Satu Minggu setelah kejadian di Mansion milik Singto, Krist menghilang seperti ditelan bumi. Ia bahkan mengajukan cuti pada Profesor Phaka dihari yang sama dengan pertemuan mengejutkan itu. Sudah satu minggu setelah kejadian itu, Singto hanya bekerja di Mansion tidak berniat untuk mencari keberadaan kekasihnya. Ia hanya mendapatkan kabar dari New bahwa Krist pergi dan sampai sekarang tak ada tanda-tanda kembali. Singto bertahan karena ia ingin penjelasan, tetapi setelah satu minggu berlalu Kristnya bahkan entah berada dimana. Mr. Hwang sempat menceritakan bahwa Krist adalah anak laki-laki semata wayang keluarga mereka. Hubungan mereka renggang setelah kematian sang mama. Singto tak bergeming mendengar cerita Mr. Hwang, karena dalam hatinya berjanji penjelasan Krist lah yang akan ia percaya walau nantinya itu akan menebar luka.
New merasa khawatir dengan kondisi sahabatnya, ia takut kenyataan ini akan membuat Singto kembali terpuruk sama seperti 10 tahun lalu, butuh waktu lama Singto menata hidupnya, membuka hatinya untuk mencintai orang lain selain keluarganya. Dan sekarang ia lagi-lagi terpukul walau kondisinya tidak separah dahulu.
"Sing.. jika kau adalah cintanya, Krist pasti kembali dengan penjelasan. Aku belum mengenal Krist, tetapi setelah melihat saat dia memohon kau percaya padanya aku yakin bahwa kau berharga untuknya."
"Entahlah New, satu minggu bahkan ia tak terjangkau olehku. Aku benar-benar tidak mengenal siapa kekasihku, pria yang ku kira hanya seorang dokter nyatanya ia adalah keturunan dari seorang legenda mafia."
"Aku harap kau tegar kali ini. Demi misi kita dan demi adikmu yang sudah terlalu lama terpisah denganmu." New menepuk pundak Singto untuk memberikan dukungan pada sahabatnya.
Dimana Kristnya, apa yang akan ia lakukan jika sebagian hatinya tak pernah kembali. Singto pernah mengucap janji jika Krist akan menjadi tempatnya pulang sejauh apapun ia pergi, tetapi ia lupa menyuruh Krist berjanji padanya. Bolehkah kali ini ia meragu pada Kristnya?.
****
Sementara di sebuah gedung pencakar langit kota Manhattan, Kit baru saja mewujudkan mimpi seseorang untuk memiliki sebuah perusahaan penerbit terkenal di kota itu. Hanya karena alasan pria itu sangat memuja perempuan yang menjabat sebagai kepala editor di perusahaan itu, Kit harus bersusah payah meyakinkan pemilik perusahaan yang kebetulan adalah room mate saat Kit berkuliah, untuk rela melepaskan perusahaan miliknya dengan harga diluar logika. (dasar bedebah, demi seorang wanita ia bahkan rela mengeluarkan banyak dollar, kalau sampai ia tidak bisa memiliki wanita itu aku bersumpah akan merubuhkan gedung yang sangat ia banggakan ini).
"Bos, ini sudah satu minggu anda berada di perusahaan. Biasanya anda hanya bertahan 2 sampai 3 hari saja." Tanya seorang asisten pada Kit
"Itu karena bos besar mu memiliki hutang padaku, aku memberikan pertolongan padanya dan seperti biasa aku meminta imbalan." Seorang pria dengan wajah setengah Asia memasuki ruang kerja Kit tanpa permisi.
"Cihh... aku sudah melunasi hutangku padamu, ku persembahkan The Hideway Group untukmu. Kau puas?"
"Kau selalu yang terbaik Kit, kau memang seharusnya berada di tempat ini. Kau memiliki segalanya disini tetapi kenapa kau justru memilih hidup sebagai dokter dengan penghasilan setara dengan office boy di kantor ini."
"Trinity.. bisa kau tinggalkan aku berdua saja dengan pria sialan ini."
Sang asisten segera meninggalkan ruang bosnya.
"Jos, aku sudah menyelesaikan semuanya, aku harus kembali ke Bangkok dan menemui kekasihku. Aku menghilang begitu saja tanpa mengabari dia setelah kejadian di pertemuannya dengan pria tua itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Air I Breath
Fanfiction*Krist Perawat * Seorang dokter ahli bedah, tidak suka diatur, hanya bekerja sesuai dengan keinginanya, membenci semua sistem yang berhubungan dengan peraturan rumah sakit. "saya tidak pernah gagal" itulah yang sering ia ucapkan ketika semua orang m...