20 - Skenario

105 50 17
                                    


Dera berdiri di balkon kamarnya, malam belum larut tapi ia bosan di rumah, hpnya ia genggam sembari menikmati malam yang cerah di penuhi bintang. Dera mencoba menghubungi Cindy tapi tak ada jawaban dari gadis imut itu, Dera menghela napas, sejenak ia berpikir harus melakukan apa supaya rasa bosannya hilang.

Setelah cukup lama gadis itu masuk kembali ke kamarnya, mengambil jaket untuk keluar, tas selempangnya ia isi dengan dompet dan hpnya. Dera bertemu mang Dadang di teras rumahnya seperti biasa ada satpam komplek yang lagi main catur dengan mang Dadang.

"Mang, Dera pinjem kunci mobil dong,"

"Non Dera mau kemana?"

Pertanyaan mang Dadang membuat Dera sadar akan sesuatu bahwa ia tidak punya tujuan. Kepalanya terangkat dengan kening berkerut, "Non mau ke kafe yang waktu itu non minta antar mamang ya?" lagi, pertanyaan mang Dadang sukses membuat Dera kembali sadar, ia mengangguk.

"Iya mang,"

"Biar mamang aja yang antar non.."

"Eh, gak usah biar Dera sendiri aja, lagian mamang juga lagi main catur sama pak satpam,"

"Gak papa non saya bisa tunggu!" celetuk satpam komleks itu yang sampai saat ini belum di ketahui Dera namanya.

"Nah iya non, biar mamang antar aja,"

"Yaudah deh! Bapak tunggu mang Dadang yaa, minta bawain cemilan aja sama mbok Ijah!" kata Dera sambil tersenyum. Satpam itu hanya mengangguk sambil tersenyum ramah.

"Ayo non,"

Dera segera masuk mobil ketika mang Dadang sudah siap dengan mobil.

****

Dera sampai di kafe mentari ia melangkah masuk, memilih tempat duduk di pojok dekat kaca agar leluasa melihat ke jalanan. Seorang pelayan menghampiri Dera membawa buku menu, Dera memesan minum milkshake oreo untuk menemani ia malam ini. Setelah pelayan itu pergi Dera mengedarkan matanya melihat sekeliling berharap ada Rayhan di antara pelayan yang lalu lalang mengantar pesanan, tapi nihil. Sedikit kecewa Dera kembali melihat dengan seksama berharap kali ini ia menemukan sahabat Rayhan, tapi tetap hasilnya mengecewakan. Mungkin malam ini Rayhan sedang tidak bekerja, pikirnya. Dera mengeluarkan hpnya dari tas selempang gadis itu, mencari kontak Rayhan membuka roomchat nya dengan Rayhan, tangannya menari di papan ketik hp.

'Ray lo gak kerja?'

Hanya mengetik pesan namun belum sempat ia kirim sudah ia hapus lagi. Selalu seperti itu.

Pelayan kembali datang membawakan pesanan Dera, Dera mendongak mengucapkan terima kasih sambil tersenyum. Pelayan itu ikut tersenyum ramah sambil mengangguk, lalu pergi berlalu.

"Mas! Tunggu!"

Baru dua langkah Dera kembali memanggil pelayan itu, ia berbalik kembali mendekat pada Dera.

"Ada yang bisa saya bantu lagi Dek?" tanya pelayan, wajah Dera yang baby face membuatnya bisa menebak gadis itu masih muda darinya.

"Hmm.." Dera bergumam tidak jelas. "Saya mau tanya apa Rayhan gak kerja?" tanya Dera sedikit canggung.

"Oh, cari Rayhan? Dia baru aja ganti sift, nanti saya kasih tau kalau ada yang nyariin, ada yang bisa di bantu lagi?"

Dera hanya menggeleng.

"Kalau begitu saya permisi.."

Dera baru teringat setelah pelayan itu pergi, seharusnya ia tak perlu menyampaikan pada Rayhan bahwa dia sedang mencari cowok itu. Ia hanya menatap punggung pelayan itu menjauh, ia sedikit panik bagaimana jika Rayhan sedang istirahat? Ia malah mengganggu kalau begitu.

Sebatas Angan dan Seujung Rindu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang