Penantian Terindah #29

644 38 0
                                    

Ketenangan mungkin memang banyak dicari, tapi ketenangan merupakan jeda takdir baru yang menanti.

🌿🌿🌿

Kebahagiaan dan kehangatan terpancar jelas dari kebersamaan keluarga Mumtaza. Bahkan rasa syukur saja tidak cukup untuk menggambarkan nikmat yang Allah berikan pada mereka.

Hadirnya Nadhira yang merupakan cucu keluarga Mumtaza, telah memberi warna baru di kehidupan mereka. Meskipun rasa sesal, sedih masih terlihat kental, tetapi semua itu dapat teralihkan dengan hadirnya sosok Nadhira yang selalu memberi semangat dan mencairkan suasana. Yah, andai saja boleh jujur, sebenarnya Nadhira juga sangat merindukan sosok Aulia yang baik, sabar dan penyayang. Namun kini hanya do'a yang menjadi pelampiasan dari rasa rindu tersebut.

"Aaaakkkhhh...!! Aunty Nad, tolongin Azka!" teriak seorang anak laki-laki yang berlari ke arah Nadhira.

"Kyaaa, Faishal ayo kita serang Bang Azka." kata Fikri yang menggoda putranya sambil menggendong Faishal -anak pertama Alyn- berlari ke arah Azka yang berlari ke arah Nadhira.

"Kyaaa...! Ayah, jangan bawa dedek Fais kesini. Abang nggak mau kotor." kata Azka kesal.

Fikri tertawa keras saat melihat wajah kesal putranya. Dia memang sering sekali menggoda jagoan tampannya, dan yah, Azka memang paling benci saat ada seseorang yang mengacak-acak dan mengotori bajunya. Sedangkan Fikri yang masih setia menggendong Faishal yang mulutnya belepotan dengan coklat hanya terkekeh pelan saat melihat putranya mencebikkan bibirnya.

"Sayang, Abang kenapa wajahnya di tekuk gitu, Nak?" tanya seorang wanita cantik yang berjalan ke arah mereka dengan bayi mungil cantik di gendongannya.

"Bunda," kata Azka yang berjalan merajuk kepada bundanya.

"Itu mbak, Bang Fikri lagi godain Azka sambil gendong Fais yang belepotan karena habis makan coklat." kata Nadhira menjelaskan.

Sedangkan Fikri yang sudah sangat gemas dengan istrinya, segera menyerahkan Faishal ke gendongan Nadhira.

"Sayang, kamu kog jalan-jalan sih. Tadikan aku minta kamu duduk dan jangan sampai capek. Apalagi sambil gendong baby Akira." kata Fikri yang menasehati istrinya panjang lebar.

"Ck, kamu cerewet banget deh, Yah. Aku kan cuma berjalan sebentar, lagian kamu juga, ngapain coba godain Abang Azka terus. Nggak bosan apa." balas Rahma -istri Fikri- pada suaminya.

Nadhira hanya tersenyum geli melihat tingkah kedua kakaknya. Dia menatap Faishal yang bergumam tidak jelas, membersihkan sisa coklat yang di makan balita tersebut. Kemudian membawanya menuju kedua orang tuanya.

Tidak sulit bagi Nadhira untuk mencari kedua orang tua Faishal. Mengingat mereka yang memiliki tempat sekaligus acara yang sedang berlangsung. Tetapi bukan itu yang menjadi fokus Nadhira saat ini, melainkan sebuah kegaduhan yang tengah terjadi di depannya. Nadhira melihat perdebatan antara Nesha dan Alfian yang di ketahuinya adalah sepupu dari Nesha. Namun satu hal yang membuat Nadhira heran adalah apa yang tengah mereka debatkan, terlebih di depan keluarganya.

Nadhira berjalan sedikit mendekat ke arah mereka, sehingga dia mendengar sedikit apa yang mereka berdua debatkan.

"Pokoknya aku nggak mau tau ya, Bang. Sesuai kesepakatan sebelum permainan tadi, Bang Fian harus nyatakan perasaan abang pada orang yang Abang sukai." kata Nesha.

"Tapi bukan begini caranya Nesha. Kamu sengaja mau memanfaatkan keadaan yah." balas Alfian.

"Kurang bagaimana lagi sih, Bang. Harusnya Abang tuh bersyukur, mumpung di sini ada keluarga kita dan keluarganya kan pas tuh. Jadi abang bisa sekalian khitbah dia." kata Nesha tak mau kalah.

Penantian Terindah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang