Penantian Terindah #23

666 48 2
                                    

Sesalilah kesalahanmu, dan jadikan kesalahan sebagai guru di masa depan.

🌸🌸🌸

Hidup dan mati seseorang memang merupakan rahasia besar yang hanya Allah saja yang mengetahuinya. Kematian adalah satu hal yang pasti akan menghampiri setiap hamba yang bernyawa. Bahkan datangannya tidak dapat di prediksi, meskipun itu pada bayi yang baru saja lahir.

Berita kematian Aulia telah menyebar dan meninggalkan kesedihan bagi yang mendengarnya. Bahkan banyak yang tidak percaya pada kabar tersebut. Terbukti pada Alfian yang sejak beberapa jam setelah melihat jenazah Aulia masih tetap termenung di taman rumah sakit. Padahal saat ini jenazahnya telah di bawa pulang ke rumah duka dan akan segera di kebumikan beberapa jam lagi.

Lagi-lagi hanya helaan nafas berat yang keluar dari Alfian, sedangkan pandangannya menatap kosong ke hamparan rumput di taman rumah sakit. Bahkan dia sudah tidak peduli lagi jika di tinggal pulang abangnya, karena dia butuh waktu sendiri untuk menenangkan diri untuk menerima kenyataan.

"Kepergiannya sungguh menyisakan kepedihan pada banyak orang."

Kata seseorang yang tengah berdiri di sebelah Alfian, menarik perhatiannya. Alfian mengalihkan perhatiannya pada seorang gadis dengan setelan dokter yang tengah berdiri di sampingnya.

"Kamu? Bukankah..." tanya Alfian setengah tidak percaya melihat kondisi seorang dokter di sebelahnya.

"Yah, aku adalah Nadira, sahabat Lia." katanya dengan senyum yang sedikit di paksakan.

Sungguh, Alfian yakin jika kepergian Aulia membawa dampak besar bagi semua orang. Terlihat jelas sekali pada dokter muda di sebelahnya yang kondisinya sangat kacau dengan mata sembab setelah menangis.

"Dia adalah sosok yang sangat baik, sabar dan penyayang. Bahkan dia tetap berbuat baik, tanpa menyimpan dendam sedikit pun pada orang yang telah berbuat jahat padanya." kata Nadira dengan pandangan yang menerawang, mengenang semua kebaikan Aulia.

"Kini kita hanya bisa mengenang sosoknya dan mendoakannya..." katanya sambil menghela nafas berat, sebelum mengalihkan tatapannya pada Alfian. "... Tapi, terlepas dari semua hal itu. Nyatanya dia masih tetap bersama kita ... di sini." kata Nadira tersenyum tulus dengan tangan di depan dadanya.

Sedangkan Alfian, entah kenapa saat melihat ketulusan dan ketegaran sahabat Aulia, untuk pertama kalinya hatinya merasa bergetar. Bahkan getaran yang dia rasakan melebihi saat dia merasa kagum pada sosok Aulia dulu.

Melihat ketegaran dari sosok di sampingnya, tak urung membuat hatinya menghangat. Alfian membalas senyum manis itu, sebelum akhirnya dia menundukkan pandangan.

"Kamu benar. Aulia, Dia hanya raganya saja yang pergi dari kita. Tetapi jiwa dan kehangatannya akan tetap melekat di benak kita." kata Alfian dengan senyum menawannya. Sedangkan Nadira memilih menundukkan pandangannya.

Merasa tidak mendapat respon dari gadis di sebelahnya, Alfian akhirnya berdiri dari tempat duduknya, membuat Nadira ikut menoleh ke arahnya. Saling melemparkan senyum untuk menguatkan, sebelum akhirnya mereka berbalik dan pergi dari tempat itu.

Namun tanpa mereka sadari, ini adalah awal dan akan ada banyak sekali kejadian yang akan mereka hadapi.

***

Suasana pemakaman sore itu di warnai dengan kesedihan yang begitu pekat. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang merasa kehilangan sosok saudara yang begitu sabar dan penyayang.

Tangis para petakziah semakin menjadi saat tubuh Aulia perlahan tertutup oleh tanah. Bahkan ada beberapa yang pingsan karena tidak mampu menahan kesedihan di hatinya.

Penantian Terindah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang