19 - Semakin Dekat

112 50 20
                                    

Pagi ini Dera terbangun sangat pagi, dia tidur tidak begitu nyenyak, tak sabar untuk menunggu datangnya pagi. Ia sudah siap dan langsung turun, sayang sang mama sudah berangkat duluan ke kantor, jadi ia hanya menikmati sarapan sendiri.

Dera bergegas menuju pintu utama, mang Dadang sudah siap mengantarnya.

"Mang, hari ini Mamang gak usah antar,"

"Loh kenapa atuh non?" mang Dadang yang sudah siap pun heran.

"Dera berangkat sama temen," ujar Dera, aura bahagia menyelimuti suaranya.

Mang Dadang mengagguk, "Oh yaudah, non."

Dera berjalan menuju gerbang rumahnya, ia menunggu Rayhan di depan gerbang dengan tangan yang meremas rok kotak-kotak merah putihnya, menyalurkan rasa gugup yang kini melanda, menghirup segarnya udara pagi.

Di bibirnya terukir senyum begitu manis, binar matanya memancarkan keceriaan yang sangat ketara, dalam hati ia selalu berdoa agar hari ini berjalan dengan lancar.

***

Sementara di rumahnya Rayhan telah siap dengan seragam sekolahnya, ia kini menghampiri Ibunya yang akan menjemur pakaian.

"Bu, Rayhan berangkat dulu, ya!"

Shinta langsung menoleh dan tersenyum, "Hati-hati Ray,"

Rayhan mengulurkan tangannya kanannya berniat untuk salim.

"Gak usah, tangan Ibu basah ini Ray!"

"Gak papa, Bu. Udah sini!" Rayhan langsung mengambil tangan ibunya. "Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikum salam.."

****

Rayhan berhenti di depan Dera, membuka helmnya.

"Selamat pagi," sapa Rayhan dengan senyum manisnya.

Yang di sapa hanya tersenyum.

"Gue nyapa bales dong!"

"Iya... Selamat pagi juga Rayhan!" ujar Dera sebal, sebenarnya bukan sebal tapi ia gugup. Dera tak bisa mengekspresikan diri begitu saja. Ia akan bersikap seolah kesal, padahal darahnya tengah berdesir hebat.

"Nah gitu dong! Kita langsung berangkat aja, deh!" ajak Rayhan.

"Ya emang harus berangkat, Ray! Mau kemana lagi emang?"

"Ke sekolah, lah! Lo mau kemana emang? Mau ngajakin gue bolos? Sorry gue anak baik-baik Der, nah kalau lo mau ngajakin gue nanti aja pas pulang sekolah..." balas Rayhan usil.

"Ihh, siapa yang mau ngajakin lo bolos?" tanya Dera kesal. Entah kenapa Rayhan hari ini cukup menyebalkan.

Rayhan hanya tertawa lepas.

"Kok lo malah ketawa, sih?! Nyebelin emang!" Dera mamajukan bibirnya.

"Gue seneng aja ngeliat lo marah-marah, tambah lucu!"

Dera berdecak pelan, mencebikkan bibirnya seolah ia sedang marah, padahal dalam hati ia bersorak.

"Ngambekkk!" Rayhan mencolek dagu Dera.

"Ihh, Rayhaannn!"

Rayhan kembali tertawa, "Ayo naik!" ujar Rayhan.

"Tunggu pakai helm dulu.." Dera segera naik setelah memakai helmnya.

"Pegangan gue mau ngebut!"

Dera berdecih, "Modus!"

Rayhan hanya terkekeh pelan. Ia segera membelah jalan jakarta meninggalkan tempatnya berpijak menuju sekolah.

Sebatas Angan dan Seujung Rindu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang