[Rumah Hana.]
"Ayah..."
Kirana membuka obrolan di tengah sarapan pagi.
"Apa Ayah gak bisa memaafkan Hana?"
Klang!
"Kirana, kamu gak usah sebut nama itu," balas Riana seraya membanting sendoknya sedangkan Mario masih terus menikmati sarapan paginya.
"Aku gak bisa, Ma. Bagaimanapun juga, Hana itu Adik aku. Aku gak bisa mengusir dia dari kehidupanku begitu saja."
"Kita sudah cukup membesarkannya. Ini pilihannya untuk menjalani hidup bebas tanpa aturan, dan Ayah hanya mewujudkannya," komentar Mario.
"Apa yang Ayah katakan itu benar, Kirana. Sejak dulu Hana tidak bisa hidup dalam aturan, dia selalu ingin bebas. Membuat dia selalu mencoreng nama baik keluarga. Sudah cukup kita peduli dengannya," tambah Mama.
"Bukankah ini sedikit keterlaluan? Apa Ayah dan Mama gak mikirin kehidupan Hana sekarang? Dia itu baru kelas dua SMA, setidaknya biarkan dia selesaikan sekolahnya," Kirana kembali membela.
Mario menyudahi sarapannya dan menenggak segelas air mineral. "Kirana, dia tidak seperti kamu. Satu tahun adalah waktu yang panjang, kita tidak akan tahu hal apalagi yang akan diperbuatnya."
"Ayah..." Kirana masih berusaha.
"Kirana, sudah hentikan. Kamu bukan lagi anak kecil yang bisa merengek, kamu sudah dewasa dan sudah bekerja. Seharusnya kamu mengerti kenapa Mama dan Ayah melakukan ini," Riana menimpali.
"Hana akan ikut serta dalam Olimpiade Bahasa Inggris Tingkat Nasional. Kita seharusnya memberikan dia kesempatan. Bagaimanapun Hana tidak memiliki siapa pun lagi."
"Dia itu berbohong Kirana. Mama tidak pernah mendengar dia berbicara Bahasa Inggris. Dia hanya pulang malam dan mengurung diri di kamar. Dia tidak melakukan apa pun selain itu. Kamu seharusnya tidak terlalu percaya," jelas Riana.
Kirana menatap Mario, "Ayah juga berpendapat sama?"
Mario mengangguk, "Ayah dan kamu bekerja di perusahaan internasional, jadi Ayah sering dengar kamu berbicara dalam bahasa Inggris. Namun Ayah tidak pernah sekalipun mendengar Hana seperti itu. Meskipun hanya sekali."
Kirana menghela napas, "Jadi, Ayah dan Mama tetap akan seperti ini? Benar-benar melepas Hana begitu saja?"
Mario dan Riana mengangguk serentak.
"Kalian tidak menyesal?" tanya Kirana.
"Lupakan tentang Hana. Dia bahkan tidak memberi kabar sampai hari ini. Itu berarti dia memang menginginkan pergi dari keluarga ini," jelas Riana.
Kirana tidak bisa berkata apa pun lagi. Kali ini, keputusan yang dibuat sudah sangat mutlak hingga ia tidak bisa mengubahnya.
Drrttt...
Kirana bangkit dari kursi, "Aku butuh udara segar," ucapnya dan meninggalkan meja makan.
***
[Rumah Leon.]
"Daddy...!" Leon menuruni tangga dengan gaduh dan terburu-buru.
"Dita, jangan lari-lari di dalam rumah! Ini bukan taman bermain!" Daddy memarahinya.
Namun, masa bodoh. Leon malah menarik kursi dan duduk di dekat Daddy.
"Daddy!" seru Leon.
Plak!
Koran yang sedang dibaca Handoko pun digunakan sebagai senjata untuk memukul kening anaknya tersebut.
"Dita... Jangan berteriak!" omel Handoko.
![](https://img.wattpad.com/cover/148468207-288-k539594.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Old Man is Mine [INDONESIA]
RomanceJudul: Old Man is Mine - Buku 1 [INDONESIA] Seri: Old Man is Mine Bahasa: Indonesia Rekomendasi Usia: 18 tahun ke atas °•.•°•.•°•.•°•.•°•.•° •.•°•.•°•.•°•.•° Hana Naomi Sachie adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang hidup di tengah keluarga yang...