[Rumah Ryuji.]
Waktu sudah melewati tengah malam, namun Ryuji masih belum mendapatkan kabar mengenai keberadaan Hana. Ia bahkan tidak bisa tidur, yang ia kerjakan sejak tadi pun hanya membuat teh lagi dan lagi.
Asbak yang ada di meja pun sekarang sudah terisi penuh dengan abu rokok, dan Ryuji masih tidak tahu harus melakukan apa. Ia kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi Takiro yang tentu saja langsung diangkat.
"Ya, Ryuji-sama," jawab Takiro.
Sembari mengambil jaket dan juga kunci mobil, Ryuji memberi perintah.
"Berikan aku nomor ponsel Dokter Tari Spesialis Kejiwaan di Rumah Sakit Mentari," dan ia mematikan panggilan.
Takiro langsung bergerak cepat. Tidak butuh satu menit, ia sudah mendapatkan apa yang Ryuji inginkan. Takiro langsung mengirimkan nomor tersebut melalui pesan singkat.
***
[Rumah sakit.]
Tidak butuh waktu lama bagi Ryuji untuk tiba di rumah sakit. Jalanan yang sudah lengang dan sepi, membuatnya bisa menggunakan kecepatan berkendara mobilnya dengan maksimal.
Bam!
Ryuji membanting pintu mobil dan berjalan memasuki rumah sakit. Ia kemudian memanggil nomor yang sudah Takiro berikan.
"Aku perlu bantuanmu sekarang. Temui aku di ruang monitor," jelasnya.
Tari yang sedang bersiap pulang di ruang loker merasa bingung. Ia sama sekali tidak mengenal nomor yang menghubunginya, terlebih suara itu begitu asing.
"Tentu ini bukan profesor," gumam Tari.
Namun ia tidak mengambil pusing, ia segera menggantung jas dokternya, mengambil tas, lalu pergi ke ruang monitor.
***
"Ah, Tari," sapa teman Tari yang juga merupakan dokter saat mereka berpapasan.
"Direktur tadi mencarimu, ia mendengar kejadian tadi siang dan ingin mendengar penjelasannya," jelas teman Tari.
"Dia masih ada di ruangannya?"
"Baru saja pulang, lebih baik kamu bertemu dengannya besok."
"Besok?" Tari memajang wajah malas. "Tidak bisa. Besok adalah waktu liburku, dan aku tidak mau diganggu."
Teman Tari melongo, heran dengan keberanian Tari menolak bertemu dengan Direktur. Tari pun permisi pergi, namun ia meninggalkan pesan ke temannya itu.
"Bilang ke Direktur, aku akan menemuinya lusa. Jika dia tidak sabar, dia bisa menemuiku di rumah. Hubungi aku, dan aku akan berikan alamatnya," ujar Tari.
Temannya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. "Untung aku tidak jadi mengambil spesialis kejiwaan, sudah aku duga itu akan membuat dirimu sendiri menjadi gila," gumamnya.
***
[Rumah Hana.]
Tak. Tak. Tak.
Leon tidak henti-hentinya berusaha mencari keberadaan Hana. Namun hasilnya tetap nihil. Terlebih saat ini ia sedang marah, membuatnya segalanya makin buruk.
Sepulang dari kantor Polisi, Leon langsung pergi ke rumah Hana untuk menemui Kirana. Tetapi yang menemuinya malah Mario—Ayah Hana, dan Leon langsung diberikan kata-kata kasar.
Bahkan Mario melakukan kekerasan fisik. Jika saja Leon tidak mengelak, ia bisa saja terhempas ke susunan pot yang ada di belakangnya karena Mario memaksanya untuk pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Old Man is Mine [INDONESIA]
RomansaJudul: Old Man is Mine - Buku 1 [INDONESIA] Seri: Old Man is Mine Bahasa: Indonesia Rekomendasi Usia: 18 tahun ke atas °•.•°•.•°•.•°•.•°•.•° •.•°•.•°•.•°•.•° Hana Naomi Sachie adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang hidup di tengah keluarga yang...