Terkadang apa yang terlihat di depan mata bukanlah kenyataan yang sesungguhnya.
🌥🌥🌥
Langkahku terhenti ketika kaki ini telah memasuki lantai teratas dari perusahaan Madani Corp. Sungguh rasanya Aku begitu lelah dengan kehidupan ini, tapi Aku harus terus semangat, karena setelah ini Aku akan membuka lembaran hidup baru dan itu pun jika pengobatanku nanti akan berhasil. Tetapi tidak adakan larangan bagiku untuk terus berharap akan takdir yang indah.
"Darimana saja Kamu, Dek?"
Sebuah interupsi mengagetkanku yang memang masih bergelut dengan pemikiranku, tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi nanti. Tapi semuanya harus buyar karena ulah manusia super menyebalkan yang ada di depanku. Aku memutar bola mataku malas, ketika melihat sosok pria yang ada di hadapanku.
"Mas El, nggak bisa ya, sehari saja nggak bikin Aku kesel."
"Oke, Aku minta maaf. Tapi Aku sangat khawatir sama Kamu yang tiba-tiba ngilang, Dek."
"Terserah." kataku melenggang pergi dari hadapan Mas El yang terlihat pasrah.
***
Dalam perayaan hari ulang tahun perusahaan kali ini, Fahreza Corp akan mengadakan sebuah pesta kecil yang hanya mengundang beberapa perusahaan yang menjadi partner bisnisnya saja. Selain karena merupakan sebuah agenda wajib tahunan, acara ini juga di laksanakan dengan tujuan untuk memperkenalkan Marissa sebagai calon istri Alby dan sebagai pesta pembuka dari pernikahan Alby yang akan di adakan sebentar lagi.
Acara perayaan ulang tahun perusahaan Fahreza Corp berjalan dengan meriah. Meskipun hanya di hadiri oleh beberapa rekan kerja dan beberapa kerabat.
Satu persatu tamu undangan mengundurkan diri dan kini hanya menyisakan sahabat dan kerabat serta keluarga dari Marissa yang memang sengaja di undang. Aulia, yang memang di undang dan datang dalam acara perayaan ulang tahun perusahaan Fahreza Corp, sejak datang lebih memilih menjauh dari keramaian.
Di sinilah Aulia berada, Dia tengah memandang gelapnya langit malam di taman samping rumah keluarga Fahreza sendirian. Sebenarnya Dia tidak benar-benar sendirian, karena beberapa kali Nesha dan Nadhira menghampirinya. Hanya saja Dia memang tidak berniat bergabung bersama yang lain untuk berpesta.
Alasannya cukup mudah, karena Dia memang tidak suka tempat bising dan ramai yang tanpa sadar membuat kepalanya semakin pusing. Apalagi acara ini tidak murni acara ulang tahun dan Aulia memang tidak ada niatan untuk mencari masalah dengan Marissa.
Acara telah usai beberapa jam yang lalu dan malam sudah semakin larut. Ingin rasanya Aulia segera pergi dari tempat menyesakkan itu, tetapi lagi-lagi Dia tidak bisa karena keluarganya masih membahas beberapa permasalahan disini. Sedangkan Aulia sendiri, tengah mati-matian menahan segala rasa sakit yang sejak tadi menderanya, baik di hati bahkan di seluruh tubuhnya.
Segelas teh hangat tiba-tiba terulur di hadapan Aulia yang tengah menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Menyadari ada seseorang yang berada di dekatnya, Aulia mendongak dan mendapati sosok kakak sepupunya yang tersenyum hangat padanya. El memberikan secangkir teh hangat pada Aulia dan menyampirkan jaketnya pada adik sepupunya yang terlihat sedang tidak baik-baik saja.
"Terima kasih, Mas."
"Sama-sama."
"Kenapa Kamu melakukan ini, Dek?"
Sebuah helaan nafas panjang terdengar dari Aulia. Dia sangat tahu apa maksud dari kakaknya ini. Tapi, apa yang dapat Dia lakukan, apalagi melihat kondisinya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian Terindah ✅
SpiritualHidup dengan sebuah masa lalu yang kelam memang bukanlah pilihan. Namun, bukan berarti kita tidak bisa meraih masa depan yang indah dan penuh kebahagiaan. Meskipun banyak rintangan yang menghadang, bukan berarti kita menyerah pada keadaan. Cukup ikh...