Leon memajukan tubuhnya agar ia bisa melihat pria tua itu dengan lebih jelas, "Lo kenal?"
"Yon, kenapa lo memilih Dinda saat itu? Padahal lo juga dekat dengan Laras, cewe yang seumuran dengan lo?" tanya Hana tanpa mengalihkan pandangan.
Leon berpikir sejenak, "Saat itu, gue lebih suka Dinda. Walaupun kita jarang bertemu karena beda kota, dan jarang berkomunikasi karena dia sibuk daftar kuliah. Dinda tetap satu-satunya cewek yang gue pikir bisa untuk dijadikan pacar. Kalau Laras, gue hanya berinteraksi seperti teman biasa saja," jelasnya.
"Meskipun lo tahu Dinda lebih tua?" dan Hana menatap Leon.
"Ya, gue tahu itu sejak awal. Kalau gue merasa masalah dengan perbedaan umur, gue gak akan mendekati dia sejak awal," jelasnya. Hana mendengarkan. Namun, matanya masih sibuk memperhatikan pria tua yang baru datang itu.
"Na, patah itu leher," lanjut Leon.
"Lo tahu ga kenapa gue masih single sampai sekarang?" tanya Hana tiba-tiba.
Leon menahan tawanya, "Single? Lo memang jomblo! Ngenes, akut, ga laku, dan semua predikat jelek itu cocok buat lo."
Hana mendesis mendengarnya, "Serius!"
"Hmmm... Serius ya? Lo pernah bilang bahwa lo takut hanya lo yang jatuh cinta, kan? Gue ingat dulu lo pernah kirim kalimat dalam bahasa Inggris yang artinya seperti itu."
"I was never afraid to fall in love. I'm afraid it's only me who has fallen," (Gue gak pernah takut jatuh cinta. Gue takut hanya gue yang jatuh cinta.) Hana mengucapkan kalimat yang Leon maksud.
"Nah, kayaknya itu deh yang lo kirim. Emang kenapa?"
"Permisi, mas, mbak. Mangkuk dessert custom-nya dua ya," ucap pelayan membubarkan percakapan mereka. "Ini yang pake tiga scoop es krim, ini yang satu scoop es krim."
"Semua pesanan sudah sesuai ya. Ada lagi yang bisa saya bantu?" tanya si pelayan.
"Ah ga mas, makasih ya," jawab Leon.
***
Sementara itu, Ryuji membolak-balik halaman buku menu yang diberikan, di sebelahnya pelayan berdiri dengan buku catatan di tangannya. Dalam pendengarannya, ia menangkap kata "mangkuk custom".
"Ada mangkuk custom?" tanya Ryuji.
"Mangkuk dessert custom?"
"Ya."
Pelayan langsung membalik halaman menu ke halaman terakhir, "Ini bahan yang bisa dimasukkan ke dalam mangkuk dessert custom," jelas pelayan.
Ryuji membaca daftar bahan yang ada. Aneka ice cream, topping, aneka susu, dan hal lainnya membuatnya semakin bingung dalam memilih. Tempat ini sangat tidak ramah bagi pria tua sepertinya.
Ryuji biasanya pergi ke coffee shop, dan memesan secangkir espresso dengan kudapan ringan sebagai pendamping. Namun makanan serba manis ini sama sekali tak pernah ia tahu apalagi sentuh.
"Saya ingin memesan sama seperti yang mereka pesan," dan Ryuji menunjuk ke arah meja Hana dan Leon.
"Ah, sebentar," si pelayan kemudian memanggil temannya yang melayani meja Hana.
"Ya, bisa saya bantu?"
"Saya ingin memesan sama seperti yang mereka pesan," ulang Ryuji.
"Dua pesanan?"
"Satu."
"Pesanan yang dipesan perempuan atau laki-laki?"
Ryuji menatap jengah, mengapa bisa memesan makanan serumit ini? Dia kemudian melihat ke arah meja Hana, dan bertemu mata dengan gadis muda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Old Man is Mine [INDONESIA]
RomanceJudul: Old Man is Mine - Buku 1 [INDONESIA] Seri: Old Man is Mine Bahasa: Indonesia Rekomendasi Usia: 18 tahun ke atas °•.•°•.•°•.•°•.•°•.•° •.•°•.•°•.•°•.•° Hana Naomi Sachie adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang hidup di tengah keluarga yang...