Terkadang tanpa kita sadari, sebuah ketenangan menyimpan beberapa bahaya yang menyeramkan.
🐚🐚🐚
Gelap, itulah suasana yang telah menyelimuti keadaan Aliza selama lebih dari sebulan ini, karena selain bekerja di kantor Dia juga menjadi asisten pribadi sekaligus alat bagi Safira untuk menjalankan rencana jahatnya. Untuk sesaat Aliza ingin menyerah pada misinya saat mengetahui rencana jahat Safira pada dua perusahaan besar itu. Tapi setelah memahami beberapa maksud tersembunyi dari pembicaraan Sinta dan pria asing itu, kini Aliza kembali memantapkan niat awalnya.
Apalagi setelah mengetahui identitas pria misterius yang ternyata adalah malaikat penolongnya. Yah, meskipun kehadiran pria itu yang sempat membuatnya putus asa, namun kejadian selanjutnya justru membuat Aliza kesal bukan main. Jangan tanyakan bagaimana pertemuan Aliza dengan pria itu, tapi yang jelas saat ini tujuan utamanya adalah Sinta. Dan setelah ini akan Aliza pastikan semua akan berakhir, karena sungguh Aliza ingin segera mengakhiri permainan tidak berguna ini dan cukup sudah kebahagiaan Safira yang menuruti nafsu dan jiwa iblisnya.
Tak tak tak
Suara ketukan sepatu dengan lantai menggema terasa menyatu dengan suasana lorong gelap nan sepi. Berada dalam situasi ini mungkin akan membuat beberapa orang berteriak histeris, karena lorong gelap nan sepi ini merupakan jalan satu-satunya menuju ruang penyekapan. Tidak hanya itu, dalam ruangan itu juga merupakan tempat yang menjadi saksi dari jiwa psycho seorang Safira.
Hanya ada beberapa orang saja yang beruntung dan dapat keluar dari ruangan itu dalam keadaan hidup, dan itu pun dengan kondisi mengenaskan. Karena Safira tak segan untuk membunuh orang yang tidak mau menuruti keinginannya.
"Wah, wah. Sungguh adegan yang sangat romantis sekali dari sepasang kekasih." kata Aliza menatap datar Sinta dan Elrhan -suaminya- yang saling menguatkan dengan kondisi Elthan yang sangat mengenaskan.
"Kalian, bawa tahanan itu pada Master El, sekarang juga." perintah Aliza dengan sebuah senyum sinis di bibirnya.
"Aliza, saya mohon. Jangan sakiti dan bunuh suami saya. Tolong bebaskan suami saya, biarkan kami hidup bahagia." kata Sinta memohon di hadapan Aliza.
Melihat Sinta yang bertekuk lutut di depannya, membuat Aliza a.k.a Aulia tidak tega. Tapi hanya ini cara satu-satunya untuk membebaskan mereka. Lagi pula Aliza sangat percaya dengan seorang pria berwajah dingin, arogan dan menyebalkan yang di sebut dengan Master El itu, dan hanya dia penolong kali ini. Namun, image yang di bangun pria itu sungguh luar biasa. Karena semua yang berada dalam genggamannya akan di kabarkan mati.
"Aliza, saya mohon." kata Sinta memohon dengan tangis pilu.
"Kalian, cepat bawa pria itu!" kata Aliza sekali lagi mengacuhkan keberadaan Sinta yang menangis pilu.
"Jangan, berhenti...!!" teriak Sinta berusaha menghentikan para penjaga yang ingin membawa pergi Elthan.
"Jika kalian ingin membawa Elthan, maka bawa sekalian aku. Buat apa aku hidup jika suamiku akan di bunuh." kata Sinta pilu.
"Sinta, Sayang. Aku mohon, tetaplah di sini dan biarkan aku pergi. Berjanjilah sama aku, kalau kamu akan baik-baik saja." kata Elthan.
"Tidak, aku... hiks..."
"Syuuttt... Aku mohon, kamu harus kuat. Demi anak kita, tolong jaga dia untukku. Sayangi dan rawat dia, hingga sukses suatu hari nanti." kata Elthan pada Sinta.
Melihat kejadian di depannya, membuat Aliza terharu. Tapi dia tidak bisa menunjukkan hal itu, dan tetap mempertahankan ekspresi datarnya. Sungguh Aliza tidak sanggup menahan lebih lama, dan ingatkan padanya untuk memberi pelajaran pada orang yang telah memberi pekerjaan sadis ini padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian Terindah ✅
SpiritualHidup dengan sebuah masa lalu yang kelam memang bukanlah pilihan. Namun, bukan berarti kita tidak bisa meraih masa depan yang indah dan penuh kebahagiaan. Meskipun banyak rintangan yang menghadang, bukan berarti kita menyerah pada keadaan. Cukup ikh...