Lee Jihoon - [Everything, Everywhere]

2.6K 273 54
                                    

Balik lagi sama Uji, sahabat rese+gemesin yang akan menemani kalian melalui chapter ini selama beberapa menit ke depan *korban matkul penyiaran*


Happy reading!^^



~°~°~



[Matchmaker]



"Kenal Choi Seungchol dari Fakultas Seni dan Olahraga?" Pertanyaan tak terduga itu tiba-tiba dilontarkan Jihoon begitu kami keluar dari teater bioskop. Aku yang hendak melempar sisa popcorn ke dalam mulut mengurungkan niat dan menoleh.

"Tahu saja," sahutku. "Kalau tidak salah dia yang menang turnamen taekwondo di pekan olahraga kampus."

"Iya, yang itu," sahut Jihoon sambil mempercepat langkah. Membuatku tersusul. Ia kemudian membalikkan tubuh, berjalan mundur. "Bagaimana menurutmu?"

"Bagaimana apanya?" Sontak aku menghentikan langkah. Ia ikut berhenti sehingga kini kami berhadapan.

Masih menunjukkan raut datar, ia bertanya, "Ya apa pendapatmu tentang dia? Tampan, keren, atau apalah."

"Ji ...."

Jihoon menaruh kedua tangannya di dalam saku. "Hmm?"

"Aku jadi curiga ...," ucapku menggantung.

Kening Jihoon langsung berkerut. "Apa?" tanyanya tak sabaran.

"Jangan-jangan kau menyukainya ya," ucapku, membuat Jihoon membulatkan mata. Aku langsung menangkup pipi Jihoon dan menatapnya intens. "Pantas saja kau tidak pernah tergoda meskipun aku selalu masuk ke kamarmu sembarangan. Ternyata ...."

"Hey ... apa yang kau pikirkan?" Jihoon tampak gusar. Ia menurunkan tanganku secara paksa.

Aku memasang wajah prihatin. Hal tersebut pastilah membuatnya merasa terintimidasi. Terutama ketika aku menggenggam tangannya.

"Ji, aku mengerti kau ini sangat pemalu, membosankan, galak, dan menyebalkan. Tapi bukan berarti kau tidak bisa memikat hati wanita. Aku tidak menyangka kau akan menyerah secepat ini." Aku pura-pura menghapus air mata. "Kau bahkan belum pernah mencoba."

"Hey! Bukan itu maksudku!" Jihoon sudah bersiap untuk menghadiahi kepalaku dengan pukulan. Namun, segera kuhindari dengan berlari meninggalkannya.

"Heh! (Y/n)! Jangan menguji kesabaranku!"

Aku terkekeh geli ketika Jihoon mulai mengejar. Tanpa peduli dengan tatapan orang-orang, aku berlari keluar dari gedung bioskop.

Habisnya, suruh siapa dia tiba-tiba membicarakan pria di depanku?

Enak saja, aku bisa cari pacar sendiri!

***


"Heh! Heh! Cepat bangun!"

Aku menendang Jihoon—siapa lagi kalau bukan dia—yang mengganggu hibernasiku di Minggu pagi. Aku sudah bersiap mendengar celotehan panjang lebarnya karena aku bersikap kasar. Namun yang kudapati malah tubuhku digulung selimut dan diangkat.

"UJI!!!" Aku berusaha memberontak. Aku tidak bisa melihat apa-apa karena mataku tertutupi selimut.

Hey, digendong Jihoon di depan adalah hal menakutkan!

Imagine with SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang