[Hong Jisoo&Wen Junhui] - Dirty Things Ever

3.5K 305 54
                                    

Hello~

Aku kembali membawa kisah Jun dan Joshua. Ini mengandung konten yang nyerempet ke konflik dewasa meski gak diceritakan secara gamblang. Jadi, kurasa masih aman dibaca oleh kalian yang masih di bawah 17 tahun. Tapi, ya, kalau merasa kurang nyaman bisa dilewat aja ya :')


Happy reading!^^



~°~°~



Dari arah yang berlawanan, ia melangkah dengan gagah ke arahku. Jaket kulit hitam pemberianku ia gunakan untuk melapisi kausnya yang polos. Rambutnya dinaikkan ke atas, menunjukkan gaya khas pria nakal yang disukai wanita-wanita terutama anak kuliahan dan anak sekolah. Dan nyatanya, ia memang disukai banyak wanita. Siapa yang tidak mengenal sosoknya? Orang sekitar sini tidak mungkin asing dengan nama Wen Junhui.

Namun, senyum yang tersungging di bibirnya menunjukkan hal yang justru berbanding terbalik. Ia tampak ramah. Dengan senyuman itu ia bisa dikatagorikan sebagai pria paling ramah abad ini. Ia tersenyum pada siapa saja yang melintas, baik ia kenali maupun tidak.

Dan dengan tampilan seperti itu tak bisa kutampik bahwa dirinya tampak sangat tampan. Ia seperti malaikat berhati lembut. Matanya berbinar di bawah sorot mentari pagi. Aku takkan pernah bosan mengatakan itu. Sejauh ini, ialah pria paling tampan yang pernah kutemui.

Kini ... ia sudah berada empat langkah di depanku. Senyumnya melebar. Ia mengedipkan sebelah matanya lalu melewatiku begitu saja.





Ohh, tentu ... aku tidak heran. Ia takkan melakukan interaksi denganku secara terang-terangan. Apalagi ini di depan umum dan tangannya menggandeng tangan seorang wanita.

Jangan tanya itu siapa. Siapa pun yang melihat mereka pasti bisa menebak bahwa mereka adalah sepasang kekasih yang kelewat romantis.



Lalu aku siapa?


Ya ... kalian akan menilainya segera.



"Honey." Aku menoleh ketika merasakan suhu dingin di pipiku. Tawa lembut seorang pria terdengar setelah itu. "Dingin ya?"

Aku mendengus keras dan memutar bola mata, berpura-pura jengkel. "Joshua ... kau selalu jahil ya?"

Pria itu tersenyum lebar, memperlihatkan eye smile-nya yang menawan. "Sorry," ucapnya, "this is for you."

"Thank you," sahutku lalu tersenyum dan mengambil kaleng minuman soda dari tangannya. Tepat ketika aku meraih kaleng itu, Joshua tiba-tiba mengecup bibirku baru melepaskan kaleng minuman sodanya.

"Bonus untukku karena mau panas-panasan untuk membelikan kekasihku minuman dingin," ucapnya dengan senyuman tanpa dosa.

Aku tertawa geli lalu menyodorkan kaleng itu lagi. "Kalau begitu bukakan kalengnya untukku supaya kau dapat imbalan dua kali."

"Ohh, imbalannya tidak bisa sama," sahutnya lalu mengambil kaleng itu dan membukanya. "Tapi kau sudah tidak bisa menarik kata-katamu."

Ia maju selangkah ke arahku dan menempelkan bibirnya di bibirku. Setelah cukup lama menempel, ia mulai bergerak ... melumatnya lembut. Lalu, ia melepaskan tautannya dan mengusap kepalaku.

"Kajja ... kita cari tempat makan yang enak," ajaknya.

Aku mengangguk pelan. Ia tersenyum kemudian memeluk pinggangku dan menuntunku untuk keluar dari taman.



Imagine with SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang