Sebatas Angan dan Seujung Rindu [Completed]

1 - Prolog

"Sekarang gue tau.. Cuma gue yang berjuang." ucap Rayhan masih memalingkan wajahnya. Suaranya naik satu oktaf melawan suara hujan dan emosi yang mulai naik. Rayhan menghirup udara dingin sejenak. Matanya kini menatap Dera tepat di manik mata gadis itu. Lewat lensanya ia sampaikan emosi yang ada, kecewa, marah, kesal dan sesal menjadi satu.

"Oke.." Rayhan mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia merasa tak terganggu dengan air hujan yang kian deras. "Gue paham. Cuma gue yang sayang sama lo. Cuma gue yang jatuh cinta sama lo. Dan bodohnya gue jatuh terlampau jauh." Rayhan menarik satu sudut bibirnya. Bukan sebuah seringai tapi bentuk senyum seolah ia tengah menertawakan dirinya sendiri.

Dera merasa dadanya kian sesak mendengar pengakuan Rayhan. Bukan hanya Rayhan. Ia pun juga merasakan hal yang sama.

Rayhan berbalik dan berjalan menuju motornya.

"Apa gue harus sayang-sayangan sama anak dari orang yang udah bunuh papi gue, Ray?" teriak Dera kuat. Ia terisak saat Rayhan kini kembali berbalik kearahnya.

"Apa gue harus cinta-cintaan sama lo?" suara Dera lirih, sangat lirih.

Rayhan hanya memejamkan matanya. Dadanya naik turun karena sesak itu makin terasa, sakit di hatinya semakin menjadi.

"Kita udah selesai Ray.. Lepasin gue.."

Dan pada akhirnya kalimat itu meluncur dari mulut Dera. Dan akhirnya pula Rayhan benar-benar pergi meninggalkannya. Bahu Dera bergetar, isakannya semakin kuat. Kakinya tak mampu lagi menahan bobot tubuhnya, hingga kini ia jatuh di aspal. Oksigen di sekitarnya menipis, dadanya sesak namun air matanya belum juga berhenti. Isakannya kini terdengar pilu.

Kenapa mereka harus serumit ini? Saat Dera berhasil meyakinkan dirinya bahwa ia memang mencintai tapi mengapa ia harus bertemu masalalu yang memaksanya membenci. Bukan hanya Rayhan yang terluka, tapi Dera pun juga sama.

Ia hancur. Langitnya runtuh.

Hatinya bertanya pada hujan.

'Apa sesakit ini saat harus melepaskan?'