Penantian Terindah #3

1.1K 63 0
                                    

Kecaman bukan alasan untuk menyerah, namun sebuah motivasi untuk lebih baik.

🌱🌱🌱

Seorang gadis cantik berlari melewati koridor kampus. Terlihat dengan jelas di wajahnya kebahagiaan dan rasa lelah yang kentara sekali. Dia terus berlari dengan senyum yang tak lepas dari bibir mungilnya.

Aulia tersenyum bahagia ketika menemukan keberadaan kedua sahabatnya. Aulia melambai ke arah kedua sahabatnya yang berada di halaman depan kampus.

"Diraa...!! Nesha...!!"

Aulia berlari ke arah kedua sahabatnya. Namun kedua sahabat Lia menatapnya dengan pandangan yang sulit untuk di artikan.

"Nes, Ra, kalian kenapa sih ? Lagi pada sakit gigi yah ?" tanya Lia bingung.

Kedua sahabatnya saling bertukar pandang, dan detik berikutnya sebuah senyum misterius terbit di bibir kedua sahabatnya.

"AULIIIAAAAA....!!"

Mereka berdua menyerang Lia dengan pelukan dan cubitan gemas. Mereka merasa sedikit kesal dengan sifat sahabatnya yang pelupa ini.

"Nes, Ra,... Auwh... Udah, udah... Stop...!!" kata Lia menghentikan aksi kedua sahabatnya, karena tanpa sengaja mereka menyentuh luka yang ada di lengannya.

"Li...? Kamu nggak papa kan. Kita udah kelewatan yah." kata Nesha.

"Nggak papa, aku baik-baik aja kog. Lagian kalian berdua kenapa sih nyerang aku tiba-tiba. Emang aku ada punya salah yah sama kalian, perasaan nggak deh."

"Lia cantik, yang unyu-unyu, dan imut kaya marmut," kata Dira sambil mencubit pipi Lia gemas. "Li, kapan sih penyakit pelupa kamu itu hilang."

"Pelupa ? Apa sih maksud kamu, aku nggak faham." kata Lia bingung.

"Ya ampun, Lia sayang. Kamu ingat sesuatu nggak waktu kita di cafe kemarin ?"

"Nggak, emang kemarin aku ada ngelakuin apa aja sih." kata Lia dengan tampang bingungnya. Sedangkan kedua sahabatnya sudah sangat frustasi di buatnya.

"Ya Allah, sabarkan hayati." racau Nesha.

"Aulia, aku ingatkan yah. Kamu kalo pesan makanan itu jangan langsung di tinggalin aja." kata Dira.

"Oh itu, kan keadaannya emang mendadak. Lagian makanannya kan udah aku bayar dan aku kasih ke kalian berdua."

"Bayar apanya. Emang kamu merasa bawa uang kemarin. Orang kamu aja pesen minuman pake uang aku." kata Nesha sebal.

"Astaghfirullah, hehehe..."

Aulia merasa malu, dia baru ingat kalo kemarin dia lupa tak membawa dompet.

"Nes, Ra, maaf yah. Aku lupa banget," kata Lia, sedangkan kedua sahabatnya hanya memutar mata malas.

"Ayolah Nes, Ra, maafin aku yah. Aku benar-benar lupa kemarin." kata Lia,pada kedua sahabatnya.

"Yaudah, gini aja deh. Gimana kalo kita ke cafe sekarang. Udah deh, nggak usah khawatir, ntar aku aja yang bayarin."

"Kamu nyuap kami yah." kata Nesha.

"Eh, Nes, kita kan nggak lagi makan. Kog di suapin, di suapin angin emang. Kalo aku mah ogah." kata Dira.

"Suap Dira, bukan suapin pake nasi." kata Nesha sebal.

"Lah, kan Lia tadi ngajak kita ke cafe, Nes."

"Serah deh Ra... Serrraahhh...!!" teriak Nesha frustasi, membuat Dira dan Lia terkikik geli.

Penantian Terindah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang