Penantian Terindah #31

666 47 1
                                    

Rasaku memang tidak akan pernah bisa hilang, tetapi biarlah waktu membawa pergi semua kenangan dan menyimpannya.

🌾🌾🌾

Waktu terus berlalu membawa semua peristiwa senang sedih bersamanya. Tetapi semakin hari dan semakin jauh waktu berjalan, entah mengapa rasa menyesal dan sedih itu justru semakin dalam membekas dalam benak Alby. Katakan dia gagal move on, tapi memang nyatanya bayang-bayang Bintang a.k.a Aulia memang tidak mau beranjak dari hatinya.

"Hufffhhh" sebuah helaan nafas berat berkali-kali keluar dari bibir Alby. Yah, saat ini dia tengah merasa gusar akan beberapa masalah yang akhir-akhir ini selalu menghampirinya. Di tambah lagi dengan sebuah rencana perjodohan konyol yang terulang kembali.

Alby sungguh merasa frustrasi dengan semua keputusan bundanya. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan perjodohan itu, dan Alby juga sadar akan kondisinya saat ini yang notabenenya adalah kakak dari Alfian yang sebentar lagi akan mengubah statusnya.

Memang, semua orang tidak mempermasalahkan jika Alby belum ingin serius dengan seseorang. Namun, posisinya yang sebagai kakak dari Alfian membuat Nadia _ibu Alby_ lagi-lagi merecokinya perihal jodoh. Nadia kali ini memang tidak memaksa anaknya untuk menikah dahulu, dia juga tidak mau memaksa putra sulungnya yang saat ini keadaannya tidak baik.

Akan tetapi, keputusan Nadia yang menginginkan pertunangan Alby dengan anak dari sahabat suaminya justru membuat Alby semakin merasa tertekan. Alby tau sebenarnya niat bundanya itu baik, tapi Dia tidak mau menyakiti hati seorang perempuan dengan memberi harapan. Lalu pertunangan bukanlah sebuah ide yang bagus dalam menyelesaikan semuanya, karena saat ini hingga entah sampai waktu di tentukan nanti dia tidak mau bermain-main dengan seorang wanita atau pun memberinya harapan. Namun, lagi-lagi dia hanya bisa pasrah, karena untuk menolak pun Alby tidak akan pernah sanggup.

Drrrttt drrrtttt drrttt

Sebuah getaran di meja nakas menyadarkan Alby dari lamunannya. Setelah melihat id dari si penelpon, Alby langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Iya, Wa'alaikum salam, ada apa mbak."

"..."

"Oke, terima kasih. Nanti mbak kirim hasilnya lewat e-mail saja."

"..."

"Ian masih di apartemen, mungkin nanti siang Ian akan melakukan kunjungan. Lagi pula tadi Ian sudah hubungi Om dan Nesha."

"..."

"Oke, terima kasih mbak. Wa'alaikum salam."

Alby meletakkan ponselnya setelah mendapat kabar dari sekretarisnya. Yah, saat ini Alby sedang berada di luar kota untuk melakukan kunjungan ke beberapa cabang perusahaan, sekaligus meninjau perkembangan perusahaan peninggalan kakeknya _Ivander grup_ yang sempat hampir mengalami kebangkrutan.

Alby memang tidak menginginkan harta warisan dari kakeknya dan menyerahkannya kepada pamannya, tapi semua itu tidak gampang. Karena biarpun perusahaan itu di pimpin oleh pamannya, tetapi nama dan hasil perusahaan sebagian harus atas nama Alby. Jadi, mau tidak mau Alby harus tetap memantaunya, selain itu juga sebagian saham di Ivander adalah milik Fahreza.

Melihat jam di nakas, Alby memutuskan untuk keluar dari apartemen menuju restoran terdekat untuk mengisi perutnya sebentar, sebelum pergi ke perusahaan kakeknya siang nanti.

***

Bekerja menjadi pegawai kantor sekaligus asisten pribadi dari seorang serigala berbulu domba ternyata tidak semudah yang di bayangkan oleh Aliza. Di kantor mungkin dia bisa bersikap sewajarnya orang pada umumnya, tapi setelah semua pekerjaan selesai dia akan kembali pada dunia gelap yang berisikan jiwa-jiwa putus asa.

Penantian Terindah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang