28 - Selesai

96 40 16
                                    


"Rayhan, kanapa kamu bisa kenal sama perempuan tadi!?"

Tanpa menyebutkan namanya, tapi Rayhan tau siapa yang ibunya maksud.

"Bu, kita pulang dulu ya?" mereka baru saja keluar dari pekarangan rumah itu dan sedang berjalan menuju motor Rayhan yang ia parkir di pinggir jalan.

"Pokoknya apapun alasanmu, ibu nggak mau tau! Kamu harus jauhi dia dan segala yang berhubungan dengannya!" seru Shinta tegas.

Rayhan yang baru duduk di atas motornya mencengkram stir motor kuat, air mukanya berubah.

"Emangnya kenapa sih, bu?" ia sebisa mungkin menguasai emosinya yang mulai naik.

"Ibu bilang jauhi! Ya jauhi Ray!" nada suara Shinta naik satu oktaf.

Rayhan menoleh kebelakang menatap ibunya, "Tapi Rayhan butuh penjelasan bu. Rayhan gak bisa turuti kemauan ibu kalau gak jelas." untuk pertama kalinya Rayhan membantah ucapan ibunya dan berkeras seperti ini.

Shinta tentu saja terkejut. "Kamu berani bantah ibu? Siapa yang kasih pengaruh buruk ke kamu kayak gini?!"

Rayhan menghela napas berat, menyadari kesalahannya dan melihat kedepan. "Rayhan minta maaf bu, gak ada yang pengaruhi Rayhan," suaranya kental syarat akan penyesalan. "Kita pulang dulu ya? Biar ibu bisa langsung istirahat." akhirnya ia pun mengalah.

Rayhan segera melajukan motornya membawa ia dan sang ibu menuju tempat tinggalnya.

***

Vira mengetuk pintu kamar Dera. Ia masuk setelah Dera menyerukan kata 'masuk'.

"Lho mami? Aku kira mbok Ijah," kening Dera berkerut melihat ekspresi maminya keras.

"Dera kamu punya hubungan apa sama cowok yang tadi nganter kamu pulang?" tanya Vira tanpa menyembunyikan kemarahannya.

Kerutan di dahi Dera kian dalam, entah bagaimana suasana berubah menjadi tegang. "Maksud mami... Rayhan?" tanyanya heran karena maminya seolah tak ingin menyebutkan nama pacarnya.

Vira mengangguk sekali, jujur ia sebenarnya tak tega pada sang putri jika harus memisahkan dengan orang yang ia sayangi, ia sadar waktunya untuk Dera masih kurang, di tambah lagi dengan tak adanya sosok ayah yang harusnya menjadi pelindung bagi Dera.

Tapi semua keputusannya sudah bulat, dan ia siap jika harus di benci putrinya sendiri.

"Akuu, pacaran sama Rayhan mi,"

Jawaban Dera lagi-lagi membuat Vira seolah di hantam balok kayu besar. Ia memejamkan matanya beberapa detik, detik selanjutnya ia siap untuk matahkan hati sang buah hati.

"Putusin dia, sayang." suaranya tenang, tapi jelas ketegasan yang tak ingin di bantah tersirat di dalamnya.

Dan Dera menangkap hal itu. "Tapi kenapa mi? Bukannya tadi mami ketemu baik-baik aja," matanya mulai berembun.

"Mami gak mau kamu ada hubungan apapun lagi sama dia." setelah itu Vira langsung berbalik pergi dari kamar Dera.

Belum sempat Dera menghela napas, kalimat terakhir maminya langsung membuat air mata Dera jatuh. Ia langsung terduduk menutup wajahnya dengan kedua lutut, ia biarkan air matanya mengalir dengan deras tanpa mengeluarkan isakan.

Tanpa Dera sadari maminya tak benar-benar pergi. Di balik dinding kamar, Vira memegang dadanya merasakan sesak yang dalam, air matanya mengalir tanpa dapat ia cegah. Dalam hati ia mengucapkan kata maaf tanpa henti.

Maafkan mami Dera, maafkan mami...

Maafkan aku mas, karena tidak bisa menjadi ibu yang baik untuk putri kita...

Sebatas Angan dan Seujung Rindu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang