Lee Jihoon - [Everything, Everywhere]

2.7K 315 31
                                    

Uji lagi nih guys~


Happy reading!^^



~°~°~



[Already Told You Before]



Aku melangkahkan kaki menuju kafetaria kampus bersama Jihoon. Kebetulan hari ini kami sama-sama ada jadwal kosong panjang sampai masuk kelas lagi sore nanti-aku empat jam, Jihoon tiga jam. Karena Jihoon tidak mau pulang dulu, jadilah rencananya kami menongkrong saja di kafetaria. Lagi pula Jihoon bilang akan membelikan apa saja yang kuinginkan. Lumayan, kan?

Ohh ya, aku dan Jihoon itu beda fakultas. Dia ada di fakultas seni, sedang aku di ekonomi. Makanya kami suka bercanda akan membuat agensi di masa depan. Jihoon akan mengurus bakat, trainee, dan lagu yang akan dipakai oleh artis-artis kami sedangkan aku mengurus bagian pemasaran dan pajak. Angan-angan yang bagus, kan?

Meski kami berada di fakultas yang berbeda, kebetulan gedung kampus masih berdekatan. Jadilah kami sering berkeliaran bersama. Bukannya aku tidak punya teman, Jihoon yang begitu. Makanya dia selalu menarikku dari teman-teman untuk menemaninya.

Sedang asyik memperhatikan seisi kafetaria untuk mencari tempat duduk, mataku menangkap sosok Wen Junhui-pria tampan dari fakultas teknik-yang kabarnya sempat menanyakan tentangku. Bukan terlalu percaya diri, nih. Namun bisa kupastikan dia tertarik padaku. Pasalnya dia bukan sekali atau dua kali saja menanyakan tentangku pada teman-teman sekelas. Kalau hanya penasaran tidak mungkin, kan?

"Kau kenapa sih?" Pertanyaan Jihoon membuatku sadar kalau kami sedang mencari tempat duduk. Tepat ketika itu juga Wen Junhui menangkap kehadiranku. Sontak aku sedikit mundur dan bersembunyi di balik punggung Jihoon.

Malu! Ketahuan menatapnya!

"Ihh! Apa sih?" Jihoon hendak menggeser tubuhnya namun mati-matian kutahan.

"Diam! Dia ada di sini!"

"Yang katanya suka padamu itu? Halah, mimpi!" sahut Jihoon ketus.

Aku hendak memukul kepalanya dari belakang. Tapi aku yakin Wen Junhui masih melihat ke arah sini, jadilah kutahan saja.

"Dia sungguhan menyukaiku, tahu!"

"Memangnya ada yang mau menyukaimu? Setiap minggu tampak seperti nenek lampir. Rambut berantakan, baju seadanya. Masih saja bisa mendatangi rumah orang."

"Heh! Gini-gini aku-"

Ehh! Loh! Loh! Kok dia ke sini?!

Lidahku mendadak kelu begitu mendapati Wen Junhui yang tadinya duduk bersama teman-temannya kini berjalan ke arahku. Terlalu percaya diri? Tidak, soalnya dia tidak melepaskanku dari tatapannya.

Ia kemudian berhenti di depan Jihoon-karena aku terhalangi tubuhnya. Kemudian memberiku senyum.

Terima kasih, tubuh Uji yang berhenti tumbuh. Aku jadi masih bisa melihat senyuman manis itu.

"Hai, (y/n)," sapanya kemudian melirik pria di depanku, "Jihoon?"

Jihoon hanya berdeham. Ia menyingkir, membuatku berhadapan langsung dengan Wen Junhui. Namun tatapannya yang tajam tak lepas dari Jun. Kesal mungkin karena Jun menghampiriku setelah ia mengataiku dengan kejam.

Imagine with SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang