22 - Status Yang Berubah

122 69 20
                                    

Dera masih melihat langit yang sudah tidak di hiasi kembang api lagi, tapi anehnya cewek itu masih betah menatap langit malam. Rayhan yang di sampingnya merasa terabaikan, tapi cowok itu hanya memperhatikan dari samping tidak ingin mengusik Dera, ia hanya melihat bibir cewek itu yang terus naik, kini keduanya sudah duduk di kursi belakang kafe. Memang kafe sudah di bereskan sejak tadi, Geza tak mau di omeli mamanya jika sampai ketahuan, Rayhan pun ikut membantu dan karyawan yang lain, walau ia di goda terus-terusan bahkan di mintai pajak jadian. Tapi ia tau mereka hanya bercanda, oleh sebab itu Rayhan hanya tersenyum sedikit malu, dan kadang tertawa menanggapi godaan dari teman-temannya.

"Betah amat sih, liat langit, nggak ada apa-apa juga kok." Rayhan ikut melihat ke atas. "Bintang aja bahkan nggak ada tuh!" celetuk Rayhan.

Suara Rayhan mengubah atensi Dera, cewek itu melihat ke samping melihat Rayhan yang masih mengamati langit dengan kening berkerut tipis. Dera langsung melihat kedepan ketika Rayhan tiba-tiba melihat ke arahnya, Dera berusaha mencoba setenang mungkin, ia masih belum bisa menyesuaikan diri setelah status mereka berubah, pipinya merona mengingat hal barusan.

Rayhan tersenyum kecil saat tau cewek di sampingnya ini salah tingkah. "Mau pulang nggak? Atau betah di sini?" tanya Rayhan tak mengubah arah pandangannya.

Dera menoleh sebentar lalu mengangguk pelan.

Rayhan tersenyum, ia tak akan memaksa Dera, dia tau cewek itu butuh proses dan ia akan berusaha menjadi pacar yang baik untuk mengerti sang pacar. Rayhan tau pacarnya bukanlah orang yang mudah menerima keadaan dan mengekspresikan perasaannya.

Rayhan berdiri, "Yaudah, biar aku antar, yuk!" Rayhan mengulurkan tangan kanannya.

Dengan pipi merona Dera menerima uluran tangan Rayhan, walau sedikit agak canggung dan jantung yang berdegup kencang.

"Kenapa sih dari tadi nggak ngomong, diemm mulu, hmm.. " tangan kirinya membetulkan rambut Dera yang di terpa angin malam.

Dera yang mendengar suara Rayhan merasa bersalah, sekaligus senang dengan perlakuan manis cowok itu.

"Gak papa.." ujarnya lirih.

Mereka berjalan menuju kafe bagian depan, "Aku bikin kamu gak nyaman?" tanya Rayhan lembut.

Dera buru-buru mengeleng,

"Terus..?"

"Aku belum terbiasa aja," jawab Dera pelan melihat ke arah Rayhan.

"Kalau gitu kamu harus mulai terbiasa, ok!" Rayhan mengedipkan matanya sebelah.

Dera mengangguk sambil tersenyum manis, "Iya,"

"Waduh, Gez yang baru jadian mukanya berseri-seri gitu ya, sampe kita yang dari tadi nungguin di lupain.." sindir Rian.

"Ah, Yan ngerusak suasana aja, tapi bener sih!" Geza terkekeh pelan.

Rayhan yang baru sampai di kafe bagian dalam langsung di suguhkan ocehan Rian dan Geza, Dera yang mendengar itu berniat melepas genggaman tangannya, ia sedikit malu pada kedua sahabat Rayhan itu, tapi Rayhan malah menggenggam erat tangannya.

"Apaansih lo berdua!"

"Wah Yan kita diabaikan sekarang Yan! Terluka hayati Yan!" ujar Geza dramatis.

Sebatas Angan dan Seujung Rindu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang