Penantian Terindah #11

808 56 2
                                    

Tak ada kejahatan yang kekal di dunia ini, karena sungguh tiada keraguan pada siang dan malam.

🌛🌟🌜

Alby berlari menuju sebuah rumah yang sangat megah setelah keluar dari mobilnya. Dia segera membuka pintu dan masuk ke dalam rumah. Namun langkahnya terhenti ketika dia baru saja sampai di ruang tamu, dan melihat bundanya yang tengah berdiri dengan tangan bersedekap di depan dada serta tetapan tajam seakan ingin mengulitinya.

"Bagus, di telefon nggak di angkat, di chatt juga nggak di bales. Bunda heran deh, sesibuk apa sih kamu, sampai nggak ada waktu untuk balas panggilan bunda ? atau kamu udah nggak peduli sama bunda kamu." kata bunda Alby dramatis.

Alby menghembuskan nafas berat. Dia harus ekstra sabar menghadapi bundanya jika sudah merajuk seperti ini.

"Bunda, bukannya Abi nggak peduli sama bunda. Tapi tadi di kantor memang benar-benar sibuk. Maaf jika Abi belum sempat jawab panggilan dari bunda." kata Alby menenangkan bundanya.

"Tapi tadi waktu bunda telefon Eka, katanya meeting kamu udah selesai. Kamu sengaja mau bohongin bunda yah."

"Ya Allah, bunda kog ngomong gitu sih. Demi Allah, Abi nggak ada niatan sedikit pun buat bohong sama bunda. Tadi itu Abi lagi periksa beberapa berkas, dan Abi lupa kalo ponsel Abi masih di silent."

"Yang bener, kamu nggak lagi bohong kan."

"Bunda nggak percaya sama Abi ?"

"Bukan begitu, tapi awas aja kalo kamu berani bohong sama bunda. Bunda nggak akan ridho dunia akhirat pokoknya. Ngerti kamu !" ancam bundanya.

"Iya bunda."

"Yaudah, sana kamu siap-siap. Nggak lupa kan ini hari apa ?"

"Iya bunda."

***

Keluarga Alby turun dari mobil setelah sampai di depan sebuah gedung yang di gunakan untuk acara resepsi pernikahan Fajar dan Alyn. Mereka segera masuk dan bergabung bersama tamu undangan yang lain. Ayah dan bunda Alby pergi ke sebuah meja untuk menemui keluarga Alyn dan mengucapkan selamat pada mereka. Alfian juga telah pergi menemui teman-temannya waktu SMA, karena Alfian dan Alyn teman satu sekolah di SMA dulu. Sedangkan Alby, dia lebih memilih berjalan ke arah panggung untuk mengucapkan selamat pada Fajar dan Alyn yang saat itu telah sah menjadi sepasang suami istri.

Usai mengucapkan kata selamat, Alby turun dan mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Alby berharap akan bertemu dengan gadis yang di temuinya di butik waktu itu, yang sampai saat ini masih membuatnya penasaran. Bukan, bukan karena jatuh cinta atau apa, dia hanya ingin memastikan satu hal saja. Alby ingin memastikan jika yang di lihatnya itu hanyalah halusinasi saja, karena entah kenapa tatapan dari gadis itu begitu mirip dengan seseorang yang selama ini di carinya. Seseorang yang pernah datang, dan kini menghilang dari hidupnya.

Alby baru saja hendak melangkah menuju sebuah meja di sudut ruangan. Tapi langkahnya terhenti saat seorang gadis memanggilnya. Dia melihat Sinta yang berjalan ke arahnya dengan sebuah minuman di tangannya.

"Selamat malam pak Alby. Sudah lama yah tidak bertemu, bagaimana kabar bapak." kata Sinta dengan nada bicara di buat semanis mungkin.

"Baik." kata Alby cuek.

Alby menunjukkan sikap cueknya, tapi bukannya membuat Sinta jera, sikap itu justru membuat Sinta lebih gencar untuk menggodanya.

"Oh iya, pak Alby pasti haus. Ini Sinta bawakan minuman, spesial buat pak Alby."

Penantian Terindah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang