Penantian Terindah #17

767 47 4
                                    

Tak ada harapan semu yang berasal dari-Nya

🌱🌱🌱

Wisuda dan lulus dengan nilai yang memuaskan adalah harapan bagi setiap mahasiswa. Tak terkecuali Aulia, dia adalah mahasiswa yang terkenal dengan prestasi dan kemampuan yang sangat luar biasa. Namun sebuah hal yang tak di inginkan terjadi di acara wisudanya, sehingga menimbulkan beberapa masalah baru.

"Baiklah, kini tiba saatnya kita umumkan siapa mahasiswa yang telah berhasil meraih nilai camlaude pada tahun ini." kata pembawa acara di sambut oleh tepuk tangan meriah dari semua orang.

Suasana ruangan itu tiba-tiba memanas, karena semua mahasiswa merasa berdebar menunggu pengumuman. Begitu juga Aulia, rasanya dia ingin mati saja karena sejak tadi perasaannya tidak karuan. Dan satu-satunya hal yang dia harapkan saat ini adalah acara yang segera selesai.

"Tapi sebelumnya, kepada bapak Alby kami haturkan terima kasih banyak atas ilmunya."

Alby pun turun dari panggung dengan aura dingin yang kental. Tapi hal itu justru membuat para mahasiswa semakin mengaguminya. Terdengar dengan keras, teriakan para mahasiswi yang begitu menggebu-gebu. Kecuali Aulia yang tengah menyembunyikan dirinya karena merasa risih dengan kondisi saat ini.

"Aku yakin kali ini pasti aku mahasiswi beruntung itu. Mas Alby, calon suamiku tunggu, aku pasti datang." teriak Sinta yang duduk di depan Aulia.

"Heh, cewek jadi-jadian. Lo tuh kalo ngimpi jangan ketinggian deh. Ke mana-mana tuh mas Alby nggak akan pernah cocok sama elo." balas Nesha yang duduk di sebelah Aulia tidak terima.

"Eh, emangnya lo tuh siapa, berani menilai gue kayak gitu. Asal lo tau yah, orang yang bilang seperti itu pasti buta akan pesona dan kecantikan dari seorang Sinta Ayu Dewi." kata Sinta percaya diri.

"Idiiihhh... Kalo gue yang jadi mas Aby, gue justru jijik liat muka peot lo."

"Apa lo bilang! Lo pikir__" kata Sinta terputus karena pembawa acara sudah kembali untuk membacakan pengumuman.

"Baiklah, mohon perhatiannya."

"Terima kasih. Baiklah, kini tiba saatnya kita akan memanggil mahasiswa dengan sejuta prestasi yang telah memberikan kejutan-kejutan luar biasa dari hasil karyanya. Seorang mahasiswi teladan, mari kita sambut dengan tepuk tangan meriah..."

"..., Najmi Aulia Mumtaza, seorang gadis yang bersinar seperti bintang."

Bagai tertiup angin yang cukup besar. Benarkah orang yang di sebut itu adalah aku. Aku benar-benar tidak bisa hanya untuk mengucapkan sebuah kata. Namun sebuah interupsi telah mengembalikan kesadaranku.

"Kepada mbak Aulia, kami persilakan maju ke depan untuk memberikan sambutannya." kata pembawa acara di iringi tepuk tangan meriah dari semua mahasiswa.

***

Bagai terjatuh di antara bintang-bintang rasanya. Aku tak menyangka jika hasil kerja kerasku selama ini telah berbuah manis.

Tasbih dan tahmid pun tak luput dari lisanku. Aku sungguh sangat bersyukur, karena Allah telah mengabulkan semua do'aku.

"Terima kasih, mbak Aulia atas sambutannya. Dan kami mohon, kepada bapak Alby kami persilakan maju ke panggung kehormatan kembali untuk menyerahkan piagam penghargaan." kata pembawa acara itu.

Aku sungguh terkejut mendengar perkataan pembawa acara itu. Namun yang bisa aku lakukan saat ini hanyalah pasrah dan berdoa agar setelah ini hidupku tenang, karena aku tau dengan pasti apa yang akan terjadi setelah ini. Jujur sebenarnya aku sudah sangat capek dengan keadaan seperti ini, di tambah lagi dengan gaun dan sepatu pilihan mbak Alyn yang merepotkan. Membuatku harus berhati-hati dan berulang kali melantunkan kalimat istighfar.

Penantian Terindah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang