[Rumah sakit.]
Dalam tidurnya, Hana mengalami mimpi buruk. Ia berada dalam satu ruangan besar tanpa cahaya yang sangat gelap. Hana pun meraba sekitar untuk menemukan jalan keluar.
Saat sebuah pintu terbuka lebar, cahaya putih dari luar langsung merangsek masuk. Membuat Hana yang melihat satu-satunya sumber cahaya tersebut langsung berlari mendekat.
Hap!
Muncul dua tangan tidak berpemilik yang menghentikannya. Hana menoleh ke belakang, ia mendapatkan Ayah dan Mama berusaha menghentikannya.
"Ayah...? Mama...?"
Mata Hana terbuka lebar, ia berusaha melepaskan tangan yang memegangnya. Di sisi lain, Hana melihat sorot cahaya yang perlahan memudar, Hana menoleh dan mendapati pintu itu perlahan menjauh.
Lalu muncul sosok yang berdiri di tengah pintu, dia adalah Ira yang sekarang berjalan perlahan menghampiri Hana.
"Kirana?" Hana memanggilnya. "Ada apa ini? Kenapa kalian semua mengelilingi aku?"
Plak!
Tidak ada jawaban, namun tamparan telak Hana terima. Ia masih berdiri tegak, namun pipinya menjadi merah merona. Hana menatap tidak percaya dengan perlakuan Ayah.
"Kenapa Ayah...? Apa salah Hana?" Hana bertanya dalam rasa sakit.
Mama kemudian menarik rambut panjang Hana. Tarikan yang menyakitkan hingga Hana harus membungkuk dan mempertahankan rambutnya agar tidak tercabut dari akarnya.
"Sakit! Akh! Mama...! Sakittt!" Hana berteriak kesakitan.
Tarikan itu langsung terlepas, membuat Hana terhempas ke belakang namun Kirana dengan sigap menangkapnya. Tetapi wanita itu malah melempar Hana ke depan.
Kaget dengan perlakuan Kirana, Hana akhirnya jatuh tersungkur. Ia mengangkat wajahnya dan menatap ketiga wajah yang menatapnya tanpa ekspresi.
"Ada apa ini? Apa yang aku lakukan? Salah aku apa?" Hana bertanya dalam ketidakpercayaan dan kesedihan.
Mereka mengelilingi Hana, tidak memberi satu pun penjelasan namun terus mengintimidasi. Hana memegang kepalanya, merasa frustrasi dan ketakutan. Pintu misterius masih terbuka dan ia melihatnya.
Tidak ada pilihan lain, Hana harus pergi, menjauh dari ketiga sosok tanpa ekspresi ini. Ia berdiri dan mendorong jauh mereka. Hana berlari sekuat yang ia bisa untuk dapat keluar. Menjauh dari orang-orang yang menyakitinya.
Tetapi Ayah, Mama, dan Ira muncul di hadapannya. Menutup segala akses untuk melarikan diri. Ayah kembali menamparnya, Mama kembali menarik rambutnya, dan Kirana kembali melemparnya. Mereka melakukannya bersama-sama, membuat Hana tidak berdaya.
"Tidak...! Hentikan...! Biarkan aku pergi!" teriak Hana sekuat tenaga. "HENTIKKAAANNNN...!!!"
HA!
Hana tersentak bangun. Napasnya terengah-engah, dan tubuhnya dipenuhi oleh keringat, bajunya pun menjadi basah. Silau lampu yang menerpanya membuat ia menutup matanya begitu saja.
"Mimpi buruk, huh?"
Hana mencoba mengatur napasnya, dan hanya melihat orang yang berbicara padanya.
"Kamu tidur cukup lama, bahkan tanpa Dokter memberikan obat penenang atau obat tidur."
Gadis muda itu bangkit perlahan dan orang yang berbicara dengannya tidak mengizinkannya.
"Berbaring saja. Lagi pula tidak ada hal yang bisa kamu lakukan selain beristirahat."

KAMU SEDANG MEMBACA
Old Man is Mine [INDONESIA]
RomanceJudul: Old Man is Mine - Buku 1 [INDONESIA] Seri: Old Man is Mine Bahasa: Indonesia Rekomendasi Usia: 18 tahun ke atas °•.•°•.•°•.•°•.•°•.•° •.•°•.•°•.•°•.•° Hana Naomi Sachie, seorang gadis 16 tahun, tumbuh dalam keluarga toksik yang membuatnya jat...