Boo Seungkwan - [Mid life Crisis] 2

430 44 8
                                    

Ini dia lanjutannya~

Btw media di chapter sebelumnya muncul gak sih? Aku upload sama foto dan udah beberapa kali ternyata gak muncul gitu 🥲

Barangkali ada temen-temen yang ngalamin juga dan punya solusinya? Apa karena aplikasiku belum di-update ya?


Happy reading!^^



~°~°~



Seungkwanie

Rapatnya tidak selesai selesai.

Aku lelah sekali huhu.



Aku terkekeh geli mendapati pesan yang baru saja masuk ke ponselku. Aku menggelengkan kepala kemudian melanjutkan kegiatanku tanpa membalas. Ada-ada saja sedang rapat malah mengirimiku pesan.

"Hmm ... wangi sekali!"

Aku seketika menolehkan kepala. Ibu menghampiriku sambil menaruh beberapa kantung belanjaan di atas pantry.

"Jadi memasak untuk Seungkwan?" tanya Ibu.

Aku menganggukkan kepala sambil mematikan kompor. Aroma curry merebak di seluruh ruangan. Rasanya puas sekali berhasil membuat sesuatu dengan resep baru, apalagi hasilnya kelihatan bagus.

Aku menyiapkan kotak bekal tiga tingkat. Di tingkat pertama ada nasi dan ayam katsu, tingkat kedua golden curry, dan terakhir kuberi sekat tiga dengan isi potongan apel, biskuit, serta jus kemasan mini.

"Tumben niat sekali masak seperti itu," komentar Ibu.

Aku tersenyum sambil menata makanan agar terlihat lebih menarik. "Seungkwan itu sangat baik padaku, Bu. Paling tidak ini yang bisa kubuat untuknya."

"Bagus dong," balas Ibu sambil menaruh barang-barang belanjaannya di kulkas. "Titip salam untuk Seungkwan ya? Kalau sudah luang suruh ke rumah. Nanti Ibu buatkan makan malam."

Aku mengacungkan jempol pada ibu lalu pergi menuju kamarku. Hendak bersiap-siap sambil menunggu masakanku dingin agar bisa ditutup.

Hari ini Seungkwan punya jadwal yang cukup padat. Dari pukul delapan pagi ia sudah mulai rapat sampai siang. Setelah itu ia perlu pergi ke Busan untuk menghadiri pesta rekan bisnisnya di malam hari. Berhubung sudah satu minggu ia sibuk begini dan sering melupakan makan siang, aku berniat memberi kejutan dengan bekal buatanku.

Aku menyempatkan waktu untuk mandi sebentar dan mengganti pakaian. Kali ini aku menggunakan dress matcha bercorak bunga yang panjangnya di bawah lutut. Kupadukan dress itu dengan cardigan rajut putih, boots putih, dan tas kecil sewarna dress.

"Lumayan," gumamku sambil memperhatikan tampilanku di cermin. Kulengkapi riasan tipisku dengan liptint merah lalu turun untuk membawa kotak bekal.

Hotel keluarga Seungkwan tidak begitu jauh jaraknya dari rumahku. Cukup tiga puluh lima menit menggunakan bus dengan satu kali transit, aku sudah sampai di bangunan megah itu. Gedungnya tidak terlalu tinggi, namun interiornya sangat berkelas sehingga terkesan eksklusif dan memang lebih sering digunakan oleh orang-orang dengan keperluan bisnis daripada berlibur.

Aku memasuki lobi hotel dengan gugup. Tidak banyak orang yang berlalu-lalang di sana. Ada beberapa orang duduk sambil membaca dokumen, menggunakan tab, ataupun menyesap kopi sambil berbincang. Selain itu ada juga bellboy yang cukup sibuk membawa koper-koper pengunjung.

Ini baru kali ketigaku datang. Pertama saat peresmian hotel, aku datang dengan teman-temanku yang lain sedangkan kedua kalinya aku datang bersama Seungkwan karena ia tiba-tiba mendapat telepon darurat ketika kami sedang makan bersama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Imagine with SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang