Penantian Terindah #5

1K 56 1
                                    

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, akhirnya bisa kembali ke dunia orange setelah sekian lama menghilang, karena berkutat dengan soal-soal UAS.

Okay, langsung saja yah...!!
Happy reading...!!😊

______________

Dunia memang terlihat indah, tapi itulah cara syetan menyesatkan manusia.

🌦🌦🌦

Seorang pria dengan wajah datar dan pandangan menusuk seperti elang berjalan menuju sebuah perusahaan. Dari tatapannya yang setajam silet itu memberi kesan dingin bagi siapa saja yang melihatnya. Namun dari situlah justru membuat beberapa pasang mata terpana oleh pesonanya.

Alby Fakhril Fahreza, seorang CEO muda yang telah berhasil membawa perusahaan keluarganya hingga titik tertinggi. Yah, meskipun sikap dingin yang di miliki membuat dirinya terkesan angkuh. Tapi tak jarang beberapa karyawan dengan terang-terangan menyatakan perasaan pada atasannya.

"Bagus, mentang-mentang situ bos. Seenaknya saja ninggalin kerjaan. Situ sehat ?" sindir Alfian ketika abangnya tiba di depan ruang kerjanya.

Tapi Alby tetaplah menjadi Alby, manusia es yang datar sedatar tembok. Bahkan dengan adiknya saja dia hanya bicara beberapa kata.

Berbeda dengan Alby, Alfian ini adalah orang yang sangat periang, humoris dan terkadang usil, dan sangat berbanding terbalik dengan kakaknya. Karena Alby adalah tipe orang pendiam dan tidak suka basa basi.

"Susah emang, ngajak bicara tembok," kata Alfian masuk ke ruang kerja kakaknya. "Bang, bisa nggak sih sekali saja nggak ngacangin orang lagi ngomong. Kena adzab baru tau rasa."

"Yah, kalo omongannya berfaedah aku tanggepin. Oh iya, gimana meetingnya tadi ?"

"Yaelah bang, dateng-dateng yang di tanyain kerjaan. Sekali-kali kek, tanyain kabar adek ndiri kenapa." kata Alfian yang masih mengomel. Namun hanya di balas dengan tatapan datar oleh kakaknya.

"Ya Allah, iya-iya. Sabar napa."

Alfian pun akhirnya menceritakan apa saja yang di bahas saat meeting tadi, dengan Alby yang menyimaknya dengan pandangan datar.

"Oh." jawab Alby.

"Gitu doang, bang ?" kata Alfian dengan ekspresi memelas.

"Udah waktunya sholat dzuhur. Aku ke mushola dulu." kata Alby bangkit dari kursinya.

"Ya Allah, punya abang gini amat, yah. Buat kurban di bulan Dzulhijjah boleh nggak sih." racau Alfian saat abangnya keluar dari ruangan.

"Sholat atau di sholatkan." kata Alby dari luar ruangan, membuat adiknya merasa takut dan kesal menjadi satu.

***

Aulia sangat senang sekali, ternyata magang itu tak seburuk seperti yang dia pikirkan selama ini. Sekarang Lia berada di bagian keuangan bersama empat orang senior yang cukup baik dan ramah. Hal itu membuat Aulia tersenyum sendiri di salah satu bangku kantin, karena saat ini adalah waktu istirahat untuk makan siang.

Penantian Terindah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang