21 - I will Ray..

116 56 29
                                    

"Gue gak mau Rayhan! Please.. Gue takutt!" ucapnya lirih. Air mata kembali keluar dari iris coklatnya.

Rayhan mengambil bunga yang ada di tangan Dera, "Gue bercanda.." Rayhan menghapus air mata Dera dengan ibu jarinya yang bebas.

Dera segera melepas diri dari Rayhan dan berlari menuju pintu, "Dera tunggu!"

Dera menghiraukan panggilan Rayhan dengan air mata yang berlinang ia turun dari tangga dengan tergesa, Rayhan ikut berlari mengejar Dera berharap ia bisa menahan gadis itu. Namun ketika Dera sampai ke lantai bawah, lampu tiba-tiba mati.

Dera berhenti memusatkan pandangannya ke depan ia sedikit binggung kursi dan meja yang terjejer rapi sepi pengungjung, ia mendapat pandangan temaram dari lilin-lilin kecil yang seolah mengarah pada suatu tempat.

Ting!

Suara notif hp membuat Dera merogoh tasnya, ia mengambil hpnya dan langsung membuka pesan dari seseorang.

Ikuti bunga yang ada di antara lilin.

Pesan itu memberinya petunjuk, Dera melihat lagi pada lilin-lilin kecil tadi, ia melihat lilin itu yang seolah membentuk jalan, di tengah-tengah lilin itu ada bunga mawar merah yang berjejer rapi, Dera memasukkan kembali hpnya.

Ia mulai berjalan pelan mengambil setangkai bunga terus berjalan dengan melakukan hal yang sama, perasaan takut yang tadi melanda kini sirna berganti rasa penasaran, ia terus berjalan hingga berada di belakang kafe, ia berjalan di antara lilin yang kini tak tersedia lagi bunga, di ujung sana ia melihat ada tebaran kelopak bunga mawar merah yang di susun serapi mungkin membentuk gambar hati. Ia menggigit bibir bawahnya, Rayhan berdiri di tengah kelopak bunga berbentuk hati itu dengan bunga mawar biru di tangan kanannya.

Dera tak bisa lagi menahan senyumnya, dadanya membuncah senang. Dera terus berjalan hingga sampai di lilin-lilin terakhir kelopak bunga mawar tempat Rayhan berdiri.

Hening.

Keduanya bertatapan lewat sorot mata tersampaikan berjuta kata. Rayhan mengulurkan tangannya agar Dera berdiri di sampingnya, rambut cowok itu kini sudah membentuk jambul seperti biasa, namun senyumnya kali ini membuat Dera lagi-lagi kehilangan suara.

"Gue minta maaf, karena udah buat lo nangis," lirih Rayhan, sorot matanya sendu, tangan yang kosong menghapus jejak air mata dari pipi cewek itu.

Dera hanya diam menikmati rasa yang kini ingin meledak dalam dadanya.

"Gue pernah bilang kalau gue suka lo, kan?"

Dera hanya mengangguk.

"Hari ini perasaan itu berubah, berubah lebih dalam. Gue bukan jatuh cinta, tapi jatuh hati.." suara Rayhan mengalun lembut, sorot yang tadi sendu berubah sesuai suaranya.

"Dera, kamu satu-satunya perempuan yang berhasil membuat aku luluh, membuat suasana berubah.."

Senyap. Bahkan jangkrik pun tak berani bersuara.

"Aku merasa ada yang kosong jika kamu tak ada, merasa marah jika kamu bersama yang lain, merasa kecewa jika kamu abaikan..." lanjut Rayhan.

Suara lagu perfect dari Ed Sheeran tiba-tiba terdengar lembut.

Cukup lama mereka hanya terdiam, lewat tatapan matanya Rayhan mengatakan seolah ia serius. Dera mulai merasa oksigen menipis, pipinya sudah bersemu dari tadi, bibirnya sudah tersenyum dari tadi tak juga merasa pegal, ia merasa detak jantungnya kini pun dapat di dengar cowok di depannya saking kuatnya, sebisa mungkin ia tahan wajahnya yang sedari tadi ingin menunduk tetap mendongak melihat indahnya ciptaan tuhan, iris coklatnya beradu dengan milik Rayhan, sorot mata lembut itu berhasil membuatnya lagi-lagi terpana.

Sebatas Angan dan Seujung Rindu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang