Penyesalan pasti terjadi, namun kembali ke masa lalu adalah suatu hal yang mustahil.
💧💧💧
Pintu ruang rawat tiba-tiba terbuka dengan paksa, menampilkan sosok Nadhira yang berdiri di depan pintu dengan pandangan haru. Dia langsung berjalan ke arah Devi dengan air mata yang mengalir deras.
"Mama..."
Kebingungan terlihat jelas di wajah keluarga Mumtaza. Pasalnya Devi hanya memiliki seorang putri saja dan itu adalah Sinta. Namun tiba-tiba saja Nadhira masuk ke dalam ruang rawat dan memanggil Devira dengan mama.
Nadhira yang masih sesenggukan berjalan ke arah brankar, lalu tanpa aba-aba langsung memeluk erat Devi sambil menangis. Sedangkan Devi yang merasa bingung hanya bisa mengusap punggung Nadhira yang bergetar.
Hening, cukup lama ruangan tersebut terasa mencengkam dengan suara isak tangis dari Nadhira. Hingga suara Devi memecah keheningan.
"Kamu siapa?" kata Devi lemah.
Nadhira yang mendengar suara lemah ibunya segera mengangkat tubuh dan duduk di sebelah ibunya. Dhira mengusap air matanya yang masih terus mengalir dan menggenggam erat tangan Devira.
"Ini aku Ma, Nadhira, putri kandung Mama." kata Nadhira sambil tersenyum.
"Nggak mungkin__"
"Apa maksud kamu, Nak? Bagaimana bisa kamu adalah putri kandung istri saya. Sedangkan kami hanya memiliki seorang putri saja." kata Raffa mewakili semua orang disana.
Nadhira hanya tersenyum ketika mendengar pertanyaan tersebut yang terlontar dari Raffa -ayahnya sendiri-, karena memang hal itu sudah di prediksi olehnya. Nadhira lalu menyerahkan sebuah amplop putih khas rumah sakit pada Raffa, kemudian menatap semua orang dan menceritakan kejadian 23 tahun lalu yang pernah di ceritakan oleh orang tua angkatnya.
Flashback On
Kebahagiaan tengah meliputi keluarga Mumtaza atas kelahiran putri bungsu dari Hasan. Hasan dan seluruh keluarganya mengucapkan syukur karena baik ibu dan bayinya sehat. Meskipun putri bungsunya ini lahir lebih cepat dari perkiraan karena sebuah insiden.
Asma yang baru saja sadar berulang kali mengucapkan syukur saat melihat kondisi bayinya baik-baik saja. Dia merasa menyesal sekali, karena kecerobohannya yang tidak hati-hati saat berjalan, sehingga membuatnya terpeleset dan hampir saja membahayakan bayi yang sedang di kandungnya.
Sudah hampir seminggu Asma hanya berbaring di brankar karena kondisinya yang lemah. Sedangkan putrinya masih berada di inkubator karena terlahir prematur. Namun sebuah kabar bahagia lagi-lagi menghampiri, karena pada hari itu juga Devira istri dari Raffasya Ahsan Mumtaza telah melahirkan putri pertamanya.
Namun tanpa mereka sadari, seorang wanita paruh baya tengah menaruh dendam. Dia dengan berniat menukar cucunya yang saat itu baru saja lahir dengan putri dari Hasan. Namun usahanya gagal karena putri bungsu dari Hasan kondisinya masih sangat lemah karena terlahir prematur. Sehingga wanita itu menukar cucunya dengan putri dari Raffa. Baru saja dia berhasil menukar bayi tersebut, seseorang telah memergokinya yang akan meletakkan bayi Raffa ke ranjang bayi cucunya.
"Ibu, apa yang ibu lakukan dengan putriku." kata wanita yang lebih muda.
"Syuuttt, diam saja kamu anak sialan. Kamu dan anakmu ini telah membuat hidupku sengsara. Jadi kali ini berikan sesuatu yang lebih berguna untukku." kata wanita itu.
"Nggak, aku nggak akan biarkan ibu menukar bayiku." kata wanita muda setelah melihat identitas yang tertulis di boks bayi tersebut.
"Diam kamu Manda! Asal kamu tahu. Baik kamu maupun anakmu itu hadir karena sebuah kesalahan, kalian itu adalah anak haram. Seharusnya kamu berterima kasih sama ibu. Karena dengan ibu yang menukar bayimu, maka hidupmu akan bahagia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian Terindah ✅
SpiritualHidup dengan sebuah masa lalu yang kelam memang bukanlah pilihan. Namun, bukan berarti kita tidak bisa meraih masa depan yang indah dan penuh kebahagiaan. Meskipun banyak rintangan yang menghadang, bukan berarti kita menyerah pada keadaan. Cukup ikh...