Singto mempercepat langkahnya untuk masuk ke dalam rumah setelah turun dari mobil, auranya benar-benar terlihat gelap setelah sang adik mengirimkan sebuah majalah ke kantornya. Dia sungguh tak habis pikir dengan kelonggaran Raichan dan Jos pada kedua anaknya, belum lagi Krist yang juga berkomplot untuk memberi kebebasan kepada Sky dan Galaxy. Singto mungkin seorang bajingan tetapi dia adalah orang yang cukup kolot jika soal pergaulan terutama masalah kedua anaknya.
"Syukurlah kalian berada di rumah" Ucap Singto langsung tanpa memberikan salam terlebih dahulu ketika masuk ke dalam rumah "Tolong panggilkan anak perempuanku, ada yang harus ku bicarakan pada kalian terutama padanya"
Sky langsung berlari ke arah kamar sang adik tanpa bertanya ada masalah apa, karena ketika sang daddy sudah menyebut anak perempuan dan anak laki-lakiku, itu berarti kemerahan sang daddy tidak main-main dan Sky juga Galaxy tak akan berani untuk membantah, begitupun dengan sang papa.
"Ada apa? Kenapa aura ketua gangster tiba-tiba saja muncul lagi setelah sekian lama?" Tanya Krist yang bingung dengan sikap suaminya saat pulang ke rumah.
"Kita bicara setelah Sky dan Galaxy berada disini"
Krist hanya mengangguk patuh meski dia sendiri tak tahu apa yang terjadi dengan suaminya. Singto sepertinya sedang tidak bisa didebat entah karena masalah apa.
"Hai dad" Sapa Galaxy santai yang langsung diberikan peringatan oleh sang kakak dan juga papanya "Ada apa sih?" Lanjutnya karena masih bingung dengan apa yang terjadi sekarang.
"Kalian berdua duduk" Titah Singto pada kedua anaknya.
Sky dan Galaxy mengikuti saja perintah sang daddy dengan wajah kebingungan.
Setelah kedua anaknya duduk dengan tenang dihadapannya, Singto mengeluarkan sesuatu dari dalam tas kerja dan langsung saja melempar benda itu ke meja di depan Sky dan Galaxy yang membuat anak-anaknya saling memandang satu sama lain.
"Tolong bilang pada penerbit majalah itu untuk menarik semua majalah yang sudah dijual ke pasaran tanpa ada yang terlewat"
Krist segera mengambil majalah yang baru saja dilempar Singto. Disana terlihat beberapa foto dimana sang anak Galaxy sedang berpose dengan sangat baik.
"Wow... Cantiknya Galaxyku, papa tak menyangka si nona dokter ini bisa juga melakukan hal lain selain menakuti pasien" Komentar Krist
"Mengobati pasien pa" Tukas Galaxy malas.
"Mengobati sembari menakuti karena wajahmu selalu datar jika bertemu pasien"
"Papa kok bicara begitu sih? Bikin aku kesal saja"
"Memang kenyataan"
"Hei... Hei... Hei..." Singto protes sembari menepuk nepuk meja "Kenapa kalian justru ribut masing-masing disaat aku sedang marah"
"Kau benar-benar marah hubs? Ku pikir hanya berakting saja"
"Krist Ruangroj"
"Krist Huang, kau bisa dimarahi The God Father jika mengganti nama belakangku dengan seenaknya"
Singto memejamkan matanya geram, sudah hilangkah wibawanya didalam keluarga absurd ini. Ia benar-benar sangat marah sekarag karena melihat anak perempuannya berfoto terlalu seksi untuk sebuah majalah dan Krist hanya menanggapi dengan santai.
"Daddy marah karena aku menjadi model majalah?" Tanya Galaxy pada akhirnya.
"Daddy marah karena pakaian dan posemu terlalu berani baby girl, kau menjadi konsumsi banyak orang, bagaimana kalau salah satu dari mereka jadi terobsesi dan pada akhirnya membahayakanmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Air I Breath
Fanfic*Krist Perawat * Seorang dokter ahli bedah, tidak suka diatur, hanya bekerja sesuai dengan keinginanya, membenci semua sistem yang berhubungan dengan peraturan rumah sakit. "saya tidak pernah gagal" itulah yang sering ia ucapkan ketika semua orang m...