Penantian Terindah #4

1K 54 0
                                    

Hanya Allah pemilik skenario, dan tak ada satu pun manusia yang bisa menandinginya.

🌷🌷🌷

"Bang Fian ?" kata Nesha terkejut, membuat kedua sahabatnya mendongak, dan pria yang di panggil juga terkejut.

"KAMU...!!"

~~~

Hening, baik Nesha, Dira dan Fajar tak ada yang mengeluarkan suara. Mereka semua terdiam dengan ekspresi bingung yang terlihat jelas.

Ekhemm

"Kamu orang yang di bandara waktu itu kan ?" tanya Fian memecah keheningan.

Lia tak menjawab, dia masih berusaha menenangkan dirinya yang shock dengan kejadian yang menimpanya hari ini.

"Tunggu," kata Fajar sambil melihat Fian dengan pandangan menyelidik. "Kamu kenal sama Aulia ?"

"Oh, jadi namanya Aulia. Kenalin nama aku Alfian Lazuardi Fahreza, kamu bisa panggil aku Fian, Ardi atau Reza. Asal jangan panggil aku Al, takutnya ada yang ngamuk." kata Fian terkekeh.

"Yeee... Modus kamu bang...!! Siapa suruh punya nama kembaran sama bang Abi." sindir Nesha.

"Ehh, ucil, sejak kapan di situ ? Kog aku nggak tau."

Nesha hanya memutar bola matanya malas. "Gimana mau tau, orang situ aja nggak pernah bisa liat cewek cantik."

"Nes, udah deh, nggak usah mulai lagi. Kamu tuh ya, abangnya kembali bukan di sambut dengan baik, malah ngajakin perang. Nggak kangen apa kamu sama aku ?"

"Iiddiiihhh.... Males banget. Kalo yang pergi bang Abi, pasti aku rindu banget. Kan bang Abi baik, nggak kaya abang, bisanya bikin aku kesel aja."

"Oh jadi begitu yah, kamu sekarang. Oke, kita liat saja nanti, akan aku buat kamu nangis darah karena bang Abi nggak akan bela kamu lagi."

Dannnn... Begitulah perdebatan kedua orang itu, yang membuat orang di sekitarnya merasa bingung.

"Oke kita lihat saja nanti, aku rasa kali ini aku yang akan menang." kata Fian yang masih belum mau mengalah.

"Jangan harap, aku nggak akan__"

"STOOOPPPP...!!! STOP....!!"

Fajar akhirnya menghentikan perdebatan unfaedah yang di lakukan oleh dua makhluk lawan jenis yang ada di depannya. Dia menatap mereka dengan pandangan mengintimidasi, sedang yang di tatap hanya menunjukkan senyum lima jarinya.

"Jadi ?"

"Hehehe... Maaf bang," kata Fian sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Oh iya, sampek lupa."

Fian kemudian memutari meja menuju ke arah Nesha.

"Bang, kenalin. Ini namanya Nesha, adek sepupu terbandel dan tercerewet yang pernah ada di sepanjang sejarah kehidupan Alfian." kata Fian sambil mencubit pipi Nesha.

"Bang Fiannnn....!!" teriak Nesha murka, sedangkan tersangka hanya tertawa tanpa rasa bersalah.

Karena begitu kesal dengan abangnya, Nesha kini terlibat aksi kejar-kejaran yang membuat suasana di cafe itu sedikit tidak kondusif.

Penantian Terindah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang