15 - Kecewa dan Cemburu

130 53 16
                                    

"Floly adera shalsabilla, will you to be my girlfriend?"

Mendengar pertanyaan Rayhan, siswi kembali terpekik kali ini begitu kuat, bahkan ada yang menutup wajah malu, Dera merasa lupa bagaimana caranya bernapas, pipinya bersemu merah, jantungnya berdetak lebih cepat.

Bingung. Ia terdiam harus menjawab apa? Ini kan hanya drama? haruskah ia menjawab sesuai kata hatinya? Dera bertanya dalam hati.

"Rayhan, kamu kan ibu suruh drama, kok malah nembak Dera?" pertanyaan dari bu Nina sukses membuat suasana yang tadinya di penuhi jeritan siswi berganti tawa para siswa.

Rayhan melepas tangannya dari gadis di depannya itu, menoleh pada bu Nina, "Ini tuh saya lagi drama bu! Kan nembak cewek juga bisa di sebut drama, kan?" jawab Rayhan santai, namun berhasil membuat perasaan Dera jatuh, tadinya ia berpikir Rayhan benar ingin menyatakan perasaannya tapi ternyata tidak. Moodnya yang tadi melambung tinggi kini jatuh ke jurang yang tak berdasar.

"Iya juga, ya," bu Nina tersenyum bersalah. "Ya sudah lanjutkan!" perintahnya lagi.

Rayhan berdehem sebentar sebelum kembali menggenggam tangan Dera, manatap manik coklat di depannya, raut Dera yang tadinya tegang kini berubah masam. Sepersekian detik Dera langsung menarik tangannya dari Rayhan, dengan mantap ia berkata, "Maaf Ray, gue gak bisa!" ujarnya lantang. Rasa gugup yang tadi melanda entah hilang kemana. Gadis itu sedih mendengar penjelasan Rayhan pada bu Nina.

Bukan, tapi ia kecewa.

Rayhan mengkerutkan kening heran, sungguh ini di luar ekspektasinya. Teman-temannya yang menyaksikan merasa kian seru, seketika suasana berubah aura.

Raut Rayhan berubah sedih. "Hmm," gumamnya, dalam kepalanya berpikir keras, kalimat apa yang cocok untuk menyelesaikan aksinya ini. "Gak papa, gue bakal tunggu lo terus, makasih..." Rayhan bersuara, hanya kalimat itu yang terlintas di otaknya.

"Makasih buat apa?" tanya Dera dengan kening berkerut bingung.

Rayhan tersenyum. "Makasih karna lo udah izinin gue buat punya perasaan sama lo."

Dera yang terlanjur kecewa hanya mengangguk lalu menjawab. "Ya," begitu cuek. Gadis itu beranjak pergi ke bangkunya meninggalkan Rayhan.

Bu Nina berdiri dan bertepuk tangan di ikuti para teman-temannya, Rayhan undur diri ke bangkunya, ia sempat membungkukkan badannya sedikit pada gurunya.

"Nah, anak-anak, itu tadi contoh drama yang berakhir sad ending. Ibu pikir tadi Rayhan mau nembak Dera beneran," bu Nina tekekeh pelan. "Tapi ternyata tidak. Bagus sekali Dera dan Rayhan, ini benar-benar unpredictable ending, ibu pikir tadi bakal happy ending, ternyata salah." bu Nina tersenyum ke arah Rayhan dan Dera.

Bel istirahat berbunyi, bu Nina pun undur diri setelah mengucapkan terimakasih untuk hari ini pada para siswanya.

Geza menggelengkan kepala, "Gila! Gue pikir tadi lo beneran mau nembak tu cewek!" ujarnya sambil menunjuk Dera dengan dagunya. "Sampai abang Geza gak bisa ngomong sangking takjubnya! Tadinya Ray, gue udah ada niat mau sedikit recokin drama lo ama Dera! Eh pas lo nembak Dera dan keliatannya serius banget, abang Geza jadi kicep brother.." sambungnya dengan semangat lengkap dengan senyum cengirannya.

"Apaan sih! Orang cuma drama!" balas Rayhan tidak sesemangat Geza.

Rian hanya diam, ia tau sebenarnya Rayhan tidak berniat untuk menampilkan drama dengan menyatakan perasaan pada Dera,mungkin tadi cowok itu hanya kebetulan saja karena ia tidak berdiskusi dulu dengan gadis itu. Tapi yang jadi pertanyaan Rian adalah, kenapa gadis itu menolak Rayhan? Bisa saja kan dia menjawab 'iya' sehingga tercipta happy ending. Apa mungkin Dera berharap Rayhan benar sedang menyatakan perasaannya?

Sebatas Angan dan Seujung Rindu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang