[Rumah Hana.]
"Halo, selamat malam. Apa ini benar dengan kediaman Hana Naomi Sachie?" seorang Perawat berbicara di ujung telepon.
Di ujung jaringan telepon lainnya, Ibu Hana—Riana berbicara, "Ya, benar. Dengan siapa aku berbicara?"
"Perkenalkan aku Perawat Susi dari Rumah Sakit Mentari. Aku sendiri berbicara dengan siapa?"
"Aku Riana, Ibunya Hana yang namanya tadi disebutkan."
"Ah, baik kalau begitu. Ini sedikit mengejutkan tetapi aku ingin memberitahukan bahwa anak Ibu yang bernama Hana Naomi Sachie, sedang berada di UGD kami—"
"—Sebelumnya dia datang dalam keadaan demam tinggi sehingga ia harus kami pantau dalam beberapa hari ke depan. Saat ini dia masih dalam perawatan—"
"—Aku menelepon juga ingin memastikan, apa benar pria atas nama Ryuji Kuroi merupakan wali anak Ibu?" Perawat bertanya.
"Hana?!" Riana terkejut. "Apa kamu bilang anakku yang bernama Hana berada di UGD dengan pria asing?!"
"Bukan bersama pria asing. Tetapi pria tersebut mengatakan bahwa ia adalah wali Hana, dan membawa anak Ibu ke sini."
Bam!
Riana memukul meja dengan keras, membuat Ira yang sedang berada di kamar atas langsung turun ke bawah.
"Tidak, anakku kabur dari rumah sejak Senin dan belum memberi kabar sampai sekarang. Pria itu jelas sekali bukan wali anakku, bahkan aku sama sekali tidak mengenal pria tersebut."
Perawat bernapas lega karena dugaannya benar. "Aku bersyukur karena sudah menelepon Ibu Riana untuk memastikan. Aku hanya tidak mau anak Ibu berada di tangan orang yang salah, maka dari itu aku menelepon untuk memastikan—"
"—Sekarang aku akan memberitahukan pihak keamanan, dan aku meminta kehadiran Ibu secepatnya ke rumah sakit kami."
Ekspresi Riana terlihat sangat marah. "Ya, tentu saja. Aku akan segera datang ke sana. Jadi tolong jangan biarkan pria itu mendekati anakku!"
"Baik, Ibu Riana. Keselamatan pasien adalah hal yang utama bagi kami. Kalau begitu aku menutup panggilan telepon ini. Terima kasih."
"Terima kasih banyak," dan Riana menutup teleponnya.
Ira mendekat, "Mama? Itu telepon dari mana?"
"Telepon Ayah sekarang! Hana berulah lagi!"
"Maksud Mama?"
"Coba kamu bayangkan, tadi Perawat dari Rumah Sakit Mentari telepon dan bilang kalau Hana ada di UGD. Dia diantar sama pria yang mengaku sebagai walinya! Apa gak malu Mama?!"
Ira terkejut, "Hana sakit, Ma?"
"Mama gak peduli dia sakit atau enggak. Dia pasti hanya drama lagi. Sekarang kamu telepon Ayah dan kita langsung berangkat ke Rumah Sakit."
Ira mengangguk mengerti sementara di dalam hatinya ia merasa khawatir dengan kondisi Adik satu-satunya itu.
***
Hana kini berbincang dengan salah satu Dokter spesialis kejiwaan yang secara khusus menemuinya. Dokter itu berumur 25 tahun itu memiliki paras cantik dan tubuh bagai model, membuat Hana sedikit meragukan kredibilitasnya.
"Eum... Dok," panggil Hana.
Dokter yang sedang menulis di kertas laporannya langsung menyahut, "Ya, Hana, ada apa?"
Hana terlihat ragu, namun ia memberanikan dirinya, "Dokter ini benar Dokter kan?"
Dokter tertawa, ia kemudian melipat kakinya, "Kenapa? Aku lebih mirip model daripada Dokter ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Old Man is Mine [INDONESIA]
RomansaJudul: Old Man is Mine - Buku 1 [INDONESIA] Seri: Old Man is Mine Bahasa: Indonesia Rekomendasi Usia: 18 tahun ke atas °•.•°•.•°•.•°•.•°•.•° •.•°•.•°•.•°•.•° Hana Naomi Sachie adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang hidup di tengah keluarga yang...