Wen Junhui - [Marriage Life]

6.2K 579 21
                                    

Note: pernah diposting di salah satu oa line dan ini sudah diedit

Happy reading!^^


Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan...



~°~°~


Bertengkar dalam hubungan itu memang baik. Itu akan membuat kedua belah pihak sama-sama dewasa dan mampu memahami satu sama lain.

Tapi masalahnya...

Hal itu berlangsung padaku sampai kami menikah. Dan lucunya lagi, hal yang kami ributkan bukan suatu hal yang memang patut diributkan. Sepele. Bahkan sangat sepele.

Kami memang sering bertengkar sejak jaman pendekatan. Kami akan bertengkar hebat kemudian sepuluh sampai limabelas menit setelahnya kembali baikan. Lalu kami akan bertengkar lagi, baikan lagi, bertengkar lagi, baikan lagi, dan begitu seterusnya bahkan ketika kami menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Tapi itu bukan sesuatu yang ganjal karena pada awalnya kami memang lawan debat di kelas.

Saat dia melamarku, kami sudah tahu resikonya. Sudah sadar bahwa rumah tangga kami tidak akan mudah apalagi dengan situasi kami yang memang sering berterngkar. Kami sudah sepakat akan langsung baikan ketika pertengkarang terjadi. Sehebat apa pun. Kecuali hal-hal yang tidak bisa ditoleransi seperti orang ketiga. Tapi, keadaan kami tak perlu dikhawatirkan. Seberapa besar pun pertengkaran kami, perasaan cinta kami jauh lebih besar dari itu. Jadi, tidak akan pernah ada orang ketiga.

Tapi yang terjadi hari ini berbeda. Kami seharian penuh tidak bertegur sapa. Jangankan itu... menatapnya saja malas. Tapi hey! Pertengkaran ini tidak wajar! Ini masuk kategori sangat sangat sangat sepele jika dibandingkan dengan pertengkaran kami yang biasanya. Ini amat sangat tidak patut untuk diributkan.



Mau tahu apa penyebabnya?


Ohh kuharap kalian tidak tertawa karena kelonyolan ini.


Jadi begini,






Kemarin malam aku dapat kerja lembur. Sebenarnya bukan sebuah keharusan. Aku sengaja mengambil lembur agar pekerjaanku cepat selesai dan weekend ini bisa mengambil cuti panjang untuk berlibur bersama Jun sesuai rencana.

Pukul sembilan malam aku baru tiba di rumah. Dan hal pertama yang aku lihat ketika aku masuk adalah Jun yang tengkurap di sofa ruang tamu masih dengan kemeja kerjanya dengan kancing atas terbuka dan dasi yang sudah dilonggarkan tak lupa jas yang tersimpan rapih pada sandaran sofa. Dia terlihat lelah dengan bibir mengerucut dan belum melepas sepatunya. Seperti seorang anak yang merajuk karena tak dibelikan mainan. Dan aku yakin itu telah berlangsung semenjak jam pulang kerjanya pukul lima sore.

"Sore sayang..." sapaku yang berjalan menghampirinya dan duduk di hadapannya dengan tangan yang kulipat di pinggiran sofa dan menyandarkan kepalaku di sana.

"Sore apanya? Ini sudah jam sembilan malam. Aku sudah melakukan ini selama empat jam dan kau baru pulang," sahutnya.

Benar kan?

Aku terkekeh pelan kemudian mencubit hidungnya gemas. "Aku kan memang seharusnya menyapamu sore tadi. Mian... aku ambil lembur supaya weekend nanti kita bisa berlibur."

"Kenapa harus lembur hari ini? Besok kan bisa," tanyanya jengkel.

"Lalu kau akan melakukan ini besok?" tanyaku meledek.

Dia terlihat mendecak tapi tak menjawab pertanyaanku. Aku terkekeh pelan kemudian mengecup bibirnya singkat.

"Sudah manyunnya. Mau hari ini atau besok sama saja, yang penting kita jadi berlibur. Sana ganti pakaianmu. Aku mau mandi dulu," ujarku kemudian beranjak. Tetapi Jun menahan tanganku dan membuatku kembali duduk.

Imagine with SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang