Angin berhembus kencang, awan-awan keabu-abuan pun mulai datang memenuhi langit.
Cetak! Cetak!
Ryuji berusaha membakar rokoknya, namun itu hanya sia-sia saja karena angin terus mematikannya. Kesal, ia pun membuang rokoknya begitu saja.
"Dengar--" Ryuji berbalik, "--kau bawa gadis itu dan urus dia."
Soji mengangkat sebelah alisnya, "Aku? Kau yang membawanya maka kau yang bertanggung jawab."
"Jika apa yang kamu katakan benar, maka dia membutuhkan kamu--seorang dokter di sisinya bukan yakuza sepertiku."
"Kau lupa? Aku juga yakuza."
"Jangan membantah."
Soji membuka satu kancing atasnya, "Dengar, calon ketua yakuza. Kau harus bertanggung jawab atas apa yang kau perbuat ataupun hal yang sudah kau miliki. Kau tidak bisa begitu saja melemparkan tanggung jawab itu, dan aku tidak akan menerimanya."
"Walaupun nyawa gadis itu dalam bahaya?"
"Apa pedulimu tentang nyawa? Yakuza tidak pernah memikirkan nyawa orang lain selain anggotanya. Gadis itu bahkan tidak memberi kita keuntungan sedikit pun."
Ryuju terkekeh mendengarnya, "Keuntungan? Bukankah kau bilang aku bahkan membunuhnya? Kau marah saat mengatakan itu!"
"Ya, itu memang benar. Orang yang memiliki masalah kejiwaan akan sangat rentan terhadap guncangan, dan kau adalah guncangan itu. Sebuah guncangan hebat. Gadis mana yang akan berpikir dirinya akan berakhir di tangan yakuza?"
Ryuji mendengus keras, "Bawa saja dia, biarkan dia tinggal bersamamu."
"Hei, Ryuji... kau tau gadis itu tidak akan aman bukan? Aku bisa saja menyentuhnya tanpa persetujuanmu."
"Coba saja," Ryuji menantang, "Aku bahkan meragukan jika kau bisa menyentuhnya."
"Baik, mari kita lakukan. Jika aku menang, maka kau urus dia. Jika aku kalah maka sebaliknya."
"Deal!"
*****
Takiro terdiam terkejut melihat toples dengan isi kesukaan Ryuji hancur tercerai berai, bubuk matcha sudah berada dimana-mana dan tak mungkin untuknya menyelamatkan mereka semua.
Hana ikut terdiam, melihat wajah pucat Takiro saja ia bisa langsung tau bahwa pria ini sudah melakukan kesalahan.
"Aku akan membersihkanya," dan Hana mulai berjongkok, memunguti satu persatu pecahan toples yang tersebar.
Cekrek!
Pintu terbuka, namun Hana dan Takiro sama sekali tidak menyadarinya.
"Takiro?" suara itu membuat Takiro menoleh dan wajahnya makin bertambah pucat.
"Ryuji-sama..."
Hana ikut menoleh.
"Kenapa kau hanya berdiri di sini?" Soji datang dan langsung memandang Takiro, ia seperti tau apa yang terjadi.
Dari sorot matanya ia berkata, "Mati kau."
Melihat suasana diam ini membuat Hana langsung berdiri, sementara telunjuknya menunjuk pecahan toples dan isinya yang sudah berantakan.
"Maaf, aku menjatuhkannya."
Takiro melihat ke arahnya dan Hana hanya tersenyum. Ryuji menghela napasnya, ia menarik gadis itu lalu melemparkannya ke sofa.
"Dengar, aku--" belum sempat Ryuji menyelesaikan perkataannya, Hana langsung memotong perkataannya.
"Kau Soji, bukan?" Hana mendorong pelan Ryuji untuk menyingkir dan berjalan mendekati Soji yang berdiri tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Old Man is Mine [INDONESIA]
RomansaJudul: Old Man is Mine - Buku 1 [INDONESIA] Seri: Old Man is Mine Bahasa: Indonesia Rekomendasi Usia: 18 tahun ke atas °•.•°•.•°•.•°•.•°•.•° •.•°•.•°•.•°•.•° Hana Naomi Sachie adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang hidup di tengah keluarga yang...