I Never Failed

7.6K 792 20
                                    




Pagi ini harusnya masih menjadi jadwal libur bagi dr Krist Perawat, tetapi sahabatnya Gun sejak semalam menerornya untuk menggantikan jadwal operasi yang harusnya dilakukan oleh pria kecil itu. alesannya ya apalagi kalau bukan ingin menjemput pria tersayangnya yang akan berlibur ke Bangkok. Off pacar Gun sedang meneruskan studi S2-nya di Inggris tentu saja pria kecil itu selalu mengorbankan apapun termasuk jadwal operasi pasiennya demi bertemu si pacar.

"dasar pria kecil, walau aku suka sekali mengoperasi pasien tetapi dia selalu saja memanfaatkan aku. tetapi baguslah hari ini ada jadwal operasi, aku akan mendetox diriku dari pengaruh pria sinting itu"

Krist berjalan menuju halte bus di dekat aprtemennya, dengan segelas pink milik yang ia beli di kedai dekat aprtemen, moodnya selalu membaik dengan segelas pink milk sepenat apapun otaknya ia akan langsung merasa kembali bergairah dengan hanya segalas minuman kesukaannya.. (apalagi jika meminum pink milk dengan melihat tubuh telanjang Christian Grey baterai di dalam tubuhnya langsung penuh seketika).

Hari ini kota Bangkok cukup panas, tetapi dia lebih suka udara seperti ini dibanding dengan cuaca dingin yang akan membuat seluruh badannya tertutup dengan alergi, dan itu akan sangat mengganggu wajahnya yang menurutnya sangat tampan. sebuah sedan Audi R8 berwarna hitam tiba-tiba berhenti di depan halte tempat Kit menunggu busnya. semua orang yang sedang menunggu bus tentu saja mengalihkan perhatian mereka ke arah mobil itu. tak lama keributan semakin menjadi tatkala pintu mobil itu terbuka, dan keluarlah seorang pria dengan setelan jas berwarna biru tua dengan kacamata hitam bertengger di atas hidungnya yang mancung. Kit yang sedari tadi memfokuskan diri dengan tabletnya untuk mengecek operasi yang akan dia lakukan demi menggantikan si pria kecil, mau tidak mau mengalihkan perhatiannya tatkala seorang berdiri tepat dihadapannya. Betapa terkejutnya Kit ketika ia tahu siapa yang sedang berdiri di depannya.

"shiaa.. apa yang anda lakukan disini" Kit tidak mampu menyembunyikan wajah terkejutnya.

"menjemput pasanganku" jawab laki-laki itu singkat

"ohhh.." Kit tidak memperdulikan lagi pria itu dan kembali ke tabletnya, operasi yang akan ia lakukan hari ini cukup rumit kanker paru dengan komplikasi efusi pleura atau pengumpulan cairan didalam kantong yang mengelilingi paru-paru dan menyebabkan sesak nafas akut (serius ini copy paste dari google) dan si pria kecil itu benar-benar mengerjainya kali ini.

ketika sedang fokus dengan tekhnik operasi yang akan ia lakukan untuk pasiennya kali ini tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang. tentu saja Kit terkejut dengan apa yang pria itu lakukan.

"Hei.. Tuan apa yang anda lakukan" Kit menyentak pergelangan tangannya yang sedang dicekal pria itu

Pria itu berbalik dengan menatap Kit, mata mereka kembali saling beradu, mata biru sebening lautan yang lagi-lagi membuat hatinya bereaksi aneh. Pria di depannya berdiri sambil memasukan kedua tangganya di saku celana dan itu membuat Kit muak.

"aku akan mengantarmu" Ucap pria itu dengan santainya, dan dengan seringai tipis di bibirnya.

"oh.. tidak tidak, saya tidak perlu diantar, saya bukan anak taman kanak-kanak yang perlu antar jemput, lagian anda harus menjemput pasangan anda bukan, maaf Tuan bus saya sudah datang, saya harus segera sampai rumah sakit karena ada operasi, saya permisi"

Kit langsung berjalan menuju busnya berada, ia harus segera sampai rumah sakit karena operasinya akan dimulai 2 jam lagi. Sesampainya dirumah sakit Kit berpapasan dengan seluruh dokter dan perawat yang sedang mengadakan apel pagi, Kit melewati barisan para dokter dan perawat begitu saja, ia tidak pernah ingin terlibat dengan peraturan-peraturan rumah sakit yang ia anggap kuno. Harus berkeliling dari satu bangsal ke bangsal lain menyapa ramah kepada seluruh pasien seolah-olah mereka adalah dewa penolong tanpa cela, bersikap seakan mereka tidak pernah membedakan mana pasien mampu dan kurang mampu, padahal kenyataan hampir seluruh dokter terutama dokter spesialis di rumah sakit ini lebih memilih menangani pasien eksklusif demi kepopuleran dan demi isi tabungan mereka. Hal itu tidak berlaku bagi Krist Perawat dokter bedah dengan kemampuan luar biasa yang hanya ingin melakukan pekerjaannya tanpa melihat status sosial pasiennya, yang ia tau hanya menolong pasien dan memberikan harapan hidup yang lebih panjang.

The Air I BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang