Yakinlah, karena kebenaran tidak akan pernah menghilang.
🌹🌹🌹
Pernikahan Alby kini sudah ada di depan mata. Alby tidak menyangka bahwa hanya tinggal menghitung jam saja dia akan berganti status. Alby sungguh tidak percaya, kalau dia akan sampai sejauh ini. Tetapi jauh dari semua itu, entah mengapa dia merasa gelisah. Dia merasa tidak yakin dengan pernikahan yang sebentar lagi akan terjadi.
Pernikahan akan berlangsung besok, tapi saat ini dia masih jalan di tempat. Alby menghela nafas, Dia sudah lelah dengan semuanya dan dia juga sudah berusaha. Namun, bayang-bayang tentang masa lalunya dengan Aulia seakan tidak mau beranjak dan rasa bersalah itu terus-menerus menghantuinya. Di tambah lagi dengan beberapa masalah yang muncul belakangan ini telah menggoyahkan keyakinannya.
Alby menerawang kilas balik pada saat pemakaman Aulia waktu itu. Sudah hampir setengah tahun kejadian itu berlalu, dan itu artinya pernikahannya dengan Sinta sudah lama di tunda. Alby memijat pelan keningnya, saat ini dia benar-benar pusing memikirkan jalan keluar untuk semuanya. Karena dia tidak akan bisa mundur meskipun dia ingin.
Saat ini Alby tengah menyendiri di ruang kerjanya. Memikirkan tentang bagaimana caranya dia bangkit dari kenangan masa lalu. Karena dia juga tidak mau menjadi egois dengan masa depannya. Tetapi kenangannya bersama Aulia di masa lalu seolah menariknya pada titik terendah, sehingga sulit baginya untuk bangkit kembali.
Alby juga merasa begitu frustasi karena memikirkan nasib pernikahan yang sudah beberapa kali di tunda. Seharusnya pernikahan itu berlangsung sejak tiga bulan yang lalu, tapi entah mengapa begitu banyak masalah yang tiba-tiba datang dan menggagalkannya. Di tambah lagi dengan permasalahan perusahaan yang tiba-tiba saja datang bersamaan.
Tok Tok Tok
"Masuk!"
Melihat siapa orang yang baru saja mengetuk pintu membuat Alby heran. Karena tidak biasanya Alfian mengetuk pintu atau bahkan sekedar meminta izin dahulu saat ingin masuk ruangannya, di tambah lagi dengan ekspresi adiknya yang seperti itu.
"Mas Iel sibuk?" tanyanya Alfian.
Alby yang mendengar pertanyaan itu mengerutkan keningnya. Merasa aneh karena jarang sekali Alfian bertanya seperti itu, bahkan tidak pernah.
"Nggak."
Sebuah senyum terbit di bibir Alfian setelah Alby menjawab pertanyaan tersebut. Alfian kemudian menoleh ke kiri dan kanan memastikan tidak ada orang yang mengikuti, lalu masuk dan menutup pintunya.
Alfian duduk di sofa yang ada di ruang kerja kakaknya, sedangkan Alby yang masih duduk di kursi kerjanya menatap aneh adiknya tersebut, menunggu berita apa yang akan di sampaikan olehnya.
"Mas, kamu merasa aneh nggak?" kata Alfian berusaha memecah keheningan.
"Maksud kamu?"
"Sebelumnya Ian minta maaf dan bukan maksud Ian untuk menghasut. Tapi, apakah Mas Iel merasa janggal atau tidak pada masalah yang terjadi akhir-akhir ini, di tambah dengan Sinta yang sering menghilang tanpa kabar." kata Alfian hati-hati takut menyinggung perasaan abangnya.
"Yah, lalu?"
"Apakah Mas Iel yakin masih akan melanjutkan pernikahan Mas dan Sinta yang sudah lebih dari tiga kali gagal."
Hening, baik Alby maupun Alfian tidak ada yang membuka suara. Alby memejamkan matanya, dia sudah menduga cepat atau lambat Alfian akan menanyakan hal tersebut. Tapi satu hal yang Alby rasakan, bukannya dia tidak sadar akan pertanda tersebut dan hal itu pula yang juga membuat Alby gundah. Namun hingga saat ini dia belum mendapat jalan keluar dari masalahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian Terindah ✅
SpiritualHidup dengan sebuah masa lalu yang kelam memang bukanlah pilihan. Namun, bukan berarti kita tidak bisa meraih masa depan yang indah dan penuh kebahagiaan. Meskipun banyak rintangan yang menghadang, bukan berarti kita menyerah pada keadaan. Cukup ikh...