Yoon Jeonghan - [Witness] 2

3.2K 363 76
                                    

Duhhh ngaret banget ya lanjutannya 😭😭😭


Happy reading!^^



~°~°~



"Jadi, hal apa yang akan kita lakukan pertama kali?"

Jeonghan mengerutkan dahi, tampak berpikir keras. Ini masih sangat pagi, tapi ia sudah diharuskan untuk berpikir. Ia tidak bisa menyia-nyiakan waktu. Ia harus menangkap pelaku dengan tangannya sendiri sebelum orang lain mendapatkannya.

Ia kemudian menatap lurus ke depan, menunjukkan wajah yang amat sangat serius pada tunangannya. "Pertama, kita hubungi teman-temanmu dan mencari bantuan."

Jung (y/n), wanita itu spontan memukul kepala Jeonghan dengan ujung sumpit. "Pabo! Bagaimana bisa aku menghubungi teman-temanku ketika aku tidak membawa alat komunikasi?!"

Jeonghan menyentuh kepalanya lalu membulatkan mata. "Kenapa kau meninggalkan ponselmu?!"

"Kau bilang harus kabur, mana mungkin aku membawa sesuatu yang bisa melacak keberadaan kita?!"

"Ahh wae?!" pekik Jeonghan, setengah merengek. "Untuk apa aku punya tunangan seorang agen swasta kalau tidak berguna saat diperlukan?"

"Jadi kau memanfaatkan profesiku?!"

"Bukan begitu maksudku!"

Jeonghan menghela napas. Ia sadar, apa pun yang dilakukannya akan tetap salah karena sejak awal, tindakannya memang salah. Ia kemudian mengambil buku catatan dan bolpoin dari dalam mantelnya.

"Kita data dulu saja orang-orang yang mungkin memiliki dendam pada Seungchol. Karena Seungchol terkadang menyebalkan, mungkin ada satu dua orang yang sampai membencinya," ujarnya. Ia kemudian menuliskan beberapa nama, juga alasan logis yang bisa menjadi motif pembunuhan. Karena ia sangat dekat dengan Seungchol, ia bisa menebak beberapa orang yang mungkin menjadi kepala pembunuhan.

Wanita itu segera meraih buku catatan Jeonghan usai ia mendata nama beberapa orang guna memeriksa. Ia kemudian mencoret beberapa nama yang menurutnya tidak mungkin menyimpan dendam karena masalah yang terlalu sepele.

"Kau ini bodoh atau terlalu teliti sih?" tanyanya jengkel. "Kenapa Kim Misoo masuk daftar?"

"Memangnya kenapa?" tanya Jeonghan, sama sekali tak mengerti dengan maksud tunangannya. Pasalnya, menurut Jeonghan semua orang yang berada di daftar mungkin saja menjadi otak pembunuhan.

"Seungchol hanya meminjam jaketnya dan lupa mengembalikan. Apa masuk akal kalau dia sampai membunuh? Terlebih dia seorang perempuan!"

"Justru karena dia perempuan, jadi kemungkinannya besar," debatnya. "Pertama, itu bukan sembarang jaket. Itu jaket kesayangan Misoo yang diberikan kekasihnya lalu dipinjam Seungchol karena sehabis mengantar Misoo pulang, hujan deras turun. Tidak ada jas, tidak ada jaket. Jadi Misoo terpaksa meminjamkannya. Kedua, kekasihnya sempat salah paham karena hal itu. Ketiga, perempuan biasanya mudah mendendam. Jadi, alasan sepele itu menjadi cukup kuat."

Jung (y/n) menatap tunangannya dengan wajah datar. Tapi, ia kemudian menghela napas dan kembali memeriksa buku catatan itu. "Kuanggap kau terlalu teliti."

Wanita itu kemudian melingkari dua nama tersisa, seorang wanita dan seorang pria yang menurutnya paling masuk akal melakukan pembunuhan.

"Ye-In mungkin memiliki dendam pada Seungchol. Dia memaksa Ye-In untuk memilihnya. Tapi, ketika Ye-In memutuskan pacarnya, dia malah menjauh. Itu keterlaluan! Kalau kau seperti itu padaku, aku akan mengirim pembunuh kelas kakap untuk memberimu kematian paling menyakitkan."

Imagine with SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang