Penantian Terindah #2

1.2K 82 3
                                    

Kecaman bukan alasan untuk menyerah, tapi sebuah motivasi untuk bangkit.

🍂🍁🍂

Seorang gadis cantik melangkahkan kakinya lebar-lebar, berharap segera sampai di tempat tujuannya.

Bruukkk

"Aduh, maaf-maaf mbak, saya nggak sengaja."

"Iya mas, nggak papa kog. Maaf mas, saya sedang terburu-buru." kata Lia lalu berlari masuk ke dalam bandara.

Hari ini adalah hari kepulangan kakak kedua Aulia yang menempuh pendidikan di universitas Al Azhar Mesir. Semua anggota keluarga Aulia memang akan membuat acara tasyakuran kecil-kecilan di rumah. Tapi, tak afdhol rasanya kalau Aulia tidak ikut menjemput kakaknya di bandara.

"Duh... Mana yah. Kog udah sepi sih."

Ting

Mbak Alyn

Li, kamu langsung pulang ke rumah aja ya, mbak udah di perjalanan sama umi, dan tante Devi.

Satu pesan chatt dari Alyn, mampu membuat Aulia berdecak sebal. Karena dia pasti akan di lupakan jika sudah bergabung dengan keluarga uminya.

"Tuh kan, aku ketinggalan. Yaudah deh, lebih baik aku pulang sekarang. Sebelum jalanan menjadi macet."

Lia keluar dari gedung itu dengan langkah gontainya. Dia segera menuju ke pinggir jalan raya untuk menunggu taksi online pesanannya.

"Adekkk...!! Awasss...!!"

Ckiiitttt Buughhh

"Auwwhhh...!!"

Seorang pengendara mobil melajukan mobilnya di atas kecepatan, dan hampir saja menabrak seorang anak kecil jika Lia tak segera menariknya.

"Adek, baik-baik saja kan ? Ada yang sakit nggak ?" tanya Lia memastikan.

"Ya ampun, Lily. Kamu nggak papa kan, sayang."

"Mama..."

"Alhamdulillah, dia nggak papa buk. Mungkin dia masih syok, karena kejadian tadi."

"Iya mbak, saya ucapkan terima kasih banyak karena mbaknya sudah menolong anak saya. Tapi mbak baik-baik saja kan."

"Sama-sama buk. Alhamdulillah, saya baik-baik saja kog."

"Yasudah, saya pamit dulu ya, buk. Dan adek, sampai jumpa kembali yah, kakak mau pulang dulu," kata Lia melihat taksi pesanannya sudah datang. "Mari buk, Assalamu'alaikum."

Lia pun segera masuk ke dalam taksi untuk segera pulang. Sebenarnya dia tidak merasa baik-baik saja, dan tangannya terasa sangat nyeri akibat jatuh tadi. Tapi dia mengabaikannya, karena yang dia fikirkan saat ini adalah bagaimana caranya dia bisa segera sampai di rumah.

***

Aulia merasa bersyukur karena telah sampai di rumah dengan selamat, meskipun sedikit terkena macet.

"Assalamu'alaikum."

"Wah... Wah... Jadi begini yah ternyata. Kakaknya pulang hari ini, bukannya menyambut dengan suka cita, Ehh... malah asyik-asyikan ngerumpi." kata Sinta yang duduk di ruang tamu rumah Lia.

Penantian Terindah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang