"Sayang. Fotoin, dong!" Rio yang baru saja masuk ke dalam ruang ganti kekasihnya menghela. Memaklumi Lani, yang memang gemar mengabadikan dirinya sendiri dalam setiap momen. Padahal sedari tadi juga mereka sudah banyak menjadi objek bidikan kamera. Iya, malam ini mereka berdua telah bertunangan. Karena minggu depan, Lani harus kembali ke korea untuk melanjutkan studinya. Dulu, awal pertemuan mereka memang karena perjodohan. Berhubung Lani cantik, maka Rio tidak menolak karena dia adalah pecinta wanita sejati. Terlebih selama ini, Lani selalu memaklumi semua kelakuannya yang tak bisa berhenti bermain hati. Membuat Rio yakin jika Lani memang lah seseorang yang cocok untuk menemani hidupnya.
Tapi, itu adalah pemikiran Rio sebelum dia bertemu dengan Ify. Rio menggeleng tegas. Berusaha mengenyahkan gadis itu dari pikirannya. Dan menatap tunangannya yang kini menampilkan senyum manis padanya.
"Gimana? Bagus, nggak?" Seru Lani bangkit berdiri mendekat ke arah Rio untuk melihat hasil bidikan kekasihnya. Tangganya bergerak melepas cepolan rambut panjangnya agar kembali tergerai.
"Perfect!" Gumam Rio tersenyum simpul.
Lani semakin mengembangkan senyumnya. Kemudian memeluk Rio erat. Dia begitu bahagia sekali karena Rio benar-benar sudah terikat dengannya. Rio sudah melepas jas hitamnya, dan hanya menyisakan kemeja putih beserta celana panjang hitamnya. Membuat Lani semakin tak bisa menahan diri untuk menyerang kekasihnya yang terlihat super panas dan seksi ini.
"Masih kangen?" tanya Rio setengah berbisik seraya membalas pelukan Lani dan menariknya semakin erat.
"Iya. Rasanya aku nggak pengen balik. Tapi, mama sama papa pasti bakal marahin aku nanti."
"Uh kasihan banget sih calon istriku ini." Rio terkekeh karena harus menerima cubitan dari kekasihnya jika sedang kesal.
"Dear. Janji, ya? Nanti liburan semester pertama kamu harus nyusul aku ke sana."
"Iya."
"Janji juga jangan genit-genit sama cewek lain lagi."
"lya."
"Awas aja!"
Rio diam. Benar-benar terdiam karena sesuatu tengah mengusik hatinya saat ini. Seperti bahwa, dia terasa enggan untuk berjanji. Rio menyukai Lani karena gadis itu dulu begitu sabar menghadapinya. Bahkan setahu Rio, Lani bukanlah tipe gadis yang gampang cemburu. Oleh karena itu, Rio merasa nyaman bersama gadis itu.
Tidak seperti akhir-akhir ini. Lani lebih terlihat sangat memonopoli dirinya. Hampir setiap hari, Lani selalu mengecek ponselnya, kemudian marah ketika melihat beberapa chatingan Rio bersama gadis lain. Bahkan kemanapun Rio pergi, Lani akan mengikutinya. Dan Rio, hampir tidak punya waktu untuk sendiri. Sedangkan Rio, adalah tipe cowok yang masih ingin merasakan kebebasan. Menikmati hidup tanpa kekangan ataupun larangan dari siapapun itu. Bahkan, kedua orang tua Rio tidak pernah terlalu melarangnya ini dan itu. Karena mereka percaya, Rio bisa bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seputih Rasa (New Version)
Genç KurguSaat aku menatap langit di siang hari, di sana aku bisa melihat terik sang surya menyerang ke dua mataku. Seolah memberi perlindungan pada awan putih agar tak setiap orang bisa menikmatinya dengan jelas. Dan itu membuatku berpikir, mungkin aku jug...