Penantian Terindah #19

707 45 2
                                    

Ketika takdir telah tiba dan engkau tak akan pernah bisa lari darinya.

🌱🌱🌱

"Baiklah, Alby akan penuhi surat wasiat dari kakek. Jika Alfian yang menjadi mempelai laki-lakinya."

~~~

Suasana ruang tamu kembali mencengkam setelah Alan, adik dari Nadia mengatakan isi surat wasiat kedua yang merupakan janji dari Haidar, kakek Alby dengan sahabatnya. Di tambah lagi dengan jawaban Alby yang membuat semua orang bertanya-tanya. Apalagi dia langsung pergi setelah mengatakannya. Memang sudah menjadi rahasia umum jika Alby paling tidak suka dengan sebuah perjodohan. Apalagi melihat dari masa lalunya. Tapi kali ini tentu sangat berbeda, apalagi dengan jawaban Alby yang terkesan seperti ada maksud lain di dalamnya.

Semua orang di sana masih tenggelam dengan pemikiran masing-masing, sedangkan Alby sudah pergi entah kemana. Bahkan Alfian yang biasanya cerewet, kini justru hanya menatap kosong ke arah depan. Tepatnya ke arah dokumen yang merupakan surat wasiat dari kakeknya.

"Lan, kamu serius dengan perjodohan itu. Maksud mbak, kenapa ayah dulu nggak pernah cerita ke kita. Lagi pula kenapa ayah justru memilih untuk menjodohkan cucunya, bukan anaknya." kata Nadia memecah keheningan.

"Ya kali mbak, aku nikah dengan sesama jenis. Lagi pula saat itu ayah juga tau kalo mbak itu lebih memilih mas Azzam dari pada adiknya bang Hasan." kata Alan frontal pada Nadia.

"Tapi tunggu dulu deh, Lan. Bukannya anaknya Hasan sudah menikah semua. Seingatku yang terakhir itu si Alyn istrinya Fajar." interupsi Azzam yang sejak tadi hanya diam.

"Loh, bukannya di acara nikahannya Fajar ada seorang gadis yang deketin Alby ya waktu itu." kata Alan kebingungan.

"Seorang gadis?" kata Nadia dan Azzam bersamaan.

"Dia Sinta, nenek lampir yang suka bikin onar." sahut Nesha dengan santainya.

"Nenek lampir?" ulang semua orang.

"Ya, dan dia pernah hampir menjebak mas Al waktu itu." kata Nesha menatap Nadia yang juga tengah menatapnya.

Nesha menghela nafas, melihat ke semua orang sebelum melanjutkan perkataannya.

"Dan jika kalian bertanya apakah anak dari om Hasan sudah menikah semua, maka jawabannya adalah belum. Karena mbak Alyn masih punya seorang adik perempuan. Namanya Aulia, bukan Sinta."

"Aulia?" tanya Alan pada putrinya.

"Apakah dia ... Aulia, apakah dia?" kata Nadia yang masih terkejut, karena memang dia tidak melihat keberadaan Aulia di pesta pernikahan Fajar waktu itu.

"Iya, aunty. Dia adalah gadis yang selalu Aunty ceritakan ke Nesha. Dia adalah teman Nesha." kata Nesha meyakinkan.

"Kamu kenal sama dia, Bund?" tanya Azzam pada istrinya.

"Iya, Uncle. Dia adalah orang yang pernah nolong Uncle saat kecelakaan waktu itu." kata Nesha semakin bersemangat.

"Yasudah kalo sama gadis itu sih ayah sama bunda setuju-setuju saja. Dia juga gadis yang baik. Tapi saat ini masalahnya adalah Alby, kenapa dia tidak mau menerimanya. Apakah mereka sudah pernah bertemu dan memiliki masalah?" kata Azzam.

"Hmm, lebih baik kita beri waktu Alby untuk memikirkannya. Karena pernikahan bukanlah hal yang dapat di jadikan permainan." kata bunda menengahi.

Penantian Terindah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang