17 - Hubungan Yang Menjauh

120 50 17
                                    

Dera sampai ke sekolah pagi ini masih di antar mang Dadang, ia melangkah menuju gerbang. Hari ini entah kenapa rasanya sangat tidak bersemangat seperti biasa, tadi pun niatnya gadis itu tidak mau masuk sekolah, mood nya masih belum baik tapi mengingat ia masih baru dan tidak lama lagi ujian semester, akhirnya ia memutuskan tetap masuk agar tidak banyak ketinggalan.

Dera berjalan dengan menundukkan kepala, ketika sebuah tepukkan pelan berada di pundaknya membuat gadis itu menoleh, Vito. Lelaki itu yang baru saja menepuk pundaknya. Melihat Vito tersenyum ke arahnya, Dera pun ikut tersenyum walau tipis.

"Mau ke kelas?" tanya Vito.

Dera hanya mengangguk tak bersemangat.

"Yaudah, bareng aja,"

Keduanya berjalan beriringan, beberapa pasang mata yang melintas banyak mencuri pandang ke arah mereka, tak pelak bahkan ada yang berbisik, kebanyakan dari para siswi.

"Cie elah.. Ada yang baru jadian, nih!" ujar dari seorang cowok yang tiba-tiba sudah berada di samping Vito.

Vito tersenyum, "Apaan sih lo!"

"Terus, siapa lo bang?"

"Temen! Udah sana lo!" usir Vito.

Cowok itu tertawa, "Oh, jadi baru gebetan? Yaudah gue duluan, jagain tuh gebetan lo bang!"

"Udah lo sana!"

Cowok itu berlalu meninggalkan mereka, "Itu tadi anggota basket, tapi masih kelas sepuluh.." ujar Vito menjelaskan.

"Oh, namanya siapa?" tanya Dera basa-basi.

"Al,"

Dahi Dera berkerut, "Al ghazali?" tanyanya menoleh ke cowok di sampingnya.

Vito tertawa, "Bukan lah! Nama panjangnya Gevaldi adriano, biasa di panggil Al,"

"Oh, kirain Al ghazali," Dera sedikit terkekeh, bersama Vito membuat suasana hatinya sedikit membaik.

"Kenapa? Lo naksir?" tanya Vito iseng.

Dera buru-buru menggeleng, "Nggak, lagian juga adek kelas!"

"Kalau lo mau anak basket yang bukan adek kelas, pinter, baik, lucu, gue ada!"

"Siapa?"

"Gue! Lo nggak tau gue anak basket, kaptennya lagi!" ujar Vito bangga.

Dera tertawa lepas, dia pikir Vito akan menyebutkan nama anak basket yang lain, tapi ternyata malah nawarin dirinya sendiri.

****

Rayhan baru saja memarkir motor dan ketika ia berbalik untuk melewati lapangan menuju koridor, ia berhenti sejenak. Tak jauh dari jaraknya ia melihat sepasang siswa dan siswi berjalan beriringan, bahkan ia juga melihat keduanya tertawa lepas. Ada perasaan tak suka muncul, Rayhan ingat perasaan ini juga sama seperti kemarin ketika ia di tolak.

Ia berjalan cepat sampai di koridor, ketika sudah dekat dengan pasangan itu, ia kembali mempercepat langkahnya sehingga pada waktu menaiki tangga ia melewati sekaligus dua anak tangga. Rayhan berhasil melewati Dera dan Vito tanpa menoleh sedikit pun pada kedua insan itu.

Dera yang melihat Rayhan melintas di sampingnya dengan terburu-buru, hanya menatap punggungnya. Tepat di anak tangga yang terakhir,seseorang memanggil nama cowok itu.

"Ray!"

Rayhan yang merasa namanya di paggil menoleh, tak sengaja matanya melihat ke arah Dera namun secepat mungkin ia alihkan, karena yang memanggilnya barusan adalah Geza yang berjalan di belakang Dera.

Sebatas Angan dan Seujung Rindu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang