sang istri.
"Babe, sekarang tujuan kita sama. Mari kita perbaiki semua yang telah dirusak oleh dr. jay, aku akan membantumu untuk mengembalikan semua seperti semula walau orang tua kita tidak akan pernah lagi kembali, setidaknya jangan biarkan kematian mereka menjadi terlalu sia-sia. Perbaiki lah nama baik ayahmu sebagai dokter bedah terbaik di negara ini."
Kit meyakinkan Singto, apapun yang terjadi di masa lalu tidak akan berpengaruh apapun untuk perasaannya pada Singto.
"Kau tidak mau meminta restuku untuk bersama pria ini?"
Krist melirik malas ayahnya
"Should I?"
"Ya... Krist Perawat Hwang, kau ini keturunanku, darahku mengalir dalam aliran darahmu, ketampanan mu juga menurun dari wajah tampan milikku dan sekarang kau tidak melibatkan diriku saat kau memutuskan hidup dengan orang lain?"
"For Lord Sake.. bukankah akan terasa aneh jika aku meminta izinmu?"
"Tentu saja tidak aneh, kau ini anakku satu-satunya."
"Hhhh.. menikahlah lagi dan produksi anak sebanyak yang kau bisa dad dan berhentilah mencampuri hidupku dengan kekasihku."
Singto benar-benar dibuat bingung dengan interaksi kedua ayah dan anak ini. Seperti ini kah hubungan antara ayah dan seoarang anak, Singto sangat hormat pada ayahnya dia selalu bertutur kata yang baik saat berbicara pada sang ayah. Tetapi lihatlah mereka, Krist bahkan selalu terkesan menantang ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Air I Breath
Fanfic*Krist Perawat * Seorang dokter ahli bedah, tidak suka diatur, hanya bekerja sesuai dengan keinginanya, membenci semua sistem yang berhubungan dengan peraturan rumah sakit. "saya tidak pernah gagal" itulah yang sering ia ucapkan ketika semua orang m...