Penantian Terindah #7

860 56 0
                                    

Allah tak akan memberikan apa yang kamu minta, tapi Allah lebih tau apa yang terbaik untukmu.

🍁🍁🍁

Seorang gadis duduk termenung di salah salah satu bangku kosong di bawah pohon yang rindang. Hijabnya melambai tertiup angin, namun dari tatapan kosongnya semua tau begitu berat hal yang di fikirkannya. Apalagi sisa-sisa air mata masih terlihat jelas di wajahnya. Gadis itu tak lain adalah Lia. Dia begitu terpukul mengingat kejadian di rumahnya tadi malam.

'Lia, kamu pasti bisa. Mungkin dia bukanlah yang terbaik untukmu.' kata Lia menyemangati dirinya sendiri.

"Ternyata seorang gadis pemarah bisa sedih juga yah." kata seseorang yang menyandarkan tubuhnya di pohon.

Lia yang sempat terkejut menolehkan pandangannya ke kiri dan kanan.

"P_pak Alby ?" kata Lia gugup, mengingat pertemuan mereka yang sangat tidak masuk akal.

Alby kemudian berjalan mendekat ke arah Lia. Dia menatap dalam Lia, dengan mata elangnya yang menusuk dan wajah datar serta aura dinginnya. Hal itu membuat Lia takut dan lebih menundukkan kepalanya. Namun, tanpa Lia sadari, sebuah senyum terbit di bibir pria itu, saat melihat raut ketakutan di wajah Lia.

'Ya Allah, kenapa hamba harus bertemu dengan makhluk es saat ini.' batin Lia.

Tetapi, tiba-tiba sebuah sapu tangan terulur di depannya. Lia mendongak, dia sempat tak percaya jika yang melakukan hal itu adalah atasannya.

"Terima kasih." kata Lia menerima uluran sapu tangan itu, karena dia merasa tak enak juga dengan atasannya.

"Terkadang realita itu tak semanis apa yang kita fikirkan. Karena Allah memberi yang terbaik, bukan yang lebih baik." kata Alby membelakangi Lia.

Namun, tanpa mereka sadari seseorang telah memperhatikan mereka dengan tatapan bencinya.

"Awas saja, gue akan buat hidup lo menderita Lia. Karena lo telah berani deketin pak Alby."

***

Aulia saat ini bisa bernafas lega, karena pekerjaannya telah selesai. Dia tersenyum puas melihat hasil laporan yang berjejer di atas mejanya.

"Alhamdulillah, akhirnya selesai juga. Hmm, setelah ini bisa menyerahkan laporan-laporan keuangan ini langsung ke pak Alby."

Lia pun langsung merapikan berkas-berkas itu. Tetapi, saat dia akan beranjak pergi, tiba-tiba suara adzan terdengar melalui mikrofon yang terhubung di sudut setiap ruangan.

"Alhamdulillah, sudah masuk waktu sholat Dzuhur. Lebih baik aku serahkan nanti saja, setelah sholat."

Lia pun akhirnya menaruh kembali berkas itu ke mejanya. Dia kemudian mengambil mukena dan bergegas ke mushola.

Sepeninggal Lia dari ruangan itu, tanpa Lia sadari ada seseorang yang sejak tadi memperhatikannya. Orang tersebut masuk ke dalam ruangan, dan membuka berkas yang akan Lia serahkan ke atasannya nanti. Sebuah senyum licik muncul di bibirnya. Orang itu menukar berkas yang ada di meja Lia dengan berkas palsu yang di buatnya.

"Rasakan Lia, inilah akibatnya jika lo berani deketin pak Alby gue."

Orang tersebut akhirnya keluar dari ruangan Lia dengan membawa berkas itu. Orang itu lalu berjalan ke arah tempat sampah terdekat, dan membuang semua berkas yang telah dia ambil dari meja Lia, dan segera pergi dari tempat itu.

***

Sungguh besar kasih sayang Allah kepada hambanya. Buktinya dapat kita lihat dalam perintah sholat lima waktu. Tanpa kita sadari, saat kita melaksanakan sholat secara tidak langsung kita telah melakukan gerakan yang membuat tubuh kita sehat. Bahkan salah satu organ tubuh yang tak bisa teraliri oleh darah bisa teraliri saat sujud.

Penantian Terindah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang