Krist begitu bahagia saat kedua anakya berkumpul di satu meja makan bersamanya dan juga Singto. Terutama ketika anak perempuan yang tinggal bersama Rai dan Jos menginap di rumahnya. Sky dan Galaxy seperti warna baru dalam kehidupan pernikahan mereka, meski Krist dan Singto tak bisa memiliki anak kandung sendiri tetapi mereka sudah tahu konsekuensi apa ketika memilih jalan seperti ini. Memiliki Sky dan Galaxy sudah cukup atau bahkan lebih dari cukup untuk melengkapi kisah hidupnya.
"Apa kau sudah punya kekasih Gal?"
"Belum pa"
"Kenapa?"
"Aku belum menemukan pria seperti daddy"
"Fans daddy nomer 1" Sky mencebik, sejak kecil Galaxy memang sangat menempel dengan daddynya. Setelah dewasa ia bahkan selalu berikrar ingin memiliki pasangan seperti daddy.
"Ada banyak pria yang mendekati ku, aku bukannya sombong tetapi aku tak tertarik sama sekali"
"Karena?"
"Mereka terlalu banyak bicara, terlalu banyak mengumbar kata manis, pokoknya terlalu banyak hal yang membuat ku muak"
"Berarti kau tidak bisa bersama pria yang seperti daddy mu"
"Memangnya kenapa pa?"
"Karena dia terlalu cheesy bahkan sampai sekarang" Krist tertawa saat melihat wajah terkejut Singto, jika ia tidak salah ingat pria yang sudah lama sekali ia nikahi ini selalu membuatnya sakit kepala saat pendekatan dulu.
"Ih.. Dad, kenapa harus ada cerita ini sih? Aku sudah membayangkan kau yang sangat tampan, misterius tetapi hangat bukan cheesy"
"Buahahaha.... Sabar ya sista, kau harus lebih sering tinggal di sini supaya kau tahu betapa manjanya dad sama papa"
Singto hanya melanjutkan makannya dengan santai, ia belum mengeluarkan suara untuk
menyela percakapan heboh kedua anaknya dan Krist.Galaxy berhenti makan dan melipat kedua tangannya di depan dada. Seketika khayalannya buyar tentang sosok pria yang ia inginkan, sebagai fans berat sang daddy cerita papa dan Phi Sky membuatnya hilang selera.
"Kenapa harus ada tipe spesifik saat memilih orang yang ingin kau sukai?" Singto mulai bertanya.
"Ya... Karena aku ingin pria seperti itu"
"Percuma sayang, kau memiliki segudang tipe untuk menjadi patokan mencari seorang kekasih, karena semua itu akan bisa dikalahkan dengan satu klik"
"Maksudnya?"
"Saat kau merasa hati mu klik dengan seseorang, segudang tipe yang kau miliki akan hilang begitu saja seperti debu"
"Yeahh... That's my man" Seru Krist pada kedua anaknya.
Sky mengacungkan dua ibu jari kepada sang daddy, bagian ini yang selalu Sky kagumi dari pria itu. Tenang, penuh dengan kewibawaan dan penyayang tentu saja.
"Jadi Gala tidak boleh punya tipe spesifik?"
"Boleh, tetapi jangan jadikan itu sebuah acuan karena pada dasarnya di masa depan kau tidak akan pernah tahu seperti apa orang yang membuat hati mu nyaman, biarkan saja dia mengalir seperti air.. Jika alirannya kecil itu terasa sangat menyenangkan tetapi jika alirannya deras kau harus menahannya agar tidak terbawa arus"
Krist tersenyum, Singto selalu bisa membuatnya semakin jatuh cinta. Meski usia
mereka tidak lagi muda tetapi cinta mereka masih tetap sama atau bahkan bertambah besar."Jadi intinya?" Gala masih penasaran karena dia tidak pernah bisa puas hanya dengan sedikit penjelasan.
"Begini, ketika kau di dekati oleh seseorang biarkan itu mengalir begitu saja, jangan langsung mengambil keputusan bahwa dia bukan tipe ku dan membuat mu langsung bersikap acuh tak acuh, berteman saja Gal jika kalian cocok pada akhirnya semesta akan berkonspirasi untuk menyatukan kalian"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Air I Breath
Fanfiction*Krist Perawat * Seorang dokter ahli bedah, tidak suka diatur, hanya bekerja sesuai dengan keinginanya, membenci semua sistem yang berhubungan dengan peraturan rumah sakit. "saya tidak pernah gagal" itulah yang sering ia ucapkan ketika semua orang m...