6 - Lebih Dekat

215 93 18
                                    

Kelas XI IPA 1 kini tengah berada di lapangan untuk mengikuti pelajaran olahraga, kelas yang di bimbing pak Juan itu tampak antusias. Pelajaran olahraga kali ini membahas tentang basket, terlihat Rayhan sedang mendribble bola di lapangan. Tapi pak Juan tiba-tiba undur diri sebab di panggil kepala sekolah, katanya ada rapat untuk olimpiade olahraga tahun ini.

"Ray... Kamu pimpin teman-teman kamu supaya tidak mengganggu yang lagi belajar, ya!" perintahnya pada Rayhan.

"Baik Pak." angguk Rayhan.

Setelah pak Juan pergi beberapa siswi pindah ke pinggir lapangan termasuk Dera, gadis itu memilih tempat duduk yang di dekatnya ada pohon rindang sehingga dia bisa berteduh.

"Der, gue mau ke kantin nih beli minum, Lo mau ikut? Atau nitip sesuatu?" ujar Cindy sambil berdiri dari duduknya.

"Gue nitip es jeruk deh!"

"Oke, gue pergi dulu ya,"

Dera mengangguk sebagai balasan. Setelah kepergian Cindy, Dera melihat ke arah Rayhan.

"Lo kayaknya suka banget liatin Rayhan?" Itu suara Vito, si pemuda yang di gadang-gadang akan jadi saingan Rayhan untuk mendapatkan Dera.

"Nggak, biasa aja," Dera menarik sedikit rambut kebelakang telinga, bukan bermaksud mencari perhatian, tapi memang sebagai bentuk refleks sebab ia kurang nyaman.

Bukan, maksudnya bukan seperti itu.

Dera tak menyukai hal baru, ia bingung harus berbuat apa, harus membicarakan apa, terutama jika dengan laki-laki.

"Atau lo pengen main basket? Gue bisa ajarin lo,"

"Kok lo gak masuk kelas?" tanya Dera melihat Vito sekaligus mengalihkan pembicaraan.

Vito tersenyum,"Kelas gue lagi ulangan, siapa yang udah selesai boleh keluar." ucapnya bangga.

"Oh,"

"Lo gak suka gue ada di sini, ya?" tanya Vito heran.

Dera mengerjapkan mata sekali. Inilah yang membuatnya tak suka hal baru, sikapnya sangat mudah terbaca."Hah? Gak kok, gue suka aja." balas Dera cepat. Ia takut menyinggung pemuda disampingnya ini.

"Gue kirain lo gak mau gue disini," Vito tersenyum.

Dera hanya menggeleng, tak ada alasan untuk hal itu. Pemuda itu baik, dengan sikap ramah dan mudah mencairkan suasana. Berbicara soal Vito, pemuda yang kini duduk di pinggir lapangan outdoor samping Dera ini, merupakan kapten basket SMA Merah Putih. Ia seangkatan dengan Dera di jurusan yang sama, berbeda kelas saja.

Dera mulai tak nyaman, ketika beberapa siswi yang masih duduk dipinggir lapangan mencuri pandang kearahnya, ia hanya menunduk sembari melihat kuku jari. Bagi kebanyakan siswi, siapa yang tak kenal Vito, lelaki itu tak ubahnya seperti Rayhan yang dikagumi karena ketampanan yang ia miliki, namun yang membuat mereka heran adalah bagaimana bisa anak baru seperti Dera dekat dengan kedua siswa populer sekaligus.

Rayhan kini juga mengalihkan atensinya, ia mendengar bisik-bisik siswi dan mencari penyebabnya. Tak jauh dari tempatnya berdiri, dapat ia lihat Vito–anak IPA-3–tengah duduk bersebelahan–walau Dera menuduk–bersama Dera. Sesekali Dera menanggapi ucapan Vito dengan anggukan atau hanya tersenyum tipis. Sekarang ia paham mereka lah yang jadi bahan gibahan para teman-teman perempuan.

Tanpa Rayhan sadari ia melempar bola basket sembarang arah, hingga membuat Geza merutuk karena terkena benda bulat itu. "Guys! Balik kelas. Ganti baju kalian ke seragam. Bentar lagi bel pertukaran mata pelajaran."

***

Dera bukan kembali ke kelas tapi malah menyusul Cindy dan berniat mengambil minumannya, dari tadi sebenarnya tenggorokannya sudah kering. Dari kejauhan netra cokelat miliknya menangkap siluet seseorang yang ia kenal berjalan dengan arah berlawanan.

Sebatas Angan dan Seujung Rindu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang