Operasi untuk Tuan Tum ternyata lebih dari perkiraan seorang Krist Perawat, ia bahkan hampir keluar dari ruang operasi untuk menemui Profesor Nat dan memberikan sedikit hadiah pada wajahnya yang angkuh, ketika ia melihat hasil kerja pria itu saat pertama kali Kit melakukan pembedahan pada Tuan Tum. Bagaimana bisa seorang Profesor memiliki kemampuan bedah sangat buruk, entah apa yang ia kerjakan sepanjang karirnya sebagai dokter. Penelitian bullshit yang ia agung-agungkan bahkan setelah sekian lama ia kerjakan tidak mampu membawanya mengikuti konferensi dokter tingkat tinggi. Itulah mengapa ia benci sistem rumah sakit yang hanya mengandalkan koneksi, sistem yang pada akhirnya menghasilkan dokter-dokter dengan jabatan setinggi langit tetapi kemampuan tiarap hingga ke dasar bumi.
Hari ini ia benar-benar kelelahan, syukurlah kondisi Tuan Tum stabil pasca operasi. Ia benar-benar butuh asupan makanan yang banyak untuk memulihkan tenaga dan pikirannya kembali. Rumah sakit sudah terlihat sepi karena sudah hampir tengah malam, lagi-lagi ia bekerja melebihi jam kerjanya. Ia akan melakukan perawatan tubuh seharian karena besok adalah jadwalnya libur.
Krist akan bersiap untuk pulang ke apartemennya, ketika ia memasuki ruang dokter masih ada sebagian dokter bedah di dalam ruangan yang sedang membantu Profesor Nat untuk mengerjakan penelitian pria itu. Mereka dengan sukarela mengorbankan waku istirahat untuk berkutat dengan tumpukan kertas demi kepuasan Sang Profesor tidak berguna itu.
Krist menyusuri lorong rumah sakit yang sepi untuk menuju lift dan segera menuju lobi utama rumah sakit, karena taksi yang ia pesan sudah menunggunya di luar.
"Apakah anda Dokter Krist Perawat dari divisi bedah?" Krist menghentikan langkahnya ketika namanya di sebut oleh seseorang. "Apakah anda dokter yang tidak pernah gagal dalam mengoperasi pasien? kaki saya sudah lama sakit, tolong operasi saya."
"Anak-anak harus ditangani oleh bagian pediatric jadi silahkan kamu pergi kesana." Krist melanjutkan langkahnya untuk segera pulang.
"Dokter di sana semua tidak berguna." Anak itu mencoba menjelaskan pada Kit apa kemauannya dan terus mengikutinya. "Aku sudah menjelaskan bahwa itu sangat menyakitkan, tetapi mereka bilang tidak ada yang salah pada diriku."
"Jika kamu merasakan sakit, itu artinya ada yang salah."
"Apakah dokter Krist bisa memperbaikinya?"
"Seperti yang sudah aku katakan, anak-anak harus ditangani oleh divisi pediatric."
"Dokter Krist, ku mohon bantu aku menghilangkan rasa sakit ini." Anak itu terus saja mengikuti Kit dan tidak melepaskannya, "Aku tidak bercanda, ini benar-benar menyakitkan."
Tiba-tiba anak itu menunduk dan memegang pahanya sembari berteriak kesakitan, Kit menyuruh seorang perawat untuk segera mengangkat anak tersebut dan membawanya ke Emergency Room khusus anak. Kit mengikuti perawat tersebut untuk memastikan agar dokter spesialis anak segera menangani anak tersebut.
"Saya akan segera menghubungi Dokter Tawan untuk segera memeriksa Puwee." kata sang perawat kepada Kit.
Anak itu terus saja memegang paha sebelah kanannya, apa ia benar-benar merasa kesakitan? Kit tidak pernah menangani anak-anak sebelumnya.
Seorang dokter yang ia yakini mungkin seumuran dengannya memasuki ruangan dan segera menemui anak itu.
"Ohh.. Puwee kali ini apalagi yang kau rasakan sayang?" tanya Sang Dokter kepada si anak.
"Anak ini mengeluhkan sakit dibagian paha, jadi saya menyuruh perawat membawanya kesini, karena anda sudah datang jadi saya permisi dahulu." Kit berpamitan untuk segera meninggalkan ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Air I Breath
Fanfiction*Krist Perawat * Seorang dokter ahli bedah, tidak suka diatur, hanya bekerja sesuai dengan keinginanya, membenci semua sistem yang berhubungan dengan peraturan rumah sakit. "saya tidak pernah gagal" itulah yang sering ia ucapkan ketika semua orang m...