[Rumah Ryuji.]
Napas Hana memburu, namun ia berusaha agar tidak ada satu pun yang menyadarinya.
"Aku merasa pusing, semuanya tampak kabur," batinnya. "Tapi ini benar-benar kacau! Kenapa mereka di sini...? Sejak kapan?"
Hana mulai kehilangan kendali. Pikirannya menjadi kacau. Ia mengambil napas sedalam-dalamnya.
"Kendalikan dirimu, Hana!"
Hana menodongkan pistolnya ke kepala Ketua Kelima.
"Jalang itu! Bagaimana dia bisa bermain dengan senjata seperti itu?" pikir Ryuji.
"Hana, jangan—" ucapan Ryuji terpotong karena satu tembakan terlepas.
BAM!
Satu tembakan ke langit-langit Hana lakukan, ia tidak mau mendengar siapa pun menyuruhnya saat ini, meskipun itu adalah Ryuji.
"Kenapa dia melakukan itu? Aku hanya ingin mengakhiri ini secepat mungkin!" batin Hana.
"Kamu! Ayo ke sini. Berlindung di belakang Takiro dan Soji!" perintah Hana pada Ryuji.
Ringgg... Ringgg...
Sirine alarm kebakaran berbunyi.
Hana melihat benda dengan bentuk setengah bulatan yang berada di beberapa titik di atasnya.
"CCTV? Tentu, ini akan semakin tidak terkendali."
Menyadari kekacauan yang akan datang, Ketua Kelima membuat keputusan.
"Berhenti untuk hari ini, Dai," ucapnya.
"Ketua!"
"Aku tidak akan bilang dua kali! Bawa mereka keluar sekarang juga!"
Dai membungkuk, ia menaati perintah tersebut. Ia menyuruh semua pergi kecuali dirinya.
"Semua orang sudah pergi. Jadi, sekarang apa, Sayang?" Ketua Kelima masih saja menggoda Hana.
Bam!
Hana menjawabnya dengan tembakan. "Jangan bicara. Tembakan berikutnya akan mengenai lehermu."
Ketua Kelima hanya tersenyum sinis. Hana kemudian mengarahkan pistolnya pada Dai.
"Buang pistolmu!"
Dai menurut.
"Ryuji, ambil pistol itu!" Ryuji enggan melakukannya.
"Lakukan saja!" matanya berbicara pada Ryuji. Pria itu akhirnya mau mengambilnya dengan setengah hati.
"Now, let's see... Kita tidak bisa menggunakan lift. Mereka mungkin baru saja mematikannya."
Hana kemudian menyuruh Dai untuk berjalan ke arah tangga darurat yang berada di ujung lorong di belakangnya.
"Ini akan cukup, setidaknya untuk saat ini."
Sementara itu, Hana mendorong Ketua Kelima untuk mengikuti Dai. Baik Ryuji, Takiro dan Soji hanya memperhatikan.
Mereka sama sekali tidak ikut campur atau berkata apa pun, meskipun Takiro dan Soji masih terus mengarahkan senjatanya ke Ketua Kelima.
Hana membawa Ketua Kelima dan Dai tepat ke depan pintu tangga darurat.
"Buka!" seru Hana.
Dai melirik lalu mengikuti perintah.
"Aku benci ini, tapi kalian semua harus pergi sekarang. Aku lelah dan tidak punya waktu untuk bermain lagi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Old Man is Mine [INDONESIA]
RomanceJudul: Old Man is Mine - Buku 1 [INDONESIA] Seri: Old Man is Mine Bahasa: Indonesia Rekomendasi Usia: 18 tahun ke atas °•.•°•.•°•.•°•.•°•.•° •.•°•.•°•.•°•.•° Hana Naomi Sachie, seorang gadis 16 tahun, tumbuh dalam keluarga toksik yang membuatnya jat...