Dua jam sudah Kit menghabiskan waktu di dalam ruang operasi. Operasi yang seharusnya bisa ia selesaikan lebih cepat nyatanya baru selesai satu jam lebih lama dari perkiraan waktunya. Kit harus menghentikan pendarahan pada pasien akibat kesalahan dari asisten baru yang kurang hati-hati memasukan alat ke dalam tubuh pasien. Untung saja sebelum pendarahan melebar ke area lain, Kit segera menangani dengan baik sehingga operasi berjalan lancar sampai akhir.
Kit memasuki ruangannya dan melihat semua dokter ahli bedah beserta perawat sedang berkumpul dan sepertinya terlibat pembicaraan serius. Kit tidak pernah peduli dengan apa yang teman-teman seprofesinya lakukan apalagi jika itu berhubungan dengan menggosipkan seseorang, itu hanya membuat telinganya sakit jika mendengarkan semua ocehan mereka.
Ketika sedang menikmati cokelat barnya, seseorang menduduki kursi di sebelah Kit, dan mulai mendekatkan dirinya pada Kit.
"Hei penyihir, kau tau tidak rumah sakit ini sudah dimiliki oleh orang baru." Si dokter mini selalu saja menggangu kenikmatan hidupnya jika ada kesempatan.
Kit menghela nafasnya kasar dan berhadapan dengan dokter kecil yang sialnya adalah satu-satunya mahluk yang ingin berteman dengannya di Rumah Sakit ini.
"Aku tidak peduli."
"Selalu saja begitu, apa sih yang kau pedulikan dalam hidup?" Gun terlihat kesal dengan jawaban Kit.
"Mengoperasi pasienku, jadi jika kau ingin ku pedulikan kau harus menjadi pasienku di meja operasi"
"Sialan kau penyihir, kau mendoakan ku sakit parah" Gun memukul bahu Kit dengan cukup keras tetapi Kit hanya mengangkat bahunya tak peduli.
"Semua dokter ahli bedah diharapkan segera berkumpul di Aula Utama, semuanya.. tanpa terkecuali" Perintah asisten direktur kepada semua dokter ahli bedah terutama kepada Dokter Krist Perawat si pengacau abad ini.
Semua dokter bergegas menuju Aula Utama, dan tugas Gun adalah menarik Kit untuk mengikuti yang lainnya sebelum ia menghilang seperti kecepatan cahaya. Gun menarik dan memegangi lengan Kit agar sahabatnya tidak pernah bisa kabur seperti yang selalu ia lakukan jika ada pertemuan antar dokter di Rumah Sakit ini.
Ketika Kit dan Gun memasuki Aula Utama, semua dokter dari semua divisi sudah berkumpul dan berbaris rapih sesuai dengan divisi masing-masing. Para direktur pun sudah menempati dan menduduki kursi mereka masing-masing. Kit dan Gun segera menuju barisan, Kit sudah terjebak di dalam ruangan ini ia tidak bisa melakukan apapaun lagi selain hadir dalam pertemuan ini.
Direktur utama sekaligus pemilik rumah sakit, Dokter Jay Ruangroj memasuki Aula Utama dan semua orang memberikan hormat kepadanya. Sudah lama sekali ia tidak mendatangi rumah sakit jika tidak ada kegiatan yang sangat penting, ia tidak pernah muncul setelah menyatakan dirinya pensiun dari dunia kedokteran.
"Selamat sore semua, rasanya sudah cukup lama saya tidak melihat para dokter berkumpul di Aula Rumah Sakit ini. Pertemuan kali ini saya ingin menyampaikan berita mengenai pengunduran diri saya sebagai direktur utama dan secara resmi memperkenalkan pemilik baru dari rumah sakit ini."
Seseorang yang diikuti beberapa orang dibelakangnya memasuki Aula Utama dan berdiri tepat di sebelah Dokter Jay. Kit yang saat itu sedang menguap karena bosan dengan semua pertemuan ini tiba-tiba tersedak ketika matanya tertuju pada seorang pria yang berdiri dengan angkuhnya dan mata pria itu memberi tatapan mengerikan kepada semua orang yang sedang memperhatikannya.
"Wahh.. terlalu tampan, hei Kit kira-kira siapa pria yang berdiri di sebelah direktur kita?" Tanya Gun kepada Kit
"Aku tidak tahu dan tentu saja tidak peduli"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Air I Breath
Fanfiction*Krist Perawat * Seorang dokter ahli bedah, tidak suka diatur, hanya bekerja sesuai dengan keinginanya, membenci semua sistem yang berhubungan dengan peraturan rumah sakit. "saya tidak pernah gagal" itulah yang sering ia ucapkan ketika semua orang m...