49

10.7K 1.4K 143
                                    

"Oleh-oleh." Itu yang pertama kali diucapin Siyeon waktu dia masuk ke kelasnya Somi.

"Gue disana bantuin kerjaan bokap, bukan liburan," ucap Somi yang kesel karna penyambutan yang kurang etis dari sahabatnya itu.

Siyeon duduk di depan Somi, "Yah, nggak seru dong."

"Iya dong," bales Somi seadanya.


"Gimana? Lo udah jelasin semuanya ke Haechan?" tanya Siyeon buka topik baru.

Somi ngangguk seneng, "Udah kok, dia percaya sama gue."

"Bagus deh kalo gitu."

"Lo sendiri gimana sama Jinyoung? Udah dianggap pacarkah?" goda Somi.

Siyeon natep tajem Somi, "Memangnya kapan gue nggak dianggep?"

Somi ketawa sinis, "Ya ampun Yeon, lo itu bodoh atau gimana sih? Bahkan perlakuan Jinyoung itu lebih buruk daripada perlakukan Jeno ke lo."

Siyeon ngelirik Jeno yang nelungkupin kepalanya di meja. "Kenapa jadi bawa-bawa Jeno sih?"

"Gue akuin kalo dulu sikap Jeno dingin banget ke lo, tapi gitu-gitu dia masih inget sama ceweknya. Nah sedangkan Jinyoung?"

Siyeon cuma diem, kata-kata Somi ada benernya juga.

"Telfon nggak diangkat, sms nggak dibales. Dan parahnya lagi, dia nggak pernah ngasi lo alasan yang jelas dibalik hilangnya dia. Palingan mentok-mentok, ada urusanlah, nganterin mamalah. Gitu aja terus sampe Haechan kepalanya botak," ucap Somi menggebu-gebu. "Lo nggak nyesel ninggalin Jeno demi orang kayak gitu Yeon?"

Siyeon menghela nafas berat, "Nggak kok."

"Jangan bohong. Lo masih sayang kan sama Jeno? Nggak usah gengsi."

"Sebenarnya waktu ini, Jeno mau ngajak gue balikan."

"Terus?" tanya Somi antusias.

"Gue nggak maulah, orang gue masih pacaran sama Jinyoung."

Rasanya Somi pingin nyakar muka sahabat yang ada di depannya ini. "Yaudah sih, putusin Jinyoung terus balikan sama Jeno. Gampang kan?"

"Gue juga sayang sama Jinyoung, lagipula Jeno udah pacaran sama Eunbin," ucap Siyeon santai.

"Ya ampun Yeon, bahkan readers back to you pun yakin seratus persen kalo Jeno bakal milih lo daripada Eunbin," ucap Somi kesel.

"Tauah gelap," ucap Siyeon yang mulai stres dengan semua ini.

Somi yang juga ikut stres sama jalan cinta Siyeon lebih milih buat main game di hpnya.




"Tu anak tidur apa mati sih? Nggak gerak-gerak daritadi," ucap Siyeon tiba-tiba.

Somi yang lagi fokus sama hpnya langsung ngalihin pandangannya ngikutin arah mata Siyeon.

"Tau tuh, daritadi molor terus. Tumben banget dia nggak ke kantin sama temen-temen bobroknya," ucap Somi. "Samperin sana."

"Lo nyuruh gue?" tanya Siyeon sambil nunjuk dirinya sendiri.

"Ya iyalah Ijah!" jawab Somi kesel.

"Nama gue Siyeon, bukan Ijah," kata Siyeon polos.

"Serah lo deh, pusing gue lama-lama ngomong sama lo," ucap Somi terus ninggalin Siyeon.

Dan jadilah sekarang Siyeon cuma berdua sama Jeno di kelas. Ragu-ragu Siyeon jalan nyamperin Jeno terus duduk di depan cowok itu.




"Jeno?" panggil Siyeon yang nggak ditanggepin sama Jeno.

Ya iyalah nggak ditanggepin, orang Jenonya pake earphone, mana di denger.

Pelan-pelan Siyeon narik earphone yang kepasang di telinga Jeno. Jeno langsung gerak terus negakin badannya sekaligus ngumpulin nyawanya yang daritadi hilang entah kemana.

Siyeon sedikit kaget waktu liat muka Jeno yang sedikit pucet.

"Jen? Lo sakit?" tanya Siyeon.

"Kepala gue agak pusing," ucap Jeno sambil megangin kepalanya.

Siyeon nempelin punggung tangannya di dahi Jeno, "Badan lo panas. Kenapa nggak istirahat di UKS?"

"Males," jawab Jeno singkat.

"Ayo ke UKS, gue anterin," ajak Siyeon.

"Nggak usah, gue tiduran disini aja," ucap Jeno yang nelungkupin lagi kepalanya di atas meja.

"Tapi setidaknya lo dapet rebahan di UKS."

Jeno cuma diem.

"Jen, nanti badan lo sakit semua kalo tiduran disini," bujuk Siyeon lagi.

Bukannya nanggepin Siyeon, Jeno malah masang earphone yang tadi dilepas Siyeon.

"Jeno?" panggil Siyeon.


Siyeon ngelepas earphone yang kepasang di telinga Jeno ㅡlagi.


"Kenapa sih?!" suara Jeno mulai meninggi.

"Lo udah makan?"

"Mending lo keluar sekarang, daripada kepala gue tambah pusing," usir Jeno.

"Tapiㅡ"

"Keluar!!" Jeno nggak segan-segan ngebentak Siyeon.

Mata Siyeon memanas, entah kenapa hatinya tiba-tiba sakit waktu Jeno ngebentak dia. Dia cuma nunduk sambil gigit bibir bawahnya, berusaha keras biar air matanya nggak jatuh di hadapan Jeno.


"Lo budek?"


Kata-kata menusuk Jeno mampu buat nyawa Siyeon terhempas entah kemana.

"Maaf," lirih Siyeon terus cepet-cepet keluar dari kelas itu.

Siyeon terus jalan tanpa meduliin murid-murid yang ngeliatin dia karna nangis. Dia nggak tau mau kemana, tapi langkahnya bawa dia sampe ke gudang belakang sekolah, tempat paling sepi dan jarang dijangkau sama murid-murid yang lain.

Siyeon duduk di depan gudang sambil meluk lututnya dan nenggelemin kepalanya disana. Isakan-isakan kecil perlahan keluar dari mulut Siyeon.

Entah kenapa perlakuan Jeno kali ini buat dia sakit hati sampe segininya, padahal dia udah nggak ada hubungan apa-apa lagi sama Jeno, tapi tetep aja dia ngerasa kayak ada sesuatu yang nusuk dadanya.

"Sekali aja, kasi gue pulang bareng dia."

-••-








Tbc...

Chapter 50 bakal ada sesuatu yang menggemparkan dunia, wkwk alay banget dah. Tunggu kelanjutannya hari sabtu nanti yaa, selamat malam tanggal merah❣ Jangan lupa bantu vote SUNFLOWER ya chingu-deul, terimakasih❣

[1] Back To You ; Jeno Siyeon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang