Choi Seungchol & Hong Jisoo - [Choices]

2.8K 252 47
                                    

Yuhu~

Seungchol dan Jisoo akan menemani!

Karena panjang sekali (tokoh cowonya juga ada dua) jadi kubagi dua. Supaya gak kelamaan nyimpen update, part 2 menyusul ya💕


Happy reading!^^



~°~°~



Lembayung senja mengantarkanku pada kerinduan akan sosokmu yang mengagumkan. Sama seperti langit jingga yang siap menyembunyikan mentari.

Kutulis namamu pada pasir putih di sisi pantai. Sontak menarik kedua sudut bibirku untuk mengulas senyum seiring datangnya memori indah tentangmu.


"Hallo, namaku Choi Seungchol. Kau terlihat seperti masa depanku. Jadi, boleh tahu siapa namamu?"


Kekehan geli lolos dari bibirku mengingat kalimat pertama yang kau ucapkan padaku. Saat itu musim panas di pantai .... Dengan sahabatku aku berlibur bersama rombongan teman kuliahnya.

Kamu adalah salah satu pria yang tergabung dalam kelompok itu. Senyumanmu yang hangat langsung menyapaku ketika pandangan kita bertemu.

Sejak saat itu aku tak bisa melupakan senyumanmu.

"Semoga aku masih bisa melihatmu lagi," gumamku kemudian mendongak. Kutatap langit senja dengan senyuman tipis. "Aku merindukanmu, Choi Seungchol."

Aku beranjak dari tempatku duduk. Kutinggalkan botol kaca berisi gulungan surat cinta yang seharusnya kusampaikan padanya sebelum ia menimba ilmu ke negeri seberang, tepat di sebelah tulisan namanya—sedikit tertanam.



***


Sebuah sedan biru tua terparkir di halaman rumah ketika aku pulang. Tepatnya di samping mobil ayah yang kelihatannya belum lama pulang—saat aku pergi ia tidak di rumah.

Mobil putih yang kutumpangi berhenti di sampingnya. Tuan Jang, supir pribadiku, turun dari kemudi dan membukakan pintu untukku. "Silakan turun, Nona Muda."

"Terima kasih," ucapku kemudian turun. Aku merapikan gaun merah muda yang kukenakan sambil bertanya, "Apa Ayah menghubungi Tuan Jang? Kelihatannya ada tamu penting."

"Tidak, Nona Muda," sahutnya. "Mungkin tamu jauh yang tidak sempat ditemuinya di kantor."

"Ahh ...." Terdengar masuk akal.

"Terima kasih sudah mengantarku hari ini, Tuan Jang," ucapku kemudian melangkahkan kaki menuju pintu. Begitu menginjakkan kaki di teras, pintu terbuka. Salah satu pelayan keluar dan menyapaku.

"Selamat malam, Nona Muda," sapanya.

"Malam," sahutku sambil melangkah masuk. "Apa Ayah kedatangan tamu?"

"Ya," sahutnya. "Tapi tamu itu ingin menemui Nona Muda."

"Aku?" Aku mengerjapkan mataku pelan sebelum akhirnya melangkah menuju ruang tamu. Berusaha mencari tahu siapa yang bertamu kali ini.


"Ohh! Kau sudah pulang?" Sapaan ayah adalah hal pertama yang kudapatkan ketika memasuki ruang tamu. Ayah berhadapan dengan seorang pemuda, kira-kira seusiaku. Rambutnya cokelat terang. Tampak sangat halus. Matanya yang kecil mengarah padaku. Tak lupa senyuman manis muncul di wajahnya.

Pemuda itu tampaknya tak sendiri. Ia datang bersama kedua orang tuanya—sangat mirip. Ibunya duduk bersebelahan dengan pemuda itu sementara ayahnya duduk bersebelahan dengan ayah.

Tampaknya mereka tengah berbincang ringan ketika aku tiba. Aku berani berasumsi karena merasa atmosfernya sangat baik. Juga, pembicaraan itu ditemani oleh teh hangat dan camilan ringan.

Imagine with SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang