Diagon Alley

6.7K 435 16
                                    

Another identity

Disclaimer: I am not own anything. Harry Potter belong to J. dan Alice Reed belong to Hinagiku Zeelmart

A/N: udah dapet izin dari kakak sepupu tercinta untuk ngikutin beberapa hal di Veela Soulmate. Cek aja di Wattpad profil Hinagiku Zeelmart. Warning: dia slow update soalnya mesti ngurusin puppy

Pair: Draco Malfoy/Female Harry Potter

Summary: Harrieta Potter di sortir masuk ke asrama Slytherin padahal banyak orang yang menebaknya masuk ke asrama Gryffindor atau Ravenclaw. Yang orang tidak tahu ia menyimpan rahasia.

Diagon Alley

Seorang gadis dengan rambut hitam berantakan dan berbola mata hijau berjalan santai menyusuri Diagon - orang tak menyadari bekas luka berbentuk petir di dahi yang tertutupi poni. Gadis berusia sebelas tahun itu tampak tidak canggung ketika memasuki toko pertamanya,Madam Malkin.

"Oh pelanggan duduklah disana. Aku akan melayanimu sebentarlagi"kata seorang wanita pemilik toko tersebut. Menuruti saran wanita itu, gadis kecil duduk dan membuat dirinya nyaman. "Hei,Hogwarts juga?"tanya seseorang. Gadis itu mencari arah sumber suara. Ia baru menyadari bahwa anak laki - laki yang dilayani oleh Madam Malkinlah yang mengajaknya berbicara.

"Ah ya"jawab pemilik bola mata hijau tersebut. "Asrama mana yang kau inginkan?"tanya anak laki - laki tersebut. Gadis kecil tersenyum,"Mana saja. Aku tidak terlalu memikirkannya."

"Aku ingin berada di Slytherin. Seluruh keluargaku disitu. Aku Malfoy,Draco Lucius Malfoy"kata Draco. Gadis itu menarik nafas. "Potter,Harrieta Dorea Potter"balas Harrieta.

"Kau gadis yang bertahan hidup"kata Draco terkejut.

"Stt.. jangan keras - keras"balas Harrieta.

Kini ganti, Harrieta yang diukur dan Draco yang menunggu. "Kau bersama siapa kesini?"tanya Draco lagi.

"Sendirian"jawab Harrieta. Seusai diukur, Harrieta memesan beberapa seragam lagi. "Malfoy, maksudmu pewaris Malfoy"kata Harrieta. Anak berambut pirang platina itu mengangguk. "Aku belum menyelesaikan belanjaku,bagaimana kalau kau tahu aku menemanimu belanja?"tawar Draco.

"Itu akan menjadi satu kehormatan bagiku"jawab Harrieta sopan. Gadis berambut berantakan itu kemudian mengelung rambutnya dan memakai tusuk konde kupu - kupu untuk menahannya.

Tujuan mereka selanjutnya adalah tongkat Ollivander. Draco mencoba tujuh belas tongkat sebelum ia menemukan tongkat Hawtron dengan inti unicorn. Harrieta menghembuskan nafas saat ia menunggu gilirannya. Secara tidak sadar, Harrieta menyentuh tongkat cherrynya yang tersembunyi.

"Ah Miss Potter, Giliranmu. "kata Pria tua bernama Ollivander tersebut. Gadis itu mengangguk. Setelah mencoba beberapa tongkat, Akhirnya ia mendapatkan tongkat dengan inti phoenix dan sebuah informasi yang menarik. Jadi ia memiliki dua tongkat sihir dengan yang sama namun dari dua phoenix yang berbeda. Harrieta harus memberitahu hal ini pada seseorang.

Harrieta menemukan Draco di depan emperioum owl, bersama dengan seseorang anak laki - laki. "Hei"sapa Harrieta. Draco pun menoleh. "Hai, kau sudah selesai?"tanya Draco. Harrieta mengangguk. "Ehem, Jika boleh tahu siapa ini?"tanya pemuda yang tampaknya memiliki darah Italia itu.

"Harrieta Dorea Potter, dan kau?"tanya Harrieta setelah ia memperkenalkan diri.

"Zabini,Blaise Zabini"jawab Blaise. Zabini? Satu dari netral pureblood.

"Senang bertemu denganmu, Pewaris Zabini"balas Harrieta sopan.

"Hentikan segala keformalan kalian. Kau ingin memberi binatang peliharaan Potter?"tawar Draco.

"Tentu saja."jawab Harrieta.

Ketika Harrieta memasuki toko itu, mata hijau indahnya terpaku pada seekor burung hantu salju. Ia pun memutuskan untuk membeli burung hantu itu. "Itu burung hantu yang sangat cantik Potter"puji Draco. Harrieta tersenyum. "Aku masih memikirkan namanya"kata Harrieta.

"Cobalah membuka buku - buku pelajaran, siapa tahu kau terinpirasi"saran Draco.

"Aku akan mengikuti saranmu"jawab Harrieta.

Mereka menyelesaikan belanja mereka menjelang makan siang. "Bagaimana kalau kita makan siang bersama?"tawar Draco.

"Aku harus menolak. Aku sudah harus kembali. Senang berkenalan dengan kalian berdua"kata Harrieta pamit. Ia berjalan menjauhi teman - teman barunya. Begitu ia berada ditempat sepi. "Kreacher,"panggil Harrieta. Seorang peri rumah muncul.

"Nona muda memanggil Kreacher"kata Peri rumah tersebut. Harrieta mengangguk. "Bawa belanjaanku. Ayo kembali"kata Harrieta.

Grimmauld place no 12 adalah tempat tinggalnya dan keluarga Black. "Ayah,ibu aku pulang"sapa Harrieta. Seorang wanita dengan rambut hitam dan memiliki bola mata berwarna hijau jernih menghampirinya. "Selamat datang kembali. Ganti bajumu dan kita bisa makan siang bersama"kata wanita itu.

"Ya bu"jawab Harrieta. Saat Harrieta menuju kamarnya, ia melewati lukisan nenek Walburga. "Halo nek."sapa Harrieta.

"Kau sudah kembali Lyra? Bagaimana belanjamu?"kata lukisan Walburga. "Menyenangkan nek"jawab Harrieta. Ia kemudian kembali kekamarnya untuk mengganti bajunya.

Another IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang