25. Mimpi Buruk

9K 421 3
                                    

[SMA Zaen.]

"Cassie?"

"Hadir, Bu."

"Firda?"

"Hadir, Bu."

"Hendra?"

"Aku, Bu."

"Hana?"

Hening.

"Hana Naomi Sachie...?"

Tetap tidak ada jawaban.

"Ke mana Hana?" Ibu Guru bertanya pada murid di kelasnya. Namun, seisi kelas diam tidak menjawab. Maka Ibu Guru pun bertanya pada Leon.

"Leon, kamu tahu Hana ke mana? Ini sudah lebih dari tiga hari dia tanpa kabar."

Leon enggan menjawab, karena ia sendiri tidak tahu Hana ada di mana, sedang apa, atau bagaimana keadaannya. Namun, mau tidak mau, ia harus menjawab pertanyaan yang diberikan.

"Dia sakit, Bu. Tidak ada surat Dokter karena dia hanya beristirahat saja di rumah."

"Sakit apa dia?" Ibu Guru kembali bertanya.

"Radang tenggorokan, demam, pusing, dan pilek, Bu," Leon menyebutkan penyakit yang ia tahu.

"Sebanyak itu?" Bu Guru tidak percaya tetapi Leon mengangguk pasti.

"Baiklah kalau begitu. Beritahu Hana untuk memberikan surat dari orang tuanya saat ia kembali bersekolah."

"Baik, Bu."

***

[Rumah Ryuji.]

Ryuji bersandar pada kusen pintu seraya menghisap rokok dalam-dalam dan mengembuskan asapnya leluasa.

"Kamu seharusnya tidak merokok di dekat pasien," ujar Soji yang sedang menggantung kantong infus.

"Kenapa?"

"Kenapa?" Soji mengulang kembali pertanyaan Ryuji sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Pria ini adalah Soji. Jika Takiro adalah tangan kanan Ryuji, maka Soji bisa dibilang adalah tangan kiri Ryuji. Tidak seperti Takito, kepribadian Soji tidak bisa dikekang. Ia berbicara frontal dan keras kepala.

Soji sendiri adalah seorang dokter yang biasa bertugas sebagai dokter pribadi Ryuji, atau ketika ia menerima perintah oleh Ryuji untuk menangani orang lain, contohnya seperti sekarang. Ryuji menyuruhnya untuk mengobati gadis muda yang asing.

"Bagaimana keadaannya?" Ryuji bertanya dan masih merokok.

"Untuk sekarang aku sudah memberikan vitamin dan obat penurun panas. Aku juga memberi cairan agar ia tidak dehidrasi. Tetapi—" Soji menjeda perkataannya membuat Ryuji menoleh.

"Kamu bilang gadis ini sudah demam tinggi selama dua hari maka ini berbahaya. Suhu tubuhnya sudah mencapai lebih dari 39 derajat. Jika ia kembali demam dan diatas empat puluh derajat, maka ia bisa mengalami kejang-kejang," jelas Soji.

Ryuji mengerti, ia kemudian pergi meninggalkan Soji dan Hana.

"Ngg..." Hana meringis tiba-tiba.

Soji hanya menepuk-nepuk tangannya, dan Hana kembali tenang.

***

"Ryuji-sama..." Takiro membungkuk hormat saat Ryuji menemuinya di ruang tamu.

"Seingatku, aku hanya memanggil Soji. Kenapa kamu malah berada di sini?" Ryuji menghempaskan tubuhnya ke sofa.

"Aku pikir Anda sakit, Ryuji-sama."

Ryuji membuang batang rokok yang sudah habis, dan mengambil batang lainnya.

Old Man is Mine [INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang